021

5.7K 369 23
                                    

"Kau datang," Ucap Yohan menatap Sora yang berdiri di samping tempat tidur.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sora menghampiri Yohan.

Seorang dokter dan dua perawat berpamitan pada kakak beradik itu juga pada Sora. Sora kini dapat melihat keadaan temannya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Yohan, apa yang terjadi?" Ulang Sora disertai tekanan pada setiap kata yang ia lontarkan.

Yohan menggeleng, ia tidak bisa duduk meskipun ingin. Keadaan kakinya yang terpasang gips membuat pemuda itu masih harus berbaring diatas ranjang.

Sora mendengus, ia menyimpan buah-buahan yang ia beli menggunakan uang Bastian. Ia menaruhnya diatas nakas samping ranjang Yohan berada.
Sora lalu berbalik, ia menatap tajam pada Johan.

"Emm aku.." Johan tidak melanjutkan ucapannya. Ia merasa sedikit gugup. Benarkah gadis ini yang selalu Yohan ceritakan padanya hampir disetiap waktu?

"Apa?" Selidik Sora.

Johan akhirnya mendengus, "Ia kecelakaan, tepat pada lampu lalu lintas sedang berwana merah. Dari arah sebelah kiri, seorang pria menaiki truk ekspedisi. Ia tidak menyadari jika rem tangannya tidak berfungsi."
"Dan yaa, truk pengangkut paket itu meluncur bebas dan menabrak tujuh orang di jalan raya. Namun si brengsek ini yang terkena luka paling parah."

Sora meringis mendengar penuturan dari Johan. "Benarkah?" Tanya Sora hati-hati.

Johan mendelik tidak suka, ia berjalan keluar dari kamar rawat inap.

"Ada cctv dan kamera dashboard disetiap sudut. Kita akan menontonnaya saat aku keluar dari sini." Yohan berujar, ia mengambil segelas air, dibantu oleh Sora saat hendak meminumnya. Setelah rasa dahaga itu hilang, Yohan menutup mata untuk beberapa saat.

"Bagaimana? Kau mau? Kita akan menonton bersama saat truk itu menabrakku dan pengguna jalan yang lain. Aku pasti terlihat keren, seperti adegan aksi main character pada film Hollywood." Yohan menatap Sora sumringah.

Sora sungguh ingin menyenggol bahkan memukul lelaki ini. Jika saja Yohan tidak berbaring lemah, Sora pasti akan melakukannya. Bagaimana bisa ia bercanda disaat dirinya terbaring lemah. Sebelah kakinya bahkan dipasang gip! Pasti ada keremukan tulang disana. Begitupun dengan wajah Yohan yang sedikit pucat.

"Aku berharap kau segera pulih," Ungkap Sora.

Yohan mengangguk, ia tersenyum disemangati oleh Sora. Yohan semakin bersemangat untuk segera pulih. Jadwalnya hari ini untuk menjemput dan mengajak gadis itu jalan-jalan sirna bagitu saja. Digantikan dengan Sora yang menjenguk dirinya yang terbaring berstatus sebagai pasien.

Yohan sedikit malu, sepertinya ia akan memberi kakaknya pelajaran karena memberitahu keadaannya pada Sora. Meskipun memang benar jika Yohan menginginkan Sora datang disaat kondisinya seperti ini. Namun, Yohan juga malu. Ntahlah ia bingung.

"Kita akan membuat laporan insiden," Ucap Yohan tiba-tiba.

"Huh?" Sora bingung. Apakah lelaki ini melantur? Sora tidak ambil pusing, ia mengambil buah apel, lalu mengupasnya. Sora lantas pergi ke kamar mandi, ia mencuci buah tersebut.

Setelah selesai, Sora kembali keluar dari kamar mandi, menaruh apelnya pada piring dan memasukan potongan apel itu pada mulutnya. Sora menatap Yohan, lelaki itu menatapnya sendu.

"Ini, makan." Sora menyodorkan potongan apel manis itu pada Yohan. Yohan menerimanya, ia mengunyah apel tersebut, menyecap rasa hambar pada mulutnya.

"Sora, aku berjanji, setelah keluar dari sini, aku akan mengajakmu jalan-jalan, berkeliling dan membuat laporan insiden." Ucap Yohan disela kunyahannya.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang