025

5.4K 341 7
                                    

Dichapter sebelumnya 024, yg lupa a/mau tau pemilik sebelah sepatu anak yg berisikan 'ekhm'. Dia ada di chapter 007 ya:*

Selamat membaca


















*****

Gedoran pintu berulang kali Yohan lakukan, ia berteriak menyebut nama seseorang serta menendang pintu kamarnya secara berulang kali.

"JOHAN!" teriaknya lantang. Yohan tidak mengerti, dua hari yang lalu Johan mengamuk melalui sambungan telepon dan menyuruhnya untuk pulang.

Setelah sampai di unit apartemen, dilihatnya barang-barang rumah yang pecah dan hancur berceceran di lantai, Johan mengamuk, ia juga menghancurkan kamarnya yang selalu rapi.

Berusaha untuk menenangkan kakaknya, Yohan yang kala itu pulang setelah mengantar Sora mendapati bogeman mentah pada rahang. Johan menyeret tubuh adiknya lalu mengurungnya di kamar.

"Sialan kau, kak!"

Yohan lelah, ia berjalan menuju lemari pendingin yang menyediakan makanan. Yohan berdecih, ia tidak suka makanan dingin, Yohan mengambil sebungkus roti sobek lalu berbaring diranjang dan melahapnya.

Suara vakum pembersih dan dua orang yang berbincang membuat Yohan membawa pandangannya pada sumber suara, Yohan berjalan menuju pintu, ia menempelkan daun telinganya untuk mendengar dua orang yang memulai percakapan.

"..Bersihkan dan rapikan semuanya,"

"Yes, sir."

".. Dan kamarku, bereskan."

Suara Johan yang berbicang dengan seorang cleaning service berakhir begitu saja. Yohan melihat kakaknya yang telah membukakan pintu kamar, dilihatnya Johan yang mengenakan seragam pilot menatapnya tanpa ekspresi. Sepertinya pria itu baru saja pulang bekerja.
Kesal dengan suasana tersebut, Yohan melemparkan sisa rotinya tepat di wajah Johan.

"Jangan berhubungan dengannya lagi," ucap Johan menatap netra dalam sang adik.

"Tch, apa maksudmu mengurungku, kak? Kau memberiku makanan instan dan merampas ponselku. Kau pikir ini lelucon?" Ungkap Yohan, ia melirik seorang cleaning service yang sedang membereskan kekacauan yang diperbuat kakaknya.

"'Kau pikir ini lelucon?' Aku memperingatimu Yohan Gillvert. Jangan pernah menemui dan berhubungan dengannya lagi," tekan Johan menunjuk wajah adiknya.

Yohan mengernyit, kurang paham dengan maksud kakaknya "siapa yang kau maksud?"

"Gadis yang membuatmu celaka."

"Sora?" Selidik Yohan menyipitkan matanya, Johan meliriknya malas.

"Aku muak mendengar namanya."

Yohan terkekeh, lelaki tersebut merasa bingung, ia berjalan menuju lemari pendingin yang telah Johan sediakan. Membuka lemari tersebut dan mengambil satu kaleng minuman bersoda dari sana.

"Aku sering menceritakannya padamu, bahkan ketika kau sedang bekerja. Kau tidak keberatan dengan itu, Jo." Yohan menatap pandangan kakaknya, tidak lagi memanggilnya dengan sebutan 'kak', "jangan berpikir untuk merebutnya dariku, cari saja pramugari-pramugari cantik di sana!"

Johan menggeram, ia melempar kopernya asal. Berjalan tergesa melihat beberapa figura foto yang terpajang di meja belajar Yohan.

Bunyi pecahan kaca terdengar jelas kala Johan melempar figura yang berisikan dua orang dalam foto? Yohan dan Sora ketika mereka melakukan pemotretan di perpustakaan pusat kota.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang