jangan khawatir ; Hualian (2)

280 20 0
                                    

"Semuanya...tidak ada yang membaik bukan?" Tanya xie lian, wajahnya tampak sedih seakan tak ada kekuatan untuk melawannya lagi.

"Tidak.." Huacheng berujar lembut, wajah xie lian yang sebelumnya menunduk kini menatap dokter tampan yang tengah duduk di hadapannya.

"Memang benar tidak ada yang berubah..tapi aku yakin dengan menjalani pengobatanmu dengan rutin dan melawannya..pasti, anda tidak akan merasa takut lagi.." Jelas huacheng, wajah xie lian tak berubah. Hanya tersirat kekecewaan dan kesedihan didalamnya.

Huacheng menghela nafas, dia juga sedang memutar otaknya. Mencari tahu apa yang bisa ia lakukan agar semuanya membaik.

"Sudah tiga tahun berjalan dan tidak ada yang berubah..aku lelah.." Lirih xie lian, huacheng bisa melihat mata lelaki itu yang berkaca-kaca. Huacheng mengulurkan tangannya, seakan meminta xie lian menyodorkan sesuatu kepadanya.

"Kemarikan tanganmu" Ucap huacheng, tanpa membantah xie lian hanya menurut dan mengulurkan tangannya. Menumpukkan tangannya di tangan yang terlihat lebih besar.

Huacheng perlahan menggenggam tangan xie lian dengan erat, memberikan sedikit usapan agar xie lian dapat merasa lebih baik.

"Aku tidak tahan.." Lirih xie lian lagi, hucheng menggeleng. Bibirnya menekuk keatas memberikan senyuman tipis yang lembut pada xie lian.

"Semuanya, akan baik-baik saja..aku yakin dan saya percaya itu" Balas huacheng, xie lian mendongak menatap huacheng dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa mereka menyuruh saya untuk mati? Apakah saya tidak layak untuk hidup?" Huacheng terdiam, dan sontak menggeleng. Wajahnya tampak serius, tangannya tak berhenti menggenggam tangan xie lian.

"Tentu saja tidak. Anda sangat layak, dengan anda bernafas dengan udara yang sama dengan yang saya hirup, maka anda layak untuk hidup" Ucap huacheng, berusaha untuk tetap meyakinkan xie lian. Walau hatinya merasa tak tega dan ingin memeluk pria rapuh didepannya ini.

"Anda tahu? Tn. Lian? Jika semua manusia terlahir ke dunia ini, itu artinya ia sudah memiliki jalan yang Tuhan buat. Tuhan tidak akan memberikan anda sebuah kehidupan yang selalu membuat anda menderita, ia akan membuat sebuah skenario menyenangkan..namun, Ia sedang mencari waktu yang tepat agar anda bisa merasakannya.." Jelas huacheng cukup panjang, xie lian tak menjawab. Huacheng hanya menghela nafas saat air mata pria itu kembali menetes mengenai pakaian yang xie lian pakai.

"Tidak ada hari yang menyenangkan..saya selalu menderita, bahkan saya tidak pernah bisa bersyukur atas hidup saya sendiri" Ucap xie lian, huacheng beranjak dari kursinya, melangkah mendekati xie lian dan menarik pria itu kedalam pelukannya.

Sebuah isakan tangis kecil bisa huacheng rasakan dengan jelas, suara itu membuat hatinya teriris. Membuatnya memilih untuk memeluk xie lian lebih erat, membisikan sesuatu yang bisa menenangkan pria itu hingga isakan pilu itu hilang.

"Dengar...aku tahu anda pasti sangat lelah, anda sangat kalut dengan keadaan anda. Namun anda harus tetap menanamkan rasa percaya, jika Tuhan memiliki skenario baik untuk anda" Bisik huacheng, ia hanya bisa merasakan xie lian yang meremat kemeja putihnya.

"Xie lian..jangan berpikir jika semua orang menyakiti anda, ingatlah..jika ada saya yang selalu menyebuhkan sakitmu itu" Ucap huacheng, xie lian melepaskan pelukannya, menatap huacheng dengan jarak yang begitu dekat.

Semburat merah tidak bisa huacheng sembunyikan, dengan jarak wajah mereka yang terlalu dekat dan senyuman setipis kertas itu kembali muncul di jarak yang lebih dekat.

"Terima kasih..huacheng.." Detak jantung huacheng berpacu semakin cepat, nafasnya sedikit tercekat saat xie lian menjauhkan tubuhnya dari huacheng.

"Dok?" Xie lian menatap huacheng yang tertegun, sedikit bingung mengapa dokter tampan itu terlihat terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 ; 𝚖𝚡𝚝𝚡 (BL) [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang