"Jiangcheng" Pria dengan setelan kemeja putih dan celana bahan itu menoleh, menatap xichen yang tengah berjalan kearahnya.
"Ya, pak? Apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?" Tanya jiangcheng, xichen menampilkan senyumannya dan menggeleng pelan.
"Tidak, saya hanya ingin memanggil saja.." Ucap xichen membuat jiangcheng menatap nya dengan ekspresi heran, entahlah. Jiangcheng hanya merasa boss nya itu terlihat aneh akhir-akhir ini.
Menginjak bulan yang ketiga semenjak jiangcheng di terima sebagai asisten pribadi xichen membuat hubungan di antara keduanya semakin dekat.
Xichen bahkan sudah bisa menggoda jiangcheng dengan setiap ucapannya, dan tertawa pelan saat melihat raut wajah pria itu memerah menahan malu.
"Baiklah, jika begitu.." Ucap jiangcheng, kembali fokus membereskan dokumen-dokumen yang berantakan lalu menyusunnya di rak khusus di ruang kerja xichen.
Merasa semuanya sudah tertata, jiangcheng mengambil sebuah kertas yang dijepit dengan papan kertas. Menatap jadwal-jadwal itu dengan saksama.
"Pak, hari ini bapak ada jadwal pertemuan dengan klien pukul 7 malam ini" Ucap jiangcheng, sembari fokus mencoret beberapa jadwal yang sudah di lakukan oleh atasannya.
Xichen yang fokus dengan layar komputernya mengangguk.
"Baiklah..." Ucap xichen, melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 5 sore membuat pria berwajah tampan itu beranjak dari kursinya.
"Saya akan bersiap.." Ucap xichen, jiangcheng yang mendengar hanya mengangguk. Membiarkan atasannya pergi meninggalkannya sendirian di ruang kerja itu, jiangcheng melangkahkan kakinya mendekati meja kerja xichen.
Membereskan kertas-kertas yang berantakan dan mematikan komputer tuannya setelah mengesave semua pekerjaan tuannya.
Merasa semua sudah selesai, jiangcheng pun ikut keluar dari ruang kerja xichen. Mengunci pintu ruangan itu dan berjalan ke kamarnya berniat untuk bersiap juga.
Tak membutuhkan waktu lama, jiangcheng sudah siap dengan setelan pakaian yang lebih rapi.
Merapikan rambutnya yang sedikit basah karena jiangcheng menyempatkan untuk membersihkan diri dengan cepat.
Mengambil jadwal yang selalu ia bawa kemanapun, dan membawa hal-hal penting lain. Barulah ia melangkah keluar, melangkah untuk turun agar bisa menemui atasannya itu.
Namun, nyatanya jiangcheng tak menemukan xichen dimanapun. Bahkan maid mengatakan, mereka tak melihat xichen sedari tadi.
Merasa panik, jiangcheng kembali naik ke atas. Walau merasa panik, jiangcheng harus tetap menjaga ekspresi dan tingkahnya. Mengetuk pintu kamar xichen dengan pelan.
"Pak, apakah bapak masih didalam?"
Hening, tak ada jawaban. Jiangcheng mulai mengetuk pintu itu kembali dengan pelan.
"Pak? Apakah anda baik-baik saja?"
"Jiangcheng, pergilah dahulu saya akan menyusul." Jiangcheng bisa mendengar ucapan xichen, sedikit merasa lega namun masih tetap khawatir saat mendengar nada xichen yang terlihat sedang menahan sesuatu.
"Baik pak..."
Tidak ingin memikirkannya lebih jauh, jiangcheng kembali ke lantai bawah dan mendudukan tubuhnya di sofa ruang tengah. Berniat menunggu atasannya itu hingga turun.
15 menit berlalu, dan xichen belum juga turun membuat kesabaran jiangcheng hilang dan bergegas kembali ke pintu kamar bossnya itu.
Kembali mengetuknya pelan namun dengan tempo yang cepat, sungguh ia takut sesuatu terjadi dengan bossnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 ; 𝚖𝚡𝚝𝚡 (BL) [ON HIATUS]
FanfictionOneshoot MXTX couple/characters. . . !¡Don't copy my work¡! . . ⚠️WARN⚠️ - bxb - mpreg - toxic - non-toxic - baku - non-baku - china bl - semua jalan cerita murni ide author - kesalahan penamaan atau panggilan (penamaan dan panggilan sesuai dengan n...