🍁🍁🍁🍁🍁
Satu minggu lebih tiga hari telah berlalu semenjak insiden kecelakaan yang terjadi dijalan raya, tepatnya ketika lampu APILL menunjukan warna merah.
Yohan, si korban kecelakaan telah diperbolehkan pulang. Kaki kirinya hanya terkena remuk kecil dan tidak berpotensi apapun. Namun ternyata sang kakak memberitahu Sora dan Yohan jika Yohan mengalami patah tulang sehingga harus dirawat penuh.
"Kakakmu protektif sekali," ujar Sora menyimpan barang-barang Yohan.
Mereka telah sampai di unit apartmen. Johan keluar dari kamar adiknya dengan catatan, pintu harus terbuka lebar, tentu saja mereka menyetujui. Apa hal yang terbesit dipikiran sang pilot sehingga harus membuka pintu lebar. Sora menggeleng, ia tidak mau mempusingkan hal itu.
"Aku sudah sembuh, ayo membuat laporan insiden." Yohan beranjak dari kasur, ia membuka lemari dan memilih sebuah hoodie untuk lapisan hangat pada sore kali ini.
"T-tidak perlu, kurasa ia sudah mendapat orang lain," Sora berucap gugup.
Yohan berbalik, ia menatap Sora yang berdiri tak jauh darinya. Selama satu minggu itu pula Sora terkadang menyempatkan diri untuk menjenguknya. Ntah itu pagi hari, siang hari, ataupun sore hari. Ia tidak menjenguk setiap hari, terhitung hanya empat kali ia menjenguk Yohan. Yohan memaklumi hal itu, Sora mempunyai kesibukannya sendiri. Untuk itu ia sangat senang dan berbunga-bunga ketika chairmate nya semasa SMA datang menjenguk.
"Jika bagitu, kalian harus tetap membuat laporan insiden."
Kedua remaja itu menoleh, mendapati Johan yang memperhatikan mereka sadari tadi.
"Tunggu.. apa?" Sora mengernyit, ia kemudian menatap Yohan yang kini memutus kontak mata mereka.
"Dia sering membicarakanmu. Demi Tuhan, rasanya telingaku akan meledak tiap kali ia bercerita." Johan berucap, ia melipat kedua tangannya dan menyender pada dinding.
"Pergilah, buat laporan insiden gila-mu, nona," Titah Johan dominan.
Yohan menggeram, ia berjalan ke arah Sora, menuntunya untuk segera keluar dari unit apartemen. Mereka berjalan melewati Johan yang terkikik geli.
Seperginya mereka, Johan pergi ke kamar dirinya, mengambil sebuah benda yang telah dibungkus amat rapi lalu menyimpannya kembali.
Belum saatnya, Johan akan keluar dari umit apartemen untuk mencari angin segar.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Itu laporan yang konyol, keluar dari hutan? Dua minggu yang lalu? Saat malam hari tanpa terluka oleh binatang buas?" Tanya sang sheriff pada kedua remaja yang duduk di bangku hadapannya.
Kedua remaja itu saling menatap satu sama lain, Sora menatap Yohan sinis, ia kemudian menyikut dan memukul lengan Yohan. "Sudah kukatakan akhirnya akan seperti ini."
Sheriff tersebut hanya menghela napas, ia kemudian menyalakan monitor untuk mencari informasi terkait, ia lalu mengambil secarik kertas dan juga balpoin.
"Alright, sebuah rumah besar di pelosok, mobil mewah dan.. pria dominan." Sheriff tersebut mengetikkan sesuatu dalam layar monitor.
Sora dan Yohan melihat seksama apa yang dilakukannya. Dirasa cukup akurat, polisi tersebut menunjukan hasil yang ia dapat dari internet.
"Tidak ada, nona. Pemerintah memberitahu jika hutan itu merupakan hutan liar terlarang yang terdapat banyak hewa buas. Dilarang pergi ke sana lagi, paham? Sebaiknya kalian pulang, hari akan larut, kami akan mencari tahu lebih dalam lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romansa[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...