46

1.4K 39 0
                                    

Sering kita temui kalimat yang berisi
"Setelah badai akan ada pelangi"
Maka, itu adalah jawaban bagi orang-orang
Yang sabar akan meniti jalannya kehidupan

-kutipan El-Zarah

•••

Suara alat masak kini beradu menjadi satu.
Ara yang kini sibuk dengan kegiatan masaknya. Sesekali memegang perutnya. Lantaran kehamilan yang semakin besar dan mungkin beberapa Minggu kedepan akan lahiran.

Ia tidak pernah menyangka akan se indah ini hidupnya sekarang.
Kalau di tanya ada masalah atau tidak. Maka jawaban nya ada. Akan selalu ada, karena pernikahan adalah bab yang panjang jadi sangat di sayangkan jika hanya berisi tentang kebahagiaan. Bukankah tidak akan seimbang. Dan kini Ara menikmati itu.

Benar tidak ada yang namanya ujian jika tidak selesai. Karena ujian sama seperti air pantai. Yakni pasang surut.. ada kalanya pasang ada kalanya surut.
Tapi bagi orang yang bersabar semuanya mampu terlewati
Bukan menghakimi diri sendiri baik.

Sedang asyik-asyiknya bersenandung ria. Ketukan di pintu mengangetkan Ara

"Siapa?" Tanya Ara seketika sampai di depan pintu.
Bukan apa-apa pagi sekali tamu ini berkunjung. Bagaimana jika lawan jenis. Sedangkan suaminya masih ada di masjid belom pulang sejak subuh tadi.

"A...Ra" suara lemah yang tidak asing di telinga terdengar.
Ara bergegas membuka pintu.
Berapa kagetnya ia melihat ayu dengan kaki yang sudah penuh dengan dara

"Darah.." pekik Ara

Tanpa basa basi Ara langsung meraih cadar di dekat gantungan pintu. Membawa selimat untuk menyelimuti tubuh bawah ayu yang kini tampak menyeramkan.

"Mbk masih kuat jalan.."

Ayu menggeleng lemah..
Tidak ada pilihan lain Ara segera mendial nomer syafik tapi tidak di jawab.
Beralih pad nomer suaminya panggilan pertama tidak ada jawaban.

"Mbak sebentar" akhirnya Ara mencoba menuntun Ayu ke bawah.

Ara kini sudah ada di depan UGD. Berulang kali mengusap dadanya. Kalimat istighfar tak henti-henti nya terucap dari bibir Ara.

Deringan telfon menyadarkan Ara

"Halo assalamualaikum, mas syafik kak ayu ada di rumah sakit. Lahiran" dengan satu tarikan nafas Ara mengucapkan itu

Membuat orang di sebrang telepon sana langsung memutuskan hubungan sepihak. Setelah sebelum nya Ara memberikan alamat rumah sakit

Tak lama menunggu El terlihat bersama syafik
El segera memeluk istrinya itu

"Kamu gak papa kan, maafin mas. Tadi mas ada panggilan dari masyarakat kebetulan mas tidak ngecek hp lagi."

Sedangkan Ara sudah tidak mampu menahan tangisannya
Ia memeluk El dengan erat.
Ia takut terjadi apa-apa dengan Ayu

Beralih pada Syafik ia duduk dengan tubuh yang kaku. Matanya memancarkan kesedihan.
Ara melepaskan pelukannya "mas di sini yang perlu dukungan adalah mas syafik."

El pun mengalihkan pandangan nya pada shafik.
Lantas mengangguk kan kepalanya. Mengecup singkat hidung Ara

El memutuskan duduk di samping shafik dan menepuk pundaknya pelan.

"Istrimu sedang berjihad, ia tengah melahirkan. Bantu dengan doa. Jika perlu solat dua rakaat untuk kelancaran proses lahirannya."

Shafik yang mendengar itu langsung meminta El untuk menjaga istrinya. Sedangkan ia berlalu untuk melaksanakan apa yang El ucapkan barusan.

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang