I don't know, should I cry or laugh?
.
Xie lian membuka matanya pelan, matanya yang indah langsung bergerak menjelajah ruangan sempit yang ternyata itu ruangan miliknya.
Menghela nafas lega, ternyata ia hanya diserang oleh sekelebat masa lalunya. Kepalanya bergerak kesamping melihat ponsel yang terletak diatas meja kecil.
Menggapai benda pipih itu yang menampilkan beberapa notifikasi, ah dia tidak terlalu peduli. Ia hanya ingin memastikan waktu sekarang.
Melihat waktu menunjukkan pukul 3 pagi membuat xie lian kembali menutup ponselnya.
Kembali membaringkan tubuhnya yang kurus, dan mata yang tak berhenti menatap langit-langit kamar.
Sejujurnya, xie lian cukup lelah dihantui masa lalunya. Jika saja itu bisa menghilang, mungkin tidak terlalu berpengaruh didalam hidupnya.
Xie lian kembali mencoba menutup matanya, menenangkan pikirannya hingga membuatnya terlarut kembali.
Membiarkan kesunyian menemani dirinya, dan sinar bulan yang mulai masuk dari sela-sela jendela kamarnya.
.
Waktu terus berjalan hingga menunjukkan pukul 6 kurang 15 pagi, xie lian yang sudah siap pergi bekerja langsung mengecek jika rumah kecilnya akan baik-baik saja.
Kehidupan xie lian tidak seperti wajahnya yang selalu berseri setiap saat, menanggung segala kesalahan yang orang lain perbuat tanpa ada campur tangannya itu sangat menghantui.
Ia hanya bisa memotivasi dirinya dengan angan-angan 'tetaplah jalanin hidupmu dengan baik jika kau masih diberi kesempatan untuk hidup'.
Sebuah motivasi yang terlihat bodoh tapi xie lian tetap teguh pada motivasi dirinya, berusaha kembali dari nol untuk mengangkat harga dirinya.
Masa lalu yang penuh kekelaman dan omong kosong itu terlalu berat untuk dipikirkan, membuat xie lian selalu menepisnya jauh.
Masa lalu tetaplah masa lalu, xie lian tetap menjalani hidupnya dengan baik-baik saja tentu.
Tapi tidak dengan orang-orang disekitarnya, yahh walaupun xie lian tidak mendapatkan sikap yang menghargai dirinya, xie lian tetap menghargai itu sebagai salah satu sikap biasa yang ia terima.
Xie berjalan diarah trotoar, melihat tatapan kebencian dari para pejalan kaki yang lewat. Ia hanya menampilkan senyum tipisnya, ia sudah sangat terbiasa dengan tatapan itu.
2 tahun yang lalu kabarnya tersebar ke seluruh penjuru kota, bahwa dirinya adalah monster p3ncul1k anak kecil dan akan melakukan k3k3rasan.
Sungguh, xie lian bahkan tak pernah melakukan hal gila itu. Ia hanya menjalani hidupnya dengan tenang, ia bahkan tak pernah berfikir bahwa hal kotor seperti itu akan ia lakukan.
Tapi tak apa, walau begitu xie lian tetap menjalani hidupnya dikota yang penuh dengan kebencian ini.
Xie lian berjalan memasuki toko tempat ia bekerja, tentu ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih.
Gajinya tidak besar tapi cukup ia tabung perhari.
Sehari xie lian hanya mendapatkan 500rb, sangat lumayan. Ia akan menyimpan 300rb dan 200rb untuk kebutuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 ; 𝚖𝚡𝚝𝚡 (BL) [ON HIATUS]
FanfictionOneshoot MXTX couple/characters. . . !¡Don't copy my work¡! . . ⚠️WARN⚠️ - bxb - mpreg - toxic - non-toxic - baku - non-baku - china bl - semua jalan cerita murni ide author - kesalahan penamaan atau panggilan (penamaan dan panggilan sesuai dengan n...