40

1.7K 46 0
                                    

Kejarlah kebahagiaan yang hakiki.
Jangan nilai dunia ini sempurna.
Kenyataannya adalah fatamorgana.
Untuk itu mencari kebahagiaan bukan
Dengan nilai dunia. Tapi dengan akhirat
Ridha Rabbmu jauh lebih berharga
dari dunia

Kutipan el-zarah

•••
Samar-samar Ara mendengar lantunan Alquran dari sisinya.
Ia terbangun dan melihat siapa yang melantunkannya.
Senyum indah terpatri diwajahnya.
Melirik jam di loker. Ia begitu terharu jam 4  subuh ini di suguhkan dengan El suaminya yang tengah bermuraja'ah.
Jika saja dirinya tidak sakit mungkin kini ia menjadi makmumnya.
Tiba-tiba air matanya menetes mengusap perutnya.
Dikala sakit itu mulai menerpa.
Apakah selama masa kehamilan ia akan merasakan sakit yang demikian.
"Sssstt." Ringisan dari Ara membuat El segera memberhentikan muraja'anya.
"Mana Yang sakit." Ucap El sambil mengelus kepala Ara.
"Gak kok, sakitnya udah mendingan." Ujar Ara tapi matanya masih berkaca-kaca. El pun mencium pelupuk mata itu.
Tak urung buliran air mata itu pun kembali menetes.

"Ya Robb bantu hamba dan istri hamba."

"Ringankan lah sakitnya."

"Bantu hamba dan istri hamba melewati ini semua ya Robb. Maafkan hamba yang belum bisa menjaga istri hamba dengan baik. Maafkan hamba yang belum mampu menjadi imam yang baik. Istri hamba begitu baik ya Robb."

Doa tulus El. Kedua pasangan itu menangis dalam diam. Mencoba menguatkan satu sama lain. Atas ujian yang menerpa rumah tangganya. Ujian yang seharusnya membuat derajat seorang hamba itu semakin mulia.
Ara meraih tangan El. Lalu meletakkannya di atas perut nya.
"Assalamualaikum anaknya umi, sehat-sehat ya nak disana. Umi mohon kerjasamanya ya." Lirih Ara.
Sementara El hanya bisa meneteskan air matanya.
Dengan dagu yang di sandarkan pada kepala Ara.
"Mas aku mau solat." Ucapan Ara membuat El sedikit menjauhkan kepalanya.
"Mau wudhu atau tayammum aja?" Tanya El
"Wudhu aja." El pun membantu Ara ke arah kamar mandi.
Setelah nya Ara melakukan kewajiban nya terhadap Tuhan nya.
Setelah melaksanakan sholat Ara pun membaca Alquran. Meski ringisan beberapakali menerpa.
Meski dalam keadaan tak nyaman ia tetap memaksa nya.
Hingga fajar pun berganti menjadi siang hari.
Tak banyak yang di lakukan Ara dan El.

Dinar yang tak jauh dari mereka pun memutuskan untuk berbalik. Kakinya belum sanggub untuk melihat Sabahat nya bersama orang yang dicintainya. Bohong jika dirinya bisa, nyatanya beberapa kali air matanya tetap membanjiri pipinya.
Ia memutuskan untuk pergi saja. Namun, sebelum itu ia menitipkan sebuah bingkisan untuk Ara. Lewat perawat.
Dinar pun pergi.
Langkahnya membawa semakin jauh dari rumah sakit. Sekali lagi kenapa hatinya masih sakit.
Apakah jatuh cinta memang semenyakitkan ini.
Lama menunduk akhirnya Dinar pun berhenti di bangku pedagang kaki lima.
"Bang es tehnya 1. Batagor yang pedes." Ucap Dinar.
Ya ia berhenti di tukang batagor. Sedikit menunggu ia membuka hpnya.
Banyak pesan yang masuk, namun Dinar tak memusingkan nya. Yang penting pekerjaannya sudah di handle oleh bawahan El. Yang Dinar Yakini tidak akan ada masalah serius. Toh papanya juga bermain manis, papanya tipe orang yang licik. Iya akan mengkambinghitamkan siapapun termasuk anaknya sendiri, demi mendapatkan kepuasan nya sendiri.
Dinar yang mengingat itupun kembali kecewa apakah tuhan sejahat itu padanya?

Sementara Ara yang tengah beristirahat itu harus terbangun karena ada yang datang.
"Ini titipan dari seseorang Bu."
"Dari siapa sus.?" Tanya Ara penasaran
"Saya kurang tahu Bu. Tadi ada di depan pintu. Ibu apa masih sakit diperutnya."
"Sudah mendingan sus. Ohh ya kapan saya boleh pulang dari sini." Tanya Ara
"Dokter menyarankan besok Bu, saya liat kondisi ibu juga sudah lebih baik menurut data. Saya permisi Bu." Ucap suster tersebut.
Meninggal kan Ara dengan bingkisan di pangkuan nya.
Ara melihat bingkisan itu. Ia mulai membukanya.
Hal pertama yang ia lihat adalah figura dengan foto di dalamnya. Ara kemudian mengangkatnya.
Ia tahu siapa orang di dalam foto itu.
Tanpa sadar air matanya luruh.
Melihat isi kotak itu ia menemukan sebuah surat dan Ara kembali membukanya kali ini dengan sedikit terburu-buru.

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang