"Suratan takdir-Nya memang sulit untuk kita tebak.
Tapi selama ikhtiar bersanding dengan doa
Engkau akan lebih lapang menerima ketetapan-Nya"Kutipan El-Zarah
•••
"Tidak, ini menyakitkan."
"Tidak, hikssss....hikss"
Mendengar racauan dari sebelah nya Ayu memutuskan untuk memalingkan kepalanya. Betapa terkejutnya dirinya tatkala mendapati Ara menangis tersedu-sedu dalam tidurnya.
"Dek, bangun dek. Kamu kenapa dek." Ucap Ayu sambil menggoncang bahu Ara.
"Tidak, jangan ini menyakitkan untukku." Lagi racauan Ara semakin keras. Ayu tak ingin para karyawan memperhatikan mereka sehingga Ayu kembali menepuk punggung Ara dan mencoba membangun kannya.
"Dek bangun, kamu mimpi buru ya?" Tanya Ayu
Ara samar-samar melihat ayu, ia segera sadar jika ini hanya mimpi belaka. Tapi entah mengapa terasa nyata. Lagi dan lagi air matanya mengalir begitu derasnya.
"Mbak aku mimpi." Lirih Ara
Sementara Ayu hanya tersenyum "percayakan saja sama Allah, tidak akan terjadi apa-apa. Lagi pula ini masih siang anggap saja itu mimpi dari setan." Ucap Ayu mencoba menenangkan Ara.
"Meludahlah ke kiri, insya Allah itu hanya mimpi biasa." Sambung Ayu lagi.
Ara pun meludah ke kiri, ia berdzikir kemudian mulai mengerjakan kerjaan nya yang tertunda.
"Makasih mbak." Ucap Ara tersenyum
Ayu pun mengangguk.Di pulau lain, El tengah mempersiapkan perlengkapan dirinya. Sesampainya dirumah sakit ia sudah melihat Dinar.
Entah apa yang di lakukan wanita itu.
"Halo Presedir, ini adalah laporan yang harus Presedir setujui." Ucap Dinar
"Dan tenang saja, laporannya sudah saya periksa tidak ada kesalahan disana." Ungkap Dinar
El hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan Dinar.
Dinar juga kembali ke tempat asalnya. Namun langkahnya terhenti tatkala melihat seseorang berbaju hitam yang melihat ke arah El.
Dinar kembali melihat chat dari papanya.
Isinya membuat Dinar mendidih.
"Dia pikir aku akan tunduk begitu saja." Ucap Dinar.
Ia tak punya waktu untuk itu Dinar segera menemui El, apapun yang terjadi hari ini dirinya harus di samping El.
"Bang.." Dinar mencoba memanggil El
Tapi orang yang di panggilnya tak menoleh sedikitpun.
"Aku ingin memberi tahu sesuatu. Kedepannya kita akan bekerja sama. Kamu pasti tahu siapa Hardiyanto. Dia adalah pebisnis yang licik, dan sayangnya aku adalah darah dagingnya." Ucap Dinar
Tekadnya sudah bulat ia tak akan mengorbankan kebagian orang yang di cintainya. Ia tak akan egois, benar kata pepatah bahwa cinta tak harus memiliki.
"Apa maksudnya." Ucap El mendingin"Papa menyuruh aku buat menangin simpati para warga disini, dan papa juga menyuruh aku menggelapkan beberapa dana. Setelah nya dia juga menyuruh aku bernegosiasi dengan masyarakat di pulau ini untuk menjual tanah mereka. Selain itu...." Dinar menggantungkan kalimatnya
"Apa." Selidik El
"Papa nyuruh aku untuk menjebakmu. Kejadian di kamar itu juga ula papaku. Ku mohon bang, kita harus bekerjasama aku tidak akan sanggup harus melawan jeratannya." Ucap Dinar mulai melirih
"Aku memang mencintaimu, tapi kamu sudah bersama sahabat ku. Aku tidak sejahat itu kn." Ucap Dinar sambil menangis.
"Aku memang berharap pada ucapan manis mu dulu. Dari seorang bocah yang tidak tahu arti ikatan cinta yang semestinya. Aku yang terlalu bodoh." Ucap Dinar lagi
Tangisannya sudah tidak bisa ia tahan.Sedangkan El memilih untuk diam. Dia tidak menyangka bahwa wanita dihadapan ini sekarang telah membuka topengnya. "Saya bisa membantumu, tadi bagaimana jika ayahmu tahu." Ujar El
"Papa gak akan tahu selama kita seakan-akan terus bersama."
"Tapi istri saya akan terluka Dinar."
"Nyatanya aku juga terluka bang. Aku juga terluka, sekali aja aku ingin bahagia. Kebersamaan kita adalah kebohongan. Itu akan selesai jika kita sudah menyelesaikan proyek ini. Sebisa mungkin aku akan menggagalkan rencana papa."
"Tetaplah pada porosnya. Saya akan membantumu dari jauh, saya yang akan mengurus semuanya. Kamu cukup berperan seperti biasanya."
"Tapi.."
"Saya tidak akan menyakiti istri saya, demi Allah saya tidak akan Ridha." Putus El
KAMU SEDANG MEMBACA
El-Zarah [Completed ✓]
Romance[ SPRITUAL-ROMANCE ] Bermula dari kematian Umanya. Gadis cantik bernama Zarah Fatimatus syadah harus rela menerima jungkir balik takdirnya. Satu persatu fakta tentang hidupnya terungkap begitu saja. Kehidupan yang dianggap sempurna juga hilang sirn...