*****
Beberapa menit sebelum Ivander pulang..
Ivander merenggangkan otot-ototnya yang terasa kebas. Banyak perusahaan pialang yang mengajukan kerjasama dengan iming-iming mendapatkan saham 12% dari perusahaan tersebut. Ivander melempar ajuan kerja sama tersebut guna membuangnya. Ia menandatangani beberapa perusahaan cabang yang meminta dana untuk pembangunan pabrik dan juga gudang. Ivander telah menandatangani proyek tambang miliknya yang berada di Papua, Indonesia, dalam surat tersebut, sang manager meminta izin dari Ivander untuk mengelola tambang bauksit yang berada di Kalimantan Barat.
Bijih bauksit adalah bahan baku untuk membuat alumunium. Bahan inilah yang diproses lagi untuk berbagai peralatan manusia sebagai bahan abrasif. Bijih bauksit adalah batuan yang mengandung tiga mineral utama dan berikatan dengan mineral silikat berupa kaolin dan mineral besi. Mineral utama yang terkandung dalam bauksit adalah boehmite, gibsit, dan diaspora.
Untuk memproduksinya, bauksit harus melalui proses yang dinamakan proses bayer. Data yang sangat akurat serta kesiapan yang telah matang, membuat Ivander menyetujui izin tersebut.
Sementara berkas lain seperti pertemuan dan janji, Ivander menundanya terlebih dahulu. Dan hal lain yang ia tanda tangani berupa property bisnis yang telah ia tekuni bertahun-tahun lamanya.
Ivander membuat rancangan pembangunan bisnis property lagi yang akan dibangun dekat salah satu pantai. Ivander berencana akan mengadakan beberapa rapat besar setelah ia pulang dari Belgia.
Setelah sebagian pekerjaannya selesai, Ivander menyeruput kopi yang kini terasa dingin. Ivander keluar dari ruang kerjanya, tak lupa pria tersebut mematikan komputer terlebih dahulu.
"Mr. Athanasius, pukul tiga sore akan ada tamu dari owner elektronik asal Tiongkok. Anda mau kemana?" Tanya sekretaris barunya tersebut, bertepatan dengan ia yang akan membawa sebuah map berisikan jadwal dan beberap pertemuan dengan klien.
"Ubah jadwalnya," titah Ivander tanpa melirik wanita berkacamata tersebut. Ia merasa tidak memiliki jadwal dengan pemilik perusahaan lain.
Annieth selaku sekeretaris baru yang telah berpengalaman di perusahaan bidang marketplace online mengangguk paham, ia mempersilahkan Ivander untuk lewat.
🍁🍁🍁🍁🍁
Ivander melajukan kendaraannya membelah hutan terlarang yang dimaksud pemerintah. Beberapa kendaraan juga melewati hutan tersebut sebagai jalur alternatif menuju daerah tertentu. Bedanya, kini Ivander tidak memakai jalur alternatif miliknya yaitu terowongan. Ivander tetap melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, seolah pria ini telah terbiasa melewati jalur curam dan mengerikan.
Sesampainya di halaman mansion, Ivander turun dari mobil. Ia mendapati beberapa penjaga dan juga maid yang menyapanya, Ivander berjalan menuju lantai dua dimana gadisnya terkurung manis. Dibukanya perlahan pintu tersebut menggunakan sidik jarinya, terlihat kamar yang sedikit berantakan juga kasur yang acak-acakan.
"Amour!" panggil Ivander tidak mendapati Sora berada di kamar.
Tidak ingin berpikiran buruk, Ivander mengetuk pintu kamar mandi, tidak ada sahutan, kemudian pria tersebut membuka pintu kamar mandi yang tidak terdapat Sora di dalamnya.
Laporan mengenai Sora baik-baik saja. Lalu kamana gadis itu pergi, Ivander terdiam sejenak sebelum kakinya melangkah menuju sebuah pintu yang akan memghubungkannya ke ruang kerja.
"Sedang apa kau?"
🍁🍁🍁🍁🍁
Air matanya perlahan mulai berhenti saat indra pendengarnya menangkap suara dari seorang pria yang menculiknya. Sora terduduk di lantai dengan berkas-berkas berantakan yang telah ia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...