09

2.2K 75 0
                                    

" ketika dirimu sudah terbebani oleh tanggung jawab, maka jalankan. Pertahankan lah amanah itu "....**El-Zarah

•••

"Ara Lo kok ngelamun sih" ujar Dinar .

"Gak papa kok Din" senyum Ara .

"Kamu masih kerja"

"Iya kenapa ?"

"Gak papa kok, nih dimanakan bentar lagi bel masuk "

Ya memang kini Dinar dan Ara sedang makan di kantin, lalu tatapan Dinar beralih pada cincin di tangan Ara .

"Ara Lo udah punya tunangan ya" tuding Dinar

"Ehh enggak kok Din , ini hadia Uma tapi gak muat makanya aku makeknya di jari manis " ujar Ara

"Maafin Ara Dinar , Ara gak bisa jujur untuk yang satu ini" batin Ara .

"Ahh gua kira lu udah punya tunangan gitu , hehhee " .

Ara kembali terdiam memandangi cincin yang sudah terselip di salah satu jari nya , jari manisnya kini terisi cincin yang semalem telah di sematkan oleh mertuanya

Ara masih mengingat bagaimana dirinya menerima lamaran dari seorang pria .

Malam itu keluarga El datang dengan rombongan memenuhi ruang tamu kekuarga syufyan , tak lupa juga berbagai seserahan sudah memenuhi ruangan itu.

"Karna semua anggota kini sudah rampung marilah kita mulai acara pada ba'da mahrib ini dengan pembacaan Ummul kitab dan juga solawat" .

Jangan salah meskipun acara lamaran Namaun karna orang kaya mah bebas . Keluarga El adalah pendiri pondok di Banyuwangi, oleh karena itu acara lamaran saja seperti nikahan.

"Kita memasuki acara inti, dimana kedatangan kami adalah untuk meminang putri bapak , Zarah Fatimahtus Syadah untuk adik  kami zafur El Fatah" suara dari  Gus Fatih selaku saudara dari El .

"Saya selaku Abi dari anak saya, ingin mengajukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu apakah boleh nak Fatah" ujar Abi syufyan

Sedangkan El hanya mengangguk .

"Apa yang akan kamu berikan kepada anak saya Zarah jika nanti dia menjadi istrimu. Apa jaminan yang bisa kamu berikan nak ?" Tanya sang Abi .

"Mungkin saya tidak bisa menjamin dengan harta dan jabatan, karna itu hanya materi belaka yang kapan saja bisa hilang dan sirnah di genggaman saya bi, begitula jika harta dan jabatan yang saya jaminkan untuk kebahagiaan Zarah, namun tidak saya tidak akan menjadi kan materi sebagai jaminan ".

"Saya hanya punya ilmu dan iman yang menjamin kebahagiaan untuk Zarah, insya Allah".

Jawaban dari El membuat semua orang tersenyum, begitu pula dengan Ara, tak henti hentia ia menahan senyum dan tangis harunya. Ia dirinya memang tidak bisa melihat wajah El sekarang karna Ara sibuk menunduk.

"Terimakasih nak Fatah, namun bagaimanapun tetaplah Zarah yang menentukan, Zarah apakah kamu mau menerima lamaran nak fatah".

"Jika Ara menerima mas el hanya karna rupa , maka Ara akan pergi setelah rupa itu tua dan renta"....

"Jika Ara menerima mas el hanya karna jabatan nya, maka izinkan Ara pergi jika suatu saat nanti jabatan itu sudah tercabut dalam dirinya".....

"Dan jika Ara menerima mas el hanya karna nasab keturunan nanya, maka izinkan Ara pergi jika seutas nasab itu sudah tidak tercium di aroma tubuhnya"....

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang