17

1.9K 64 0
                                    

Hidayah itu mahal,
Kenapa karna itu hadiah dari Allah.
Sangat sombong sekali jika kita
Mengabaikan nya.

El - Zarah

•••

Ayu memandangi penampilan barunya.
Ia begitu pangling, lalu mata ayu melirik Ara di sampingnya. Ara tersenyum tulus. Tanpa di minta air mata ayu membasahi kelopak matanya.

" Ra ini beneran gue?" Suara ayu nampak bergetar.

" Masya Allah tabarakallah mbk, mbk sangat cantik. Semoga Istiqomah ya mbk. Ara suka liat mbk gini" ujar Ara.

Betapah cantiknya penampilan ayu, gamis sederhana dengan hijab senada.
Ara begitu bersyukur melihat ayu, dia teringat bagaimana dulu ketika ia kecil selalu meminta pendapat umanya.

"Uma Ara bahagia, melihat senyuman orang yang didepan Ara ini". Batin Ara.

Adzan Isyak sudah berkumandang, Ara menepuk keningnya. Ia lupa kalau hari kian malam. Dengan tidak enak hati Ara mulai memanggil ayu.

" Mbk pulang yuk, udah adzan Isyak. Pasti orang rumah nyariin kita. Tapi sebelumnya kita solat dulu gimana?" Tawar Ara

" Waktu Isyak masih lama kan, kenapa enggak solat di rumah?" Bingung ayu.

" Solat dirumah, yakin? Ntr nyampek rumah ada drama tidur dulu, bangun nanti jam 2 dini hari." Kekeh Ara.

" Lah loh kok tahu " ujar ayu cengengesan.

" Soalnya Ara sering juga dulu " tawa Ara juga terbit kala itu juga.

" Solat di awal waktu lebih baik kak, jadi setelah adzan langsung solat itu lebih seru kakak tau kenapa..?" Ayu menggeleng.

" Karena kita tidak mengabaikan seruan dari - Nya Tuhan kita Allah. Bukankah ketika lafadz azan berkumandang itu sama saja dengan Allah menyuruh kita untuk bertemu."

Ayu tersenyum memandangi Ara. Ayu mengangguk. Dan Ara bernapas lega.

" Yuk solat".

Keduanya mulai melangkah keluar mall. Tak hanya itu kini dua wanita yang berbeda umur itu tengah tertawa, dan seperti nya alam juga mendukung kebahagiaan singkat mereka, terbukti jutaan bintang yang bersinar terang padahal jika di lihat dari musim, sekarang adalah musim penghujan.


•••

Ara Memaksuki apartemen dengan kedua tangan yang penuh dengan belanjaan, memang tadi sewaktu di mall Ara menyempatkan untuk membeli kebutuhan bulanan.

Ara bergegas ke dapur tak lupa ia menata sayuran, buah - buahan dan juga beberapa bahan mentah.

Ara melirik jam, ternyata sudah masuk jam makan malam. Lantas Ara segera menyelesaikan tugasnya.

Bau harum sudah menyeruak menjadi satu, El yang tengah mengejar kan sesuatu itu lantas bangun.

Dan ya sepertinya hobi baru Ara pulang tanpa menyapa nya terlebih dahulu.

" Saya kira kamu bakal lama"

Suara El mengangetkan Ara, Ara segera beristifar " tidak tadi Ara hanya menemani mbk ayu belanja, juga sekalian belanja bulanan." saut ara.

" Mengapa tidak mengajak saya?dari mana kamu mendapatkan uang, sepertinya saya tidak pernah memberimu uang."

" Kalau mas lupa aku kerja, jadi dari hasil kerja lah uangnya ya kali nyolong punya orang." Ara sedikit kesal dengan El. Satu hal yang perlu El tahu Ara adalah orang yang ketika mengerjakan sesuatu tidak suka di ganggu atau di ajak bicara.

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang