Xichen tersentak saat sebuah suara menginterupsi dan menyambut indera pendengarannya, xichen spontan menoleh menatap seorang wanita yang sedang berdiri tak jauh di depan meja kerjanya.
"Ah-iya?"
Tanya xichen, wanita itu menatap sang atasan.
"Seseorang yang ingin melamar pekerjaan sudah datang pak, apa perlu saya izinkan masuk sekarang?" Tanya wanita itu, xichen menatap jam yang ada di tangannya menunjukkan waktu yang sedikit luang untuknya berbincang dengan pekerja yang baru itu.
"Silahkan saja." Ucap xichen, wanita itu meminta izin pamit dan melangkah pergi saat xichen mengangguk memberikan izin.
Menghela nafas, saat sekelebat bayangan jiangcheng muncul di otaknya. Entah kenapa, semenjak pertemuan pertama itu. Xichen langsung jatuh kedalam pesona jiangcheng, sangat indah. Bahkan xichen tak melupakan sedikit moment pun saat itu.
Mendengar suara pintu ruanganya terketuk membuat xichen memberikan izin untuk masuk, matanya fokus menatap layar komputer tanpa melihat orang itu hingga matanya beralih saat seseorang sudah berdiri didepan mejanya.
Mata xichen seketika terkunci pada wajah yang sekarang ia tatap, tak jauh beda dengan orang itu yang juga menatap xichen dengan ekspresi terkejut.
"Jiangcheng.."
Keadaan sempat hening beberapa menit hingga xichen tersadar.
"Ekhem"
Suara yang menginterupsi itu membuat jiangcheng ikut tersentak, dan menatap xichen masih dengan ekpresi yang terkejut.
"Silahkan duduk, dan saya akan memberikan anda beberapa pertanyaan." Xichen membuka suara membiarkan jiangcheng mengambil tempat duduk di depannya, kali ini dirinya nampak serius.
Tentu ia harus bersikap profesional walau dirinya merasa sesuatu tengah bergejolak membuatnya senang dan bahagia saat itu juga.
Pria yang baru saja duduk di seberangnya hanya mengangguk, xichen yang melihat langsung menampilkan senyum ramahnya dan mulai menanyakan beberapa hal normal.
Syukurnya, jiangcheng masih bisa menjawab dengan baik. Hingga mereka sampai di pertanyaan terakhir, kali ini xichen menatap jiangcheng dengan tatapan yang benar-benar serius.
"Apakah kamu mampu menjadi asisten saya, tinggal bersama saya, dan selalu mengingatkan saya dengan hari, barang, atau jam-jam penting?"
Jiangcheng terdiam, xichen menatap wajah jiangcheng yang penuh kebingungan. Ia bahkan bisa melihat tangan jiangcheng tengah meremat celana bahan yang ia gunakan sekarang.
"Saya tidak memaksa anda, jika anda tidak mau. Saya tidak mempermasalahkan itu"
Ucap xichen, walau hatinya sedikit merasa sakit saat mengatakan bahwa ia tak keberatan jika jiangcheng tak menerima tawaran pekerjaan ini.
"Saya menerimanya." Ucap jiangcheng setelah sedikit lama berpikir, xichen kembali menampilkan senyum ramahnya dan mengangguk.
"Selamat, anda diterima." Ucap xichen, jiangcheng hanya menatap pria dengan wajah tampan didepannya itu.
"Jadi, besok saya bisa bekerja?" Tanya jiangcheng, xichen mengangguk.
"Jika anda tidak keberatan untuk berkemas malam ini, saya akan menyuruh sopir saya menjemput anda" Ucap xichen, jiangcheng mengangguk kecil. Dan mengambil surat yang xichen ulurkan.
"Untuk jadwal saya, anda bisa meminta ke sekertaris wanita saya yang membawa anda kesini tadi" Jelas xichen, lagi-lagi jiangcheng hanya mengangguk.
"Baiklah, anda bisa kembali pulang dan berkemas" Ucap xichen, jiangcheng yang mendengar langsung beranjak dan mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 ; 𝚖𝚡𝚝𝚡 (BL) [ON HIATUS]
FanfictionOneshoot MXTX couple/characters. . . !¡Don't copy my work¡! . . ⚠️WARN⚠️ - bxb - mpreg - toxic - non-toxic - baku - non-baku - china bl - semua jalan cerita murni ide author - kesalahan penamaan atau panggilan (penamaan dan panggilan sesuai dengan n...