035

3.6K 290 120
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁

Ivander telah selesai membereskan barang-barang yang akan dibawanya pulang. Pria bererawakan jangkukng itu melakukan stretching, tidak terbiasa melakukan atau membereskan barang dengan jumlah yang banyak ataupun sedikit.

Ivander melirik arloji yang melingkar pada pergelangan tangan. Jam menunjukan pukul sepuluh lebih tiga belas menit waktu setempat, itu berati Sora telah menghabiskan waktu jalan jalannya selama beberapa jam.

Tidak apa, selama gadis itu menyukainya maka Ivander akan membiarkan itu terjadi.

Tidak ada email ataupun pesan mengenai pekerjaan yang ia baca. Hari ini ia tidak ingin menghabiskan waktunya untuk pekerjaan.

Ivander menuangkan campagne, pria itu membawa gelas berisikan minuman beralkohol tersebut untuk dibawanya ke tepian ranjang. Ivander menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang, sementara kakinya ia biarkan berselonjor.

Ivander penasaran dengan apa yang amournya lakukan. Untuk itu ia menghubungi Rayden selaku tanggung jawab atas gadis  dengan etika sedikit kurang ajar tersebut.

"Kami berada di toko roti, tuan," ungkap Rayden tanpa menunggu pertanyaan dari bossnya.

"Bagaimana dengan yang lain?" Tanya Ivander.

"Anak-anak yang lain menjalankan tugasnya dengan baik, sir," jelas Rayden melalui sebuah earpiece yang terpasang.

Sambungan komunikasi tersebut terhubung dengan beberapa orang, satu orang pria yang bersam Rayden juga beberapa orang pria yang menyamar seperti turis, pedagang, bahkan warga setempat mendengar pembicaraan tersebut.

"Kami bertemu dengan captain Gillvert, sir," ucap seseorang yang berdiri di samping Rayden.

Ivander menyesap campagne nya, kemudian pria itu mengernyit, "Johan?"

Para anak buahnya yang bertugas saling melaporkan jika nona mereka bertemu dengan Johan, tepatnya di depan toko roti. Rayden menjelaskan jika mereka berdua sedang berbincang secara pribadi di private room.

Ivander menggertakan gigi nya. Johan pasti akan membicarakan sesuatu pada Sora. Tidak. Gadisnya masih tidak boleh tahu mengenai hal tersebut, ia tidak akan membiarkan Johan bertindak lebih jauh, jika ya, maka jangan salahkan Ivander membuat pilot tersebut bernasib sama seperti adiknya. Hanya Ivander yang boleh memberitahunya, hanya pada Ivander lah gadisnya harus bergantung hal apapun.

"Percepat jadwal penerbangan. Aku ingin kalian kembali sebelum tengah hari.." Titah Ivander.

"Jika dia pulang dengan keadaan tidak baik-baik saja--"

Para anak buahnya yang mendengar seketika lupa menelan ludah mereka masing-masing. Tanpa melanjutkan ucapan dari sang boss tersebut mereka sudah tahu. Sesuatu yang buruk tidak boleh terjadi pada nona nya. Nona nya harus kembali dengan keadaan minimal ceria.

Ivander menutup sambungan tersebut secara sepihak. Ia kembali menegak minuman tersebut hingga kandas, setelah gelas kosong, Ivander melemlar gelas tersebut ke sembarang arah. Ia mengambil satu botol sisa campagne tersebut lalu meminumnya perlahan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sementara itu, disebuah ruangan tertutup yang hanya mengkhususkan orang-orang tertentu, seorang gadis dengan degupan jantung yang menggila menggigit kuku-kukunya was-was. Bukan karena gugup, melainkan karena khawatir dan sedikit takut.

Amarah yang tersirat pada Johan mengingatkannya pada Ivander, mereka berdua seperti pinang dibelah dua mengenai kemarahan.

"Aku.. mau pulang," ucap Sora pelan.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang