008

11.9K 937 64
                                    

Janlupa vote seblum membaca




Happy reading












*****

Dua hari telah berlalu, Sora menyukai pekerjaan barunya meskipun terkadang ia masih dibimbing oleh sang majikan untuk membuat makanan khas Asia.

Hari ini ialah hari ke 2 nya ia bekerja, saat ini Sora sedang berjaga di depan komputer, Sora melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 5:30pm. Gadis itu segera memanggil temannya untuk berganti shift. Jam kerjanya dimulai pukul dua siang.

"Bye." Pamitnya kepada teman yang sedang bertugas.

Sora berjalam di trotoar, hatinya menghangat ketika mengingat besok adalah pemotretan kelas. Sora mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

Um hallo?

Sora? ada apa?


Aku ingin bayar untuk biaya pemotretan


Sora menghubungi teman kelasnya yang merupakan penanggung jawab untuk biaya pemotretan kelas.


Sudah telat

Apa?

Uhum, kau terlambat membayarnya, sebagai gantinya. Bawa uangnya besok untuk melunasi.

Kau-

Ya aku menggantinya. Jangan lupakan pakaian untuk tema besok dan bawa uangnya! Dahh, i'm in hurry.


Sambungan terputus, Sora memasukan kembali ponsel tersebut, ia merasa membebani teman perempuan itu karena menggunakan uangnya untuk membayar biaya pemotretan.

Tiba-tiba saja Sora kepikiran dengan pria gila yang tidak waras, bibirnya menipis marah. Pria tak dikenal itu membuatnya hilang pekerjaan! Tangan Sora mengepal mengingat hal itu.

Sore ini jalanan yang ia lalui sangat ramai, Sora merasakan kepalanya berdenyut ketika telinganya mendengar suara bising dari kendaraan juga suara orang-orang yang berlalu lalang, gadis itu segera berlari untuk menjauhi ramainya kota ketika hari libur.

"Sweetheart.."

Sora menghentikan langkahnya, ia melihat sepatu berwarna hitam kemudian mendongak untuk mengetahui pemilik sepatu milik orang yang telah menghalangi jalannya ini.

"Ayo pulang, sayang." Ivander mengulurkan tangannya.

Sora menepis tangan yang terulur itu, raut wajahnya terlihat tidak bersahabat. Tangannya ia gunakan untuk menampar pipi Ivander, sehingga pria itu menolehkan kepalanya ke samping karena kuatnya tamparan gadis tersebut. Ivander tak menunjukkan raut kesal maupun marah, tangan yang sempat ia ulurkan kini digunakan untuk mengusap pipinya yang ditampar.

"Jangan ganggu aku lagi." Sora menunjuk wajah Ivander.

Sora mengambil jalan di samping pria ini, dua langkah setelahnya ia merasakan tubuhnya ditarik dan berakhir dalam pelukan pria ini.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang