:((
🍁🍁🍁🍁🍁
Ivander sedang berada di dapur. Ia mengenakan alat pelindung diri lengkap dengan helm yang tertera di kepalanya. Ivander ingin bermain kembali bersama gadisnya. Malam ini hujan deras, Ivander dibantu dengan beberapa maid untuk memasak, mereka membuatkan Sora sup ayam.
Ivander menyisik potongan wortel dan kentang. Salah satu maid yang lanjut usia menghela napas melihat potongan sayur yang berantakan dan tidak teratur.
"Sudah. Biar aku saja yang menyisik, kau aduk perlahan supnya searah jarum jam," ucap maid berusia lanjut tersebut mengambil alih pisau beserta sayurannya.
Ivander membiarkan maid tersebut mengambil alih pisau dan sayur. Ia menggaruk kepala bagian belakangnya. Namun karena ia mengenakan helm, ia tidak merasakan apapun ketika menggaruk. Ivander menuruti perintah maid tersebut, ia mengaduk secara perlahan kuah sup yang berada dalam panci searah jarum jam, Ivander menyingkap sedikit alat pelindung diri di tangannya, ia meneteskan kuah sup tersebut. Terasa kuah yang hangat dan bumbu yang terasa ketika Ivander mencicipinya.
"Sir?" Seseorang menghampiri Ivander yang tengah mencicipi sup.
Ivander menoleh, ia menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya kepada Rayden. Rayden hanya menunduk sejenak, ia telah diperintah oleh tuannya untuk membeli stok ice cream.
"Ada yang akan kami sampaikan," Ucap Rayden.
Ivander mendesis, ia menyimpan spatula dan membuka kedua sarung tangannya. Ivander memerintah beberapa maid untuk menyelesaikan membuat sup. Ivander juga mengisyatkan pada bodyguardnya untuk mengawasi tiap gerik maid yang sedang memasak.
🍁🍁🍁🍁🍁
Sora berguling di atas kasur. Ia mencoba membuka knop pintu namun terkunci rapat. Smartdoor, sidik jari dan kata sandi yang telah ia coba memberi jawaban access denied.
Sora kembali bangun dan mengobrak-abrik laci yang ada. Tidak ada benda apapun untuk membuka akses pintu pintar tersebut. Sora tetap membuka laci yang tidak terkunci, hanya ada peralatan dan beberapa berkas yang tersimpan.
Ivander bilang jika ini rumahmu
Sora tersenyum licik, ia membuka beberapa berkas disana dan membacanya sekilas. Terlalu malas membaca karena hanya berkas data analisa perusahaan, hak milik dan surat-suratan. Sora menyimpan kembali berkas-berkas tersebut, ia membuka berkas selanjutnya, kembali Sora mendelik tidak suka, hanya ada angka yang tertera pada berkas tersebut.
"Pria dominan, dasar bajingan buruk." Sora tidak berhenti untuk menemukan sesuatu yabg dapat membuatnya keluar dari kamar.
Sora menarik sebuah laci yang terasa keras, didalamnya kembali terdapat berkas, yang terbungkus amat rapi dan aman. Sora mengambil sebuah berkas, didalamnya terlihat usang, ada juga yang terlihat masih baru.
"Amour, apa yang kau cari?" Ivander memperhatikan Sora yang tengah memegang sebuah berkas.
Seolah seperti penjahat magang yang tertangkap basah, Sora memasukan kembali berkas tersebut dan menutup laci. Ivander menghampiri, menelisik pada manik Sora yang kesana kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...