048

3.5K 302 25
                                    

Masih berlanjut yaa

Janlupa tekan bintang


.



.



.

.

.




🍁🍁🍁🍁🍁

Keesokan harinya media sempat digegerkan dengan kebakaran yang terjadi pada salah satu tempat produksi tepung. Tempat tersebut tidak terlalu basar, penyebabnya telah diketahui yaitu ada korsleting listrik, disusul dengan ledakan gas lalu microwave yang meledak di bagian dapur.

Kejadian tersebut berlalu sangat cepat, membuat beberapa orang yang tengah lembur tewas di tempat kejadian. Ada juga yang beranggapan jika beberapa karyawan mengantuk dan lalai akan tugasnya sehingga menyebabkan kebarakaran terjadi.

Kamera menyorot pada beberapa bagian korban yang hangus terbakar akibat kebakaran. Mereka telah dimasukkan ke dalam kantong khusus jenazah semantara yang belum, media membuat objek menjadi tampak buram. Jasad mereka sudah tidak dapat teridentifikasi lagi jika tanpa campur tangan tim foresnsik.

Ivander menegak kopinya di sore hari ini. Ia menonton siaran berita tersebut sembari memangku gadisnya yang menggigil ketakutan.

"Sstt," ucapnya menenangkan Sora, ntah kenapa gadis itu tampak ketakutan saat siaran menampilkan salah satu jasad, dimana jasad tersebut merupakan karyawan bernama Sherman.

Sora yakin jika tempat produksi tepung tersebut merupakan tempat dimana dulu Sherman bekerja, dan meminjam uang sebesar sepuluh juta lalu dipecat karena mengkonsumsi narkoba saat dirinya tengah bekerja.

"Nghh," lenguhan tersebut terdengar. Sora merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Seolah merasakan letih yang amat sangat.

Di balik tubuhnya, Ivander yang tengah memangku gadis tersebut tersenyum tipis. Pertama, ia telah menyingkirkan sesorang yang sempat membuat gadisnya mengalami goncangan pada kesehatan mental. Dengan cara menyiksanya terlebih dahulu, lalu dibakar hidup-hidup di sebuah tempat produksi tepung dimana Sherman dahulu bekerja.

Perusahan produksi tepung tersebut bukanlah perusahaan besar dan tidak terlalu terkenal. Gudang penyimpanan yang cukup jauh dari jangkauan warga membuat tempat tersebut menjadi terpencil.

Semantara Ivander tersenyum. Tangannya mengusap pucuk kepala sang gadis, pikirannya berkelana kapan ia menentukan pernikahan. .

"Ayo menikah." Ujar Ivander

"A-aku kesulitan bergerak," imbuh Sora alih-alih menanggapi ucapan Ivander, ia merasa panik dususl keringat dingin mulai bercucuran dipelipisnya.

Tiba-tiba ingatannya berputar pada saat Sora mengkonsumsi obat. Kemarin dokter datang dan memeriksa keadaannya. Lalu dokter tersebut memberikan secarik kertas yang berisikan resep obat untuk ditebus. Malam harinya, Sora mengkonsumisi obat-obatan tersebut. Tidak ada yang janggal sebenarnya, hanya saja Ivander memberikan dua obat tambahan lain untuk dikonsumi. Obat tersebut berada pada wadah yang berbeda dengan resep obat yang telah diberi oleh dokter.

Sora menegang, ia telah mengkonsumsi obat-obatan tersebut sebanyak dua kali. Namun efek sampingnya bagitu terasa dahsyat, tiap kali ia mengkonsumsinya, ia akan merasa ngantuk dan kini ia merasa kesulitan bergerak.

Ivander semakin tersenyum. Ia menyingkir dari tubuh Sora, melepas rengkuhannya pada gadis tersebut.

Selesai sudah, gadis ini telah mengatahui kepahitan dalam hidupnya. Orang tua yang asli, kebohongan dan pengkhiantan. Semuanya telah selesai, bahkan Sherman yang sempat membuat Sora ketakutan kini telah tiada. Semuanya usai, Ivander telah memenangkannya. Tidak ada lagi gangguan bagi mereka berdua, lalu untuk apa tahap selanjutnya?

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang