034

3.5K 306 133
                                    

Hari sabtu mau up lgi??


















.

Up deh kalo part ini rame😆

.












.

Selamat membaca♡






🍁🍁🍁🍁🍁

Penuturan jika Sora membicarakan mengenai keper*wanan. Apakah pria itu masih akan mengurungnya lebih lama lagi atau melepasnya seperti dulu?

Sepertinya Ivander mengambil opsi kedua. Sora dan Ivander, keduanya akan kembali pulang ke negara mereka, bahkan Ivander gesit ketika membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang.

Sora tersenyum miris. Benar dugaanya, tidak akan ada pria yang akan sudi 100% menerima ketika sudah tidak lagi virgin.

"Can i ask something one?" Tanya Sora menghampiri Ivander yang memasukan beberapa kemasan coklat ke dalam tas.

"..."

Pria itu hanya menanggapinya dengan gumaman semantara ia sibuk memasukan beberapa bungkus coklat. Sora berdecih, ia tidak ingat kapan pria iti membeli coklat-coklat tersebut. Pasti Rayden atau pria-pria wajah kaku itu yang membelinya.

Sora maju lebih dekat lagi pada Ivander, ia menendang sisi betis pria tersebut.

"Ada apa?" Tanya Ivander, melirik seorang gadis yang berlaku kurang ajar padanya, Ivander yang tengah membereskan barang-barang mereka seketika menghentikan aktifitas tersebut untuk sementara. Tumben sekali, biasanya ia menyuruh para pekerja.

Sora melipat tangan di dada, Ivander tidak menatapnya lagi. Pagi hari ia terbangun dengan sedikit pusing akibat efek samping dari obat tidur yang Ivander berikan melalui jarum suntik. Alhasil, ketika ia terbangun, ia mendapati Ivander yang telah selesai mandi. Gadis itu menghadiahi cakaran pada lengan Ivander.

"Boleh aku jalan-jalan?" Harap Sora.

"Sebentar, setelah aku selasai membereskan semuanya."

Sora menghela napas, ia tidak mau ditemani oleh Ivander. Sora pun berbicara baik-baik kali ini. Jika ia berjanji tidak akan pergi jauh dan hanya berkeliling sebentar, ia harus membujuk dan memelas bahkan untuk pergi berkeliling saja.

"Aku izinkan. Kau akan ditemani Rayden," izin Ivander setelah melihat atatapan Sora yang memelas bak kucing meminta makan.

"Ditemani? Tidak-

"Ditemani atau pergi denganku? Tunggu sebentar saja," potong Ivander. Kali ini ia gesit membereskan barang-barang tersebut.

"Anjing."

Sora berlalu meninggalkan Ivander yang sibuk bersiap. Ia merasa tidak perlu repot membantu pria itu untuk membereskan barang dan beberapa makanan. Toh ia datang kesini juga karena paksaan, lalu mengapa ia harus membantu pria itu untuk beberes?

Sesampainya di luar kamar, mata Sora menelisik melihat interior resort tersebut. Tampak sangat memukau dengan gaya eropa klasik.  Menampakan kesan megah, tegas dan indah. Ukiran-Ukiran rumit begitu nyata bak mempunyai arti terselubung didalamnya, tidak henti hentinya gadis tersebut memandang takjub pada setiap desain resort yang ia lalui. Belum lagi bangunan bangunan terpisah dengan bangunan yang ia tempati. Sora penasaran, apakah desain-nya sama dengan resort yang ia singgahi.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang