Seperti kata pepatah obat hati adalah jangan membenci, dan obat mata adalah hati.
El-Zarah
•••
Seorang perempuan tengah berkutat dengan masakannya, hari yang baru untuknya. Hari dimana baginya akan mengabdikan hidup untuk imamnya. Untuk suaminya, meskipun sedikit ragu namun kalimat ta'auts kembali menyadarkan hati kecilnya.
Rambut sepundak yang di kuncir asal membuat penampilannya semakin cantik. Tangannya sibuk mengupas beberapa bahan masakan.
Padahal matahari belum terbit, namun hal itu tidak menghentikannya untuk membuat hidangan yang enak untuk suaminya.Berkutat 45 di dapur membuat Ara tidak menyadari bahwa waktu telah menyingsing. Netranya menatap El yang sudah siap dengan balutan jas navi yang baru Ara siapkan.
"Assalamualaikum mas, sudah siap." Sekedar basa - basi.
"Waalaikumussalam humairaku" ucap El sambil tersenyum.
Keduanya sarapan dengan hikmat.
Hingga Ara menyelesaikan makannya terlebih dahulu. Ia meletakkan piring di wastafel dan mendekati El. Ara dengan gerakan cepat mencium pipi kiri El, El yang sebelumnya belum sadar kini terpaku begitu lama.Hingga suara Ara membuat El membuang nafas jengah.
"Mas kalau sudah piring nya ditaro di wastafel and aku bareng kak ayu ke kantor" Ara lari ke arah kamar.
Astaghfirullah Ara, apa yang telah kamu lakukan batin Ara di balik pintu kamar. Ara menepuk pipinya dan beralih pada kamar mandi.
Ara menunggu ayu diparkiran gedung apartemen hampir 5 menit ia berdiri disana, namun ayu belum juga datang, menghembuskan nafas akhirnya Ara memilih berangkat duluan.
Namun belum sempat ia memberhentikan taksi, suara ayu telah menginstruksinya."Assalamualaikum Ara, maap ya lama heheh"
"Waalaikumussalam gak papa kok mbk, mau langsung berangkat?".
"Ayo naik".
Suasana di kantor sangat kacau balau, semuanya tidak ada yang memprediksi musibah ini termasuk Ara, Ara yang tengah sibuk dengan kertas dan nama puluhan orang namun hal itu harus berhenti karena mendapati suara ribut di aula tengah kantor.
"Dek itu suara apa?" Tanya ayu
"....."
"Liat aja yuk kesana, sepertinya ada yang marah - marah dari suaranya." Ujar ayu raut khawatir jelas tercetak di raut wajahnya.
"Embak ayu kenapa? Kok raut wajahnya jadi gitu." Tanya Ara
"Hufffffffff, gue disini sudah 2 tahun lebih, biasanya kalau sudah ribut - ribut gini ada pihak yang komplen ke perusahaan. Termasuk kita." Ujar ayu menjelaskan.
Perasaan Ara juga tidak enak, ingatannya kembali pada perbincangan semalam, dimana jika El hari ini harus bertemu dengan kolega bisnis nya. Apakah dari kolega itu yang komplen.?
"Bagaimana dengan presedir?" Tanya Ara
"Kenapa jadi pak Fatah? Udah kita lihat dulu ayok. Kita kan belum tahu pasti dek" kata Ayu.
Ara dan Ayu segera ke aula kantor, lebih tepatnya di gedung 3. Karena kantor itu bergerak di bidang property jadi ada 1 ruangan khusus yang mana biasanya setiap pertemuan diatur di ruangan itu.
Sesampainya di lantai 3 Ara begitu membulatkan matanya, bagaimana mungkin puluhan orang meminta ganti rugi?.
Dan di tengah tengah puluhan orang itu Ara dapat melihat El tengah memijit pelipisnya. Ara begitu khawatir dengan keadaan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
El-Zarah [Completed ✓]
Romance[ SPRITUAL-ROMANCE ] Bermula dari kematian Umanya. Gadis cantik bernama Zarah Fatimatus syadah harus rela menerima jungkir balik takdirnya. Satu persatu fakta tentang hidupnya terungkap begitu saja. Kehidupan yang dianggap sempurna juga hilang sirn...