45

1.5K 38 0
                                    

Hal sederhana yang harus kamu lakukan
Adalah berterimakasih kepada dirimu sendiri.
Ucapkan terimakasih pada hatimu
Karena sudah  mampir bertahan di fase ini

Kutipan El-Zarah

•••
Selembar kain yang kita sebut sajadah itu telah terpampang.
Tak lupa mukena yang sudah membungkus badan, serta Alquran yang ada di pangkuan nya juga memperjelas sedang apa ia.

Di ikuti seseorang laki-laki yang menuntun nya untuk membaca selembar demi selembar kertas itu.

"Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban."

Dengan merdu keduanya sama-sama melantunkan ayat suci Alquran, di balik itu ada senyuman orang tua yang mengembang tak lain dan tidak bukan adalah umi Halimah.
Beberapa hari ini Ara dan El memang ada di rumah umi Halima.
Keduanya sangat kompak dalam hal ibadah

"Assalamualaikum umi."

"Waalaikumsalam ehh nak ayu, sini duduk bojomu mana?"

"Masih di luar umi, biasa markirin mobil dulu."

Ayu pun duduk kedekatan ayu dan umi Halima juga terbilang dekat bahkan sangat dekat.
"Gimana rapatnya untuk agenda bulan ini?"

"Baik umi, ini rencananya mau ngadain talkshow, Ayu sudah kontakan kok sama peserta sebelumnya."

"Alhamdulillah kalau begitu, lalu Ummu Anisa gimana."

"Baik kok, beliau bahkan mendampingi kami. Terutama Ayu yang masih kurang benget dalam masalah agama."

Inilah perhalakoan yang tidak tersorot oleh media massa.
Kegiatan ayu dan Ara yang tidak di ketahui orang-orang banyak.

Ara keluar dari kamar El sambil lalu membenarkan nikopnya. Ia berjalan menghampiri kedua wanita yang kini tengah berbincang itu.

"Assalamualaikum." Sapanya

"Waalaikumsalam, duduk sini nduk."

Ketiganya mulai berbincang lagi membicarakan masalah kajian yang akan mereka adakan. Tentu saja kalian akan mengingatkan ? Bahwa mereka, Ara, Ayu, El , dan syafik sudah membentuk sebuah organisasi hijrah?.. Alhamdulillah kini sudah berkembang pesat. Bahkan acara virtual, acara oflen sudah pernah di garab.

Kini bahkan Ara dan ayu sudah memili yayasan sendiri, anak banyak santri disana. Waktu yang mereka lalui sudah banyak, dan banyak cerita yang mereka dapatkan.
Salah satunya susahnya berdakwa di tengah ujian rumah tangga, ujian pekerjaan dan sebagainya

"Jadi acara nya untuk sekarang campur mbk?" Tanya Ara setelah melihat proposal di tangannya.

"Bener, secara perhalaqoan kita belom pernah kan mengadakan acara secara bercampur antara Ikhwan dan akhwat."

"Kalau ikhtilat nanti bagaimana?" Tanya Ara khawatir pasalnya ia tahu bahanya ikhtilat itu bagaimana

Umi Halima tersenyum tatkala melihat nada kekhwatiran dari penuturan menantunya.

"Ikhtilat memang haram apa lagi sampai merujuk pada perzinahan." Ucapan Umi Halima membuat Ara dan ayu  menoleh seketika. Keduanya sama-sama menanti kelanjutan dari Umi Halima

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang