Vote☆
*****
Ivander terus memukul tubuh dibawahnya, Ivander terus menendang dan memukulnya dengan brutal ketika pria tak berdaya ini kerap terbatuk dan memohon agar Ivander menghentikan pukulannya.
Bugh!
Kali ini tendangannya ia arahkan ke ulu hati pria tersebut. Membuat pria itu kembali terbatuk dan memuntahkan cairan kental berwarna merah.
"T-uan, saya mohon." Ujar pria di bawahnya, tangannya yang diikat kebelakang membuatnya tak bisa berkutik apapun.
Pria tak berdaya itu menyeret tubuhnya yang dipenuhi lebam dan bercak merah menuju kaki Ivamder. Ia terus memaksakan tubuhnya untuk bersujud dan memohon ampunan dari tuannya.
Melihat pria yang menyeret tubuhnya sendiri, Ivander menendang kepala yang hendak menyentuh sepatunya itu."Uhk."
"Fuck!" Teriak Ivander menggema di ruangan pengap itu.
Kakinya ia gunakan kembali untuk menendang pipi kiri pria di bawahnya, setelah menendang Ivander menginjak hidung pria di bawahnya. Membuat pria yang susah berkutik itu semakin kesulitan untuk menghirup nafas.
Ivander tak mengangkat kakinya yang ia daratkan di hidung pria ini, ia terus melakukan aksinya hingga netra tajamnya menatap mata milik pria di bawahnya ini yang kini mulai membola.
Pria di bawah ini merupakan salah satu karyawannya. Kesalahan kecil yang dilakukannya membuat ia menjadi babak belur. Ivander sangat tidak menyukai kesalahan apapun itu. Sekecil apapun kesalahan itu, maka mereka akan mendapat konsekuensi.
Pria ini ia tugaskan untuk menjaga luar bangunan dimana mantan sekretarisnya itu disekap. Namun dengan otak dangkalnya, pria ini malah memasuki ruangan tersebut dan menyetubuhi Fanny yang sedang dirantai secara terus menerus.
"Bodoh! Aku bahkan belum sempat menyiksanya." Ucap Ivander. Ia menendang kembali pria di bawahnya
Pria itu meringkuk setelah perutnya kembali ditendang dengan keras. Ia memang tidak bisa menahan nafsunya ketika melihat Fanny dengan pakaiannya yang sudah terkoyak dan berlumuran darah. Saat itu ia melancarkan aksinya dengan mengendap memasuki ruangan Fanny berada. Disana ia melihat keadaan Fanny yang kacau. Kakinya yang sobek disertai dengan daging yang mengangga serta sebelah bola mata yang hancur.
Ia tidak mempedulikkan itu semua dan hanya memikirkan hasratnya sendiri. Segera ia menghampiri Fanny kemudian menyetubuhi wanita itu secara kasar dan terus menerus tanpa melihat darah yang semula mulai kering kini mulai bercucuran kembali akibat pemberontakan dari Fanny.
Dan tak lama setelah itu Fanny merenggang nyawa dengan keadaan yang mengenaskan dan pria yang menyetubuhinya ditamgkap oleh Rayden saat ia tengah melakukan aktifitas menjijikan itu. Rayden segera menghubungi Ivander bahwa Fanny telah mati dan menanyakan apakah ia harus membakar jasadnya atau menguburnya.
Namun Ivander tak mengatakan apapun ia malah mematikan sambungan telepon dan mendatangi ruangan itu.
Kali ini Ivander tak akan mengambil keuntungan apapun dari dua orang ini, ia tidak akan menjual organ dalam mereka ataupun memperbudaknya.
"Bakar keduanya."
Rayden dan yang lain segera mengangguk menyetujui ucapan tuan mereka. Mereka mulai membawa jasad Fanny dan pria malang tadi untuk disiram minyak tanah.
"Tidak! Tuan kumohon ampuni aku. S-saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi. Kumohon t-tuan Athanasius. Kumohon." Pria itu terus memohon saat mereka mulai membasahi tubuhnya menggunakan minyak tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...