04

2.7K 87 0
                                    

Kamu adalah takdir yang seharusnya memang ada , jadi jangan menganggap dirimu sia sia . Tidak ada ke sia Sia an di muka bumi ini. Bahkan ranting kering sekalipun...*El-Zarah

•••
Tiba saatnya Ara untuk intervie kerja. Kemarin ia berhasil di terima di sebuah perusahaan ya walaupun gajinya pas Pasan setidaknya ia bisa mulai belajar mandiri.

" Masih SMA ya dek ?"

" Iya kak, "

" Kamu yakin mau kerja disini, gak capek pulang sekolah langsung kerja. Orang tua mu sudah mengizinkan ?"

" Insya Allah tidak kak, dan untuk orang tua saya insya Allah sudah memberi izin "

Ya memang Ara sudah meminta ijin ke abinya kalau akhir akhir ini dirinya sibuk akan kelas akhir dan dia juga meminta bantuan kepada Dinar dan otomatis abinya percaya. Bukan niat Ara berbohong namun ia hanya tidak mau abinya melarangnya.

" Ya sudah mulai besok kamu boleh masuk dan ini seragam yang harus kamu kenakan. Dan jangan lupa tugas utama kamu adalah sebagai pelayanan untuk kerjaan yang lain jangan di kerjain ya Zarah " ujar Kaka segaligus pemilik perusahaan itu.

" Baik kak emm" karna tak tau nama orang di depannya Ara tak jadi melanjutkan.

" Velisya boleh di panggil veli " sangat peka sekali

" Baik kak veli " .

Acara interview sudah selesai dan kini Ara memutuskan untuk pulang saja karna hari sudah sore dan ia tak mau abinya kawatir.

Sesampai nya di rumah ternyata ada mobil siapa begitula batin Ara .

" Assalamualaikum Abi " salam Ara

" Waalaikumussalam, ehh Zarah sini sayang duduk , kenalin ini anaknya Tante Nuri kakak angkat kamu ".

Nafas Ara tercekat namun, tak urung ia melangkahkan kaki pada mereka.

" Kenalan dulu dong " suru Tante Nuri

" Adam " lelaki itu yang pertama kali bersuara dan tersenyum ke arah Ara.

" Zarah " kata Ara singkat.

kini mereka berbincang dengan sesekili di tambahi canda tawa ya selain Ara hingga ia jengah dengan keadaan yang seperti ini.

" Abi Ara mau ke atas dulu " pungkas Ara

Namun sepertinya keinginannya tak mendapat restu dari mama barunya ini.

" Ara mama mohon tolong terima mama ya " pinta Nuri , moment yang sangat tidak mendukung.

Ara masih terdiam kaku membelakangi mereka semua.
Air matanya luruh kembali.lalu Ara membalikkan badan.

" Mama , mama yang mana , Ara hanya punya Uma yang sampai kapanpun posisi itu tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun" ujar Ara sambil menghapus air matanya.

" Ara .."

" Abi baru aja kemarin Ara bilang untuk tidak membawa Tante Nuri tapi Abi " ujar Ara tercekat.

" Ara benci Abi , Ara kecewa sama Abi , Ara gak mau lagi sama Abi " ujar Ara berlalu pergi

Ketika orang itu hanya terdiam tak ada yang bersuara hingga suara langkah kaki menyadarkan mereka kembali.

" Ara pergi pilihan Abi hanya dua , pertama dia yang pergi atau ara " tunjuk Ara pada Tante Nuri

" Ara apa yang kamu lakukan " ujar abis syufyan dengan emosi.

" Pah biar kami saja yang pergi sepertinya Ara butuh waktu " ujar Adam menengahi. Karna Adam paham bahwa Ara masih gadis yang labil.

" Nak Adam maafin papa ya bawa ibumu dulu , nanti soal Ara biar papa yang urus " kata abis syufyan

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang