13

2.3K 77 0
                                    

Mulai menjalani takdir, bukankah seharusnya memang begitu?
Tak mengapa harus menelan pil pahit
Jika akhirnya kehidupan manis yang di dapat.

..... * El-Zarah

•••

Sejak dua hari yang lalu Ara dan El sudah pinda di apartemen El. Ara sendiri kini memiliki kesibukan, mulai dari memasak, mencuci dan mengurus rumah, serta sekolah dan tak lupa ia masih ngotot untuk kerja di perusahaan El, El sendiri tidak mempermasalahkan nya selama dalam ranah baik ia akan tetap mendukung Zarah.

Seperti pagi ini  ia akan disibukan dengan memasak dan menyiapkan baju untuk El

" Kak hari ini aku langsung ke kantor gak papa kan ohh ya jangan bilang bilang kalau kita itu suami istri" ujar Ara.

" Hemm "

" makan dulu kak, ohh ya ara berangkat sendiri atau di antar " tanya Ara

" Taksi "

Huff ingin sekali Ara mencakar muka suaminya ini, dingin banget seperti es batu. Jawaban yang terlalu singkat.

Benar benar tidak manusiawi suaminya benar benar tega menyuru Ara berangkat sendirian, dan perlu di ketahui jarak apartemen dan sekolah itu sangatlah jauh. Dan parahnya hari ini Ara harus terjebak macet sudah sekitar 30 menitan dirinya terjebak macet.

" Masih lama ya pak " tanya Ara ke sang supir

" Seperti nya ada perbaikan jalan di depan non, mungkin sebentar lagi kita bisa menerobos nya " ucap sang sopir taksi.

Karna jam sudah menunjukan 06:47 yang artinya 12 menit lagi gerbang di tutup dan dirinya tak ingin terlambat, sehingga Ara memutuskan untuk berlari saja.

Ara membuka pintu taksi dan menyodorkan uang 50 ribuan, ia berlari sekuat tenaga karna memang jarak sekolah ke tempatnya lumayan jauh, ia harus berlari secepat mungkin.

Langakah demi langkah namun pasti Ara sampai di depan pintu gerbang tepat saat pintu gerbang hampir tertutup

" Pak tunggu " teriak Ara

" Ehh non Zarah, kok telat non"

" Kejebak macet pak, makasih ya sudah nunggu Ara heheheh " cengir Ara

Buru buru Ara kekelasnya.dan sampailah Ara di kelas, keadaan masih ramai maklum guru belum ngajar.

" Ehh Ra Lo udah balik " tanya Dinar

" Kok gak ngabarin gue, persen gua gak di read lagi " dengus Dinar

" Hehehe maaf Dinar kan Ara kecapean, belom lagi pin..." Ara tak meneruskan ucapannya karna ia tersentak hampir saja keceplosan. Akibat terbiasa berbicara jujur.

" Pin pin apaan ?" Tanya Dinar

" Pindah dari Banyuwangi" cengir Ara

" Halah itu bukan pindah tapi datang dari Banyuwangi, dan oleh oleh gua mana ?"

Ara hanya tersenyum menanggapi Dinar, lalu tangannya mengeluarkan souvernir pernikahan nya ya memang para tamu di beri souvernir satu satu dan Ara kemarin diam diam mengambil nya untuk Dinar.

" Nih Ara kemaren ambil diam diam " ujar Ara

" Njirrr Lo nyolong Ra " ucap Dinar tak percaya

" Hussssa Dinar ngapain makek kosakata itu sih, Ara gak suka " kesal Ara

" Heheh iya maap keceplosan "

Kebiasaan emang _- ( Author )

•••

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang