046

2.9K 238 7
                                    

Janlupa vote

&comment





| |

"Aku harus bagaimana? Mengapa kau melakukan ini padaku?" Bastian bertanya pada Ivander, tanpa menatapnya.

Ivander mengernyitkan dahinya seolah bingung, ia berdiri diambang pintu dan mengunci pintu tersebut. Menghalangi Bastian yang akan keluar menyusul istrinya.

"Sialan. Bajingan, siapa kau sebenarnya ha?!" Bentak Bastian, "mengapa kau melakukan ini? Sora? Mengapa?!"

Teriak Bastian frustasi. Hancur sudah rencananya selama ini. Jika ditanya apakah ia menyayangi Sora? Tentu ia menyayanginya karena gadis itu merupakan darah dagingnya dengan Elleana. Bastian melirik Sherman meminta pria itu untuk menjelaskan namun pria itu mengangkat bahunya tanda tidak peduli.

"Melakukannya untukmu? Tentu tidak, aku melakukannya untuk Sora. Aku tidak mau gadisku ini hidup dalam kebohongan pahit," ucap Ivander menyeringai.

Ivander sudah mengetahu bagian ini akan terjadi. Dimana semua akan memojokka Bastian dan pria itu akan menyalahkan Ivander.

"Kau bukan siapapun bagi kami. Berhenti ikut campur," desis Bastian. Membuat Ivander tertawa iblis khasnya.

"Aku tidak peduli. Yang aku lakukan hanya untuk Sora, kami akan menikah dan aku tidak mau calon istriku nanti tidak mengetahui kebenaran yang terjadi.."

".. sisanya itu bukan urusanku."

Setelah lama memperhatikan, kini giliran Selena yang maju. Ia memberanikan diri mendekati Ivander.

"Kau akan menikahi gadis ini? Lelucon apa ini? Apa yang telah anak pungut ini berikan padamu, tuan?" Tanya Selena manis.

Sora semakin merasa terpojok, rambutnya yang terurai membuat sebagian wajahnya tertutup. Tanpa sadar, satu persatu orang telah memberinya sebuah jawaban. Bahwa Sora bukanlah anak kandung dari Sherman dan Selena. Sora mendongak merasa ditatap oleh seseroang. Sherman menatapnya penuh gairah.

"Kau tau, dia tidak punya apa-apa. Mengapa tuan ingin menikahinya? Oh, apa dia hamil dan kau akan tanggung jawab dengan menikahinya?"

Setelah mengatakan lalimat tersebut, kini Selena memandangi Sora, "ck, murahan sekali kau."

Hamil. Mendengar kata tersebut membuat Bastian panik. Bastian yakin jika Sora anak baik-baik saja. Tidak mungkin gadis itu berlaku seliar mungkin sehingga menyebabkan dirinya hamil.

"Aku tidak akmerestuinya." Ucap Bastian mutlak.

Sora kembali terenyah, secara tidak langsung Bastian menganggapmya sebagai putrinya sendiri. Jantungnya berdegup kencang, kejutan gila. Sora memahami semuanya, jika dibandingkan perilaku Bastian selama ini memanglah berlebihan. Bastian selalu ada kapanpun Sora membutuhkannya sebagai seorang ayah, termasuk saat ia dilecehkan oleh Sherman. Bastian datang tepat waktu dan menyelamatkannya dari seorang pria yang Sora anggap ayah.

Jika dipikirkan lagi, semuanya masuk akal. Perilaku Selena yang semena-mena juga Sherman. Akhir-akhir ini pria itu selalu melihatnya dengan tatapan penuh nafsu gairah. Ternyata Sora bukan anaknya, pantas saja Sherman hendak melalukan hal itu padanya.

"Aku tidak peduli,"

"dan kau nyonya," tunjuk Ivander kepada Selena.

Selena hanya tersenyum semanis mungkin saat Ivander menunjuk wajahnya selama beberapa detik. Dengan angkuh ia melipat tangan didada dan memberikan raut wajah menggoda.

"Sora tidak hamil. Ia menjaga kesuciannya tidak seperti dirimu mau disentuh lelaki manapun," jelas Ivander, memohok harga diri Selena.

Bastian kembali meraung, ia menarik Ivander yang menghalangi pintu kemudian hendak melayangkan pukulannya. Ia khwatir dengan istri pertamamya yang akan melahirkan.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang