20

2.2K 58 0
                                    

Mencintai diri sendiri itu penting.
Seperti memaafkan tentang segalanya mungkin?.
Tentang luka di masa lalu,
Mulai menerima orang baru.
Dan mulai menjalani kehidupan dengan baik
.
.
Zarah

•••
"Assalamualaikum umma, lihat deh Ara udah lulus. Umma seneng kan?." Tanya Ara, ketika sampai di gundukan tanah itu.

"Umma pasti sekarang udah bahagia kan disana?. Umma pasti sekarang ngeliatin Ara dari atas sana." Mata indah itu kini mulai berkaca - kaca.

"Kenapa Umma ninggalin Ara. Padahal Ara masih pengen belajar sama Uma, padahal Ara pengen banget dekat dengan Uma. Ara boleh kecewa kan Uma? Ara kecewa sama Uma, kenapa Uma menyimpannya sendiri, seharusnya Uma berbagi pada Ara. Uma terlalu baik. Ara...Ara m....au ma...rah...ta..pi..." Ara tak bisa melanjutkan kata katanya.

Dadanya begitu sesak, nafasnya kian memburu El yang menyadari itu langsung mendekap Ara.
"Istighfar humairaku, jangan turuti bisikan setan.  Astaghfirullah hal azim" ujar El. Ara menenggelamkan kepalanya didada bidang El. Air matanya membasahi baju El. El yang melihat itu juga menitikkan air mata.

Dan kamu adalah orang yang berhasil membuat air mata saya jatuh Ara. Batin El

"Mas, Ara mau pulang." citit Ara.

"Iya kita pulang, tapi ngaji dulu ya kirim fatiha ke umma." Tawar El

Ara hanya mengangguk, matanya kembali nanar melihat gundukan tanah itu. Mulutnya bergumam tak jelas, namun yang El tahu Ara sudah mulai membaca surah Al-fatihah. Melihat hal itu El juga melantunkan surah itu.

"Ara sayang Uma." Ucap Ara di akhir kalimat nya.

Suami istri itu kini tengah berjalan bergandengan disisi makam. Tangan kedua nya bertaut, dihiasi langit yang mulai mendung. Mungkinkah Tuhan mengerti bahwa salah salah hambanya kini tengah berlayar di hati yang lara itu.

"Mas jika kelak kita dipermainkan oleh takdir apa mas akan tetap menggenggam tangan Ara seperti ini." Tanya Ara sambil melirik pergelangan tangan nya.

"Saya tidak berjanji Ara. Bukankah bisa saja Tuhan mengambil nyawa saya terlebih dahulu?. Lalu ketika waktu itu tiba, maka saya tidak bisa menolaknya bukan?." Tutur El

"Dan aku tidak sanggup mas, kehilangan orang tersayang begitu menyakitkan. Lebih baik aku menyaksikan jasadku di rengku olehmu terlebih dahulu." Saut Ara

"Apakah begitu berat?" Tanya El

"Sangat mas, sangat berat." Tak urung Ara melingkar kan tangannya ke badan kekar El. Perasaannya kembali tersayat tatkala bayangan umanya pergi meninggalkan nya untuk selama lamanya.

El menengang untuk beberapa saat, entah karena pelukan Ara di badan kekarnya atau suara Ara yang terdengar kembali.

"Ara enggak tahu perasaan apa yang telah Ara alami, tapi Ara bisa merasakan kalau Ara bisa nyaman didekat mas, Ara bisa merasakan ketulusan mas, Ara juga bisa merasakan kasih sayang mas, ini mungkin terlalu cepat untuk Ara mengucapkan kalau Ara cinta mas. Jangan pernah tinggalin Ara mas, Ara gak sanggup harus sendiri lagi. Ara gak mau dibohongi, Ara mau mas selalu jujur sekecil apapun masalahnya, karna kebohongan sekecil apapun itu menyakitkan Ara. Ara sudah hidup dalam bayangan drama yang manis, walau akhirnya terasa pahit." tutur Ara

El-Zarah  [Completed ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang