[PENTING]
Di part ini ada kilasan masalalu. Alurnya bolak balik jadi kalian harus baca teliti.. baca ulang lagi aja kalo masih bingung,ada typo koreksi ya
Selamat membaca..
🍁🍁🍁🍁🍁
Merasa cukup dengan pemikirannya yang buruk, Sora menghela napas gusar, ia masih memperhatikan beberapa orang memetik buah kokoa yang telah matang.
"Aku mencarimu."
Sebuah suara menginterupsi heningnya keadaan. Tidak perlu bertanya lagi jika pria tersebut adalah Ivander. Sosok orang asing yang dicap memiliki gangguan jiwa oleh Sora.
"Makanlah ini, kami tidak memberikan pupuk kimia selama proses," jelas Ivander menyodorkan buah yang ia petik.
Memang benar jika Ivander menolak selama proses tanam bibit hingga panen pria itu menolak tanaman coklatnya dicampur bahan kimia. Ia memilih cara alami dan organik dari dedaunan, lumpur dan abu vulkanik serta minimal satu kali proses penyiraman dengan air pegunungan, sisanya pohon dibiarkan disiram dengan air biasa dan air hujan. Proses yang sedikit rumit diurus oleh para petani yang diperintah dan diajari oleh pria tua tadi yang bernama Mr.Hanks sebagai orang kepercayaan Ivander. Mereka harus menjaga pohon dan buah yang berkualitas.
Tampak buah tersebut berwarna putih dan sedikit menggiurkan. Tanpa menahannya, Sora mengambil sebelah bagian buah coklat dari tangan Ivander. Ia pergi menjauh lalu memakan buahnya.
"Kau menyukainya?"
Ivander mengekori Sora, ia juga mencicipi rasa dari buah yang telah ia petik, "kebun ini milikmu sekarang."
Sora berhenti memgambil biji coklat tersebut, tangannya tampak kotor dan lembab akibat buah kokoa tersebut. Matanya mengernyit, Ivander selalu menghilangkan napsu makannya.
"Apa aku menyetujuinya?"
"Apa kau punya pilihan?" Sahut Ivander.
Sora menoleh, "tentu."
Sora tidak mengetahui apa yang akan terjadi jika memang ia pemilik dari perkebunan coklat luas tersebut. Serta gudang dan pabrik yang diatas namakan dirinya. Sora melempar buah yang dipegangnya, buah tersebut tampak menggelinding di hamparan pohon dan rumput yang terawat.
"Aku tidak mengerti," gumam Sora.
Ivander menatap ke arahnya, ia masih mencicipi buah yang telah ia petik. Tanpa tahu apa yang dipikiran Sora, gadis tersebut mmemikirkan hal buruk alasan Ivander membawanya kemari. Lalu memberikannya perkebunan coklat, pabrik dan gudang. Orang normal yang haus akan harta pun berfikir dua kali untuk menyetujuinya. Begitupun dengan Sora, pasti ada alasan lain Ivander memberikan semua itu.
"Apa?" Tanya Ivander melihat gadisnya yang sedari tadi menatapnya, "aku tampan?"
"Aku tidak bisa, mengertilah." Tatapan Sora menyiratkan penuh keyakinan.
Ia tidak mampu untuk membayar segala perawatan kebun, pabrik dan gudang. Dan ya, jika semua itu diatas namakan dirinya. Ivander bisa saja membohonginya atau bahkan menipunya. Apa pria itu akan membuatnya gila? Dengan cara membebani gadis seperti dirinya mengurus semua ini. Tak lupa dengan upah yang harus diberikan. Sora terkekeh, ia tidak mampu untuk itu semua, lebih baik ia mengembalikan hak milik tersebut pada Ivander, sebelum ia dimasukan ke dalam bui ataupun rumah sakit jiwa.
Sapuan lembut nan lembab terasa oleh Sora, matanya membelak melihat Ivander menjilati jari-jarinya.
"Hey!" Peringat Sora menarik jemarinya yang tampak bersih dari buah kokoa tersebut. Dilihatnya buah yang ada dalam genggaman Ivander telah habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...