002

21.8K 1.5K 202
                                    

Happy reading !

Koreksi jika ada typo.









.









*****

Para bodyguard menatap iba kepada sang majikan yang telah tak sadarkan diri, diantara mereka ada yang meneteskan airmata melihat sang nyonya besar dengan kecantikannya yang luar dalam telah pergi meninggalkan dunia untuk selamanya. Mereka menunggu perintah Ivander untuk hal selanjutnya. Karena keadaan Ethan kini sangatlah buruk.

"Amour, maaf aku haru pergi. A- aku harus mengunjungi ibuku untuk terakhir kalinya." Remaja itu masih ingin berlama disini. Namun, keadaan membuatnya harus segera pergi.

"Amourku, mommy meninggalkan aku untuk selamanya, aku tidak ingin kau juga meninggalkanku. Kalian lah dua perempuan yang aku sayangi didunia ini. Aku pamit amour, aku janji akan kembali untuk menemukan dan membawamu." Ia berucap diiringi dengan bulir air yang mengalir dari sepasang pelupuk matanya.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, remaja itu pun keluar dari rumah, tak lupa ia menguncinya kembali. Ia berjalan dengan langkah lebarnya, meninggalkan Ray yang sedang menundukan kepalanya hormat.

"Penerbangan anda telah siap tuan."

Myeloma. Berani sekali ia merenggut nyawa ibunya itu.

*****


"Oh, I'm sorry Mi Amour. Maaf sudah lama sekali. Maaf." Pria ini terus menggumamkan kata maaf.

Amournya meninggalkannya tanpa mengucap sepatah kata pun. Tanpa memberitahunya terlebih dahulu ke mana gadis itu akan pergi.
Apa ia menyakitinya? Apa ia menghindarinya? Apa ada orang lain yang membuat gadis itu memancarkan binar kebahagiaan selain dirinya lagi? Apa selama ini amour nya hidup berkecukupan? Apa amournya... meninggal? Tidak.

Pria itu menggelengkan kepalanya ia lalu memijit pangkal hidungnya keras. Pikiran pikiran buruk selalu menghantui sejak amournya itu pergi. Seorang gadis kecil yang memikat bocah lelaki umur 13 tahun yang kini bocah tersebut ialah pria dewasa, gadis kecil yang mampu membuatnya merasa obsesi gila ketika ia tidak berada didekatnya sebentar saja. Dan bayangkan saja, sudah berapa tahun ia kehilangan amournya itu. Dimulai dari usia 13 tahun dan kini ia telah menjadi pria dewasa dengan segala kekuasan dan kekayaan berlimpah yang dimiliki. Tak peduli apapun, ia menyiapkam segalanya untuk menjemput amour nya pulang.

"Kamu benar- benar membuatku gila sayang. Kini aku kembali ke tanah kelahiranmu, aku akan membawa milikku kembali."

Pria ini kehilangan jejak, ia harus segera menemukannya. Ia tidak boleh membiarkan amour nya itu terlalu bebas. Pria itu kini keluar dari tempat tinggal yang gadisnya tempati selama enam bulan disini. Tak lupa kini ia mengunci dan menggemboknya, tak ingin ada orang lain yang menempati rumah ini. Ya meskipun tidak akan ada orang yang sudi tinggal ditempat ini.

Pria ini melihat ke sisi kiri dan kanan bangunan tempat tinggal amournya. Terdapat rumah yang lebih besar.
Pria ini menyesal kenapa membiarkan amour nya tinggal dirumah. Ah, bahkan ini bukan seperti rumah namun gubuk baginya. Namun, apalah ia dulu yang hanya bocah sembilan tahun belum mempunyai kekuasaan.

"Sir, anda harus segera kembali." Ray menunduk hormat setelah memperingati tuannya akan pekerjaan.

Pria tersebut lalu berjalan mendahului Ray yang merupakan tangan kanannya. Ia berjalan diantara gang sempit menuju mobil, dengan mengenakan tuxedo warna hitam, Ivander berjalan disusul Ray yang berada di belakang.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang