33

1.6K 57 0
                                    

Takdir Allah tidak pernah salah,
Mungkin saja butuh air mata untuk menerimanya
Tapi percayalah, kisahmu tengah di rancang
Oleh sebaik-baiknya perancang yaitu Allah

•kutipan El-Zarah

•••
Ara menelusuri kantor, kakinya tak pernah lelah untuk melangkah. Bagaimanapun hari ini ia harus jujur kepada sahabatnya itu. Saat sampai di lobi kantor Ara berhenti sejenak. Tentu saja karena deru nafasnya mulai tidak beraturan, dan pandangan nya mulai buram.
Melangkah mendekati kursi lalu duduk.
Sakit di kepalanya mulai mereda, tapi tidak pandangannya yang mulai buram.
"Dinar." Lirih Ara
Netranya bisa melihat Dinar diujung lobi, sedangkan Dinar yang merasa terpanggil langsung menghampiri Ara.
"Ra, Lo kenapa?" Tanya Dinar
"Boleh tolong anterin ke atas sebentar?" Pinta ara
Dinar hanya menganggukkan kepalanya.
Namun belum sempat melangkah, Ara sudah tumbang.
"Ra Lo kenapa, Ra hikss Lo jangan bikin gua khawatir dong" teriak Dinar
Orang-orang yang mendengar teriakan Dinar pun mulai mendekatinya. "Lo mbak Ara kenapa?"
"Gak tahu tolong bantu saya buat panggilin ambulan atau taksi." Pinta Dinar
Setelah mendapatkan taksi Dinar segera membopong Ara. Tentu saja dengan bantuan karyawan wanita.
Karena sebelumnya Ara mau di bawa oleh karyawan pria, namun Dinar dengan tegas mengatakan "stop jangan pegang sahabat gue, biar gue sama karyawan perempuan yang bawa. Kalian cukup kembali ke tugas kalian masing-masing, dan jangan sampai kegaduhan ini tersebar di kantor."

Setelah berucap demikian Dinar membawa Ara kerumah sakit. Sampai dirumah sakit Ara langsung ditangani oleh petugas medis. "Embak keluarganya Pasien?" Akhirnya Dinar bisa bernapas lega. Dokter yang menangani sahabatnya sudah keluar. "Ya dok saya sahabatnya segaligus teman kerjanya." Jawab Dinar
"Mari ikut saya, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait kondisi pasien."
Dinar pun mengikuti dokter itu.
"Pasien hamil, dan sepertinya kandungan nya cukup lemah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor-faktor misalnya pasien pernah mengalami depresi yang berlebihan. Saya tidak tahu kapan pastinya umur kandungan pasien karena detak jantung dari si janin pun terbilang cukup lemah."
Sedangkan Dinar masih syok mendengar kabar itu
"Ha-mil dok, dokter gak salah mendiagnosanya kan" tanya Dinar memastikan.
Dokter itu hanya tersenyum lantas menggelengkan kepalanya tanda bahwa kabar itu benar adanya.

Dinar meninggalkan ruangan itu lalu menyusul Ara.
Ara sudah sadar terbukti dari senyuman diwajahnya.
Dinar hanya berdiam diri di samping Ara.
"Makasih ya Din, kamu udah bawa aku kesini." Ujar Ara tulus
"Lo gak nyembunyiin sesuatu dari gue kan Ra." Tanya Dinar
Sedangkan Ara yang ditanya demikian pun menampilkan raut wajah yang tidak mengerti. "Maksudnya?" Tanya Ara
"Lo belum nikah, tapi Lo hamil Ra. Dokter bilang itu ke gue. Sekarang bilang siapa yang ngehamilin Lo. Siapa cowok brengsek itu hah?" Tanya Dinar menggebu-gebu. Air mata yang ditahannya sudah luruh.
"Lo sahabat gue Ra, Lo seharusnya jujur sama gue. Jangan takut gue akan datangi cowok brengsek itu." Tekan Dinar.

Sementara Ara hanya mampu terdiam dan menangis.
"Andai kamu tahu Din, mungkin aku adalah orang yang paling kamu benci. Aku sudah nikah, dan cowok yang kamu anggep brengsek itu adalah orang yang kini kamu perjuankan." Batin Ara

Ara terluka karenanya sahabat nya terluka. Bagaimana jika sahabat nya tahu. Melihat bagaimana khawatir nya Dinar membuat Ara semakin tersiksah akan rasa bersalah. Entalah kabar ini baik untuk nya atau malah buruk.
"Pasti dokter salah mendiagnosa, mana mungkin aku hamil. Lagian selama ini tidak ada tanda-tandanya" ucap Ara mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Karena janin Lo itu lemah, dokter bilang dia gak tahu usia janin Lo. Karena kondisi jantung nya lemah." Ucap Dinar
Kenyataan itu membuat Ara mendongak "janinnya lemah" tanya Ara
"Ya, Lo gak mau jujur sama gue siapa bapak dari janin Lo itu" tanya Dinar lagi
"Aku gak tahu." Ara lebih memilih bungkam. Tapi percayalah air matanya mulai membasahi pipinya. Kenapa begitu berat, tidak mungkin kan ia berkata "mas El adalah suamiku dan anak dari janin ini." Hati mana yang sanggup mendengar kata itu terlebih orang yang kita cintai.
"Lo harus cari tahu Ra, gimana kalau Abi Lo tahu, mama tiri Lo juga tahu. Lo hamil itu ada sebabnya Ra." Frustasi Dinar

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang