036

3.4K 273 13
                                    

Bisa baca ulang dulu part sebelumnya








Selamat membaca..

🍁🍁🍁🍁🍁

Beberapa menit sebelum Ivander datang.

"Bagaimana rasanya memiliki keluarga yang lengkap.. adik?"

"What the hell."

Sora geram dengan perkataan dari mulut Johan. Pria itu menanyakan bagaimana rasanya memiliki keluarga yang lengkap. Menyenangkan tentu saja. Walaupun Sora harus merasakan susahnya mencari uang sejak usia remaja, susahnya ia membayar uang sekolah serta keperluan lain. Namun ia menyukai pekerjaannya, walaupun itu harus berakhir kala ia bertemub debgan Ivander. Dan tak lama kemudian sang manager memberhentikan dirinya untuk bekerja lagi tanpa alasan apapun.

"Ayahmu," ucap Johan.

".." Sora membisu, Sherman. Sora mengingat pelecehan yang hampir dialaminya.

Sora melepas kontak matanya dengan Johan. Johan membicarakam tentang ayahnya dan Sora selalu teringat dengan kejadian dimana Sherman hendak melakukan hal tidak senonoh itu padanya. Bahkan pria tua itu telah menindihnya dan menyentuh beberapa  bagian tubuhnya dengan nakal.

Menjijikan, rasanya sulit sekali bagi Sora untuk menghapus ingatan buruk tersebut.

"Ayahmu adalah ayahku juga," papar Johan.

Johan melihat raut terkejut Sora, ketika membicarakan mengenai Sherman,  sebelumnya Johan juga melihat Sora menyentuh bagian belakang kepalanya sendiri dan menarik sedikit demi sedikit rambut tersebut.

"Apa maksudmu Jo?"

"Ck, bodoh."

Sora tertawa masam. Se-brengsek apapun ayahnya tidak mungkin ia mengkhianati Selena dengan meniduri perempuan lain.

"Awalnya aku hanya membencinya namun kini aku membencimu juga," ucap Johan.

PLAKK

"Bajingan," desis Sora merasakan pipinya yang memanas.

BUGH

Sora melawan balik Johan dengan memukul pipi pria tersebut. Jika tadi ia hanya diam saja ketika Johan menampar dan memperlakukannya dengan buruk, maka kini Sora balik membalasnya dengan satu pukulan yang ia layangkan pada pipi tirus tersebut.

Johan menoleh ketika merasa kepalan kecil tersebut menghadiahi pukulan pada wajahnya. Pukulan tersebut tidak main-main untuk ukuran tenaga wanita, hingga Johan merasa sedikit pegal pada wajahnya.

Tampak Sora yang bersiap melayangkan kembali pukulannya, kali ini Johan lebih gesit untuk menangkis dan menghempaskan tangan tersebut.

"Sherman right?" Tanya Johan menikmati raut wajah Sora yang marah.

Johan terkikik, ia memasukan kedua tangannya kedalam saku celana, pikirannya menerawang pada kejadian belasan tahun lalu yang terus berputar jika mengenai seorang ayah.

"Saat usiaku kurang lebih lima tahun, ibuku selalu mendapati kekerasan dari pria yang menidurinya. Aku benci ketika mami-

"Apa kau baru saja berdongeng?" tanya Sora menyinggungkan senyuman miring.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang