023

4.8K 402 24
                                    

Ada paragraf yg nunjukin alur masa lampau (flashback). Digaris miringin.



















🍁🍁🍁🍁🍁

Tangannya tidak terikat, kakinya dibiarkan bebas dan nyaman ketika ia berbaring memejamkan mata. Ia dipakaikan kain sejuk, Sora pingsan, hingga akhirnya ia lanjut tertidur. Ia kembali dibawa ke kediaman Ivander, sang pemilik yang membuat gadis itu dianggap aneh dan gila.

"Bangun."

Ivander mengusap surai Sora , ia mengusapnya perlahan guna membangunkan gadis tersebut. "Bangun, sweetheart."

Sang empu masih nyaman dalam tidurnya, ia tidak terganggu dengan usapan dan kecupan lembut yang Ivander berikan. Ivander menyerah, ia akhirnya beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Ivander membasahi handuk kecil lalu keluar dari kamar mandi dan berjalan mendekat pada gadisnya. Tiba-tiba ia kembali teringat dengan percobaan gadisnya yang selalu ingin kabur. Dan bagaimana Yohan memperlakukan Sora bagitu licik. Ivander mengusap wajah Sora dengan handuk basah.

"Emm." Sora menggeliat, merasakan sesuatu yang basah menyapu wajahnya.

Matanya menangkap postur tubuh seorang pria yang memegang handuk. Sora yakini jika ia pelaku yang membangunkannya.

"Ayo kita bermain," ujar Ivander masih berdiri.

Sora menatapnya ragu. Bermain? Ia pikir mereka anak-anak? Sora lantas berbalik memunggungi Ivander, jantungnya berdetak tak karuan saat mereka beradu tatap. Sora lebih baik menghindar dari tatapan Ivander. Pria itu tidak menunjukan tatapan apapun, namun nthalah ini terasa mencekam.

Ivander menyimpan handuk basah tersebut di atas nakas. Ia membungkuk, meniup daun telinga Sora sehingga membuat gadis itu bergidik.

Ivander lalu mengangkat tubuh Sora, ia membuatnya berdiri, seolah melarang gadis tersebut untuk kembali berbaring.

"Ayo kita bermain, jika kau menang kau boleh meminta apapun yang kau mau," ucap Ivander memegang kedua pundak Sora, tanpa mengalihkan pandangan mereka.

"Bagaimana jika aku tidak akan kembali kesini lagi, layaknya orang asing yang tidak saling mengenal. Dan jangan mengusikku lagi." Tegas Sora. Kali ini ia akan mengambil resiko untuk bebas, ia tidak mau hidup dalam bayangan sosok gila dihadapannya. Sora juga tidak mau jika ia dianggap gila oleh orang-orang.

Ivander mengangguk, ia mengambil dua buah silet emas yang telah disiapkan sebelumnya. Ia juga memgambil sebuah koin dan memperlihatkannya pada Sora.

"Angka atau manusia?" Tanya Ivander, pria itu bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari Sora.

"M-manusia.", "kita akan bermain apa?" Tanya Sora penasaran.

"Hide and seek."

Sora mengernyit, sedetik kemudian ia tertawa remeh mendengar jawaban dari Ivander. Hide and seek? Permainan mudah yang biasa dimainkan oleh anak-anak.

Sora melipat tangan didada, gadis itu mentap Ivander dengan tatapan menantang.

Ivander menjelaskan jika koin yang dilemparnya lalu mendarat. Bagian atas termasuk pencari. Dan jika gambar manusia berada dibawah, maka orang tersebut harus bersembunyi. Begitupun sebaliknya, jika gambar manusia berada diatas, maka ia akan menjadi seorang pencari.

Sora paham. Ivander lantas melempar koin ke udara, koin tersebut nampak berputar-putar. Ivander tidak menangkapnya, ia membiarkan koin tersebut mendarat diatas marmer. Bunyi koin yang terlempar cukup mengisi kesunyian malam ini, koin berputar diatas marmer sebelum akhirnya diam dan mendarat.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang