Happy reading
Vote& comment
******
Sekitar pukul dua dini hari, Sora sedikit terganggu dengan tidurnya, gadis itu berusaha bangun meski kantuk masih sangat terasa olehnya. Sora mendengar suara bisin di lantai bawah. Gadis itu memutuskan untuk menuruni anak tangga.
"Oh hai Sora. Kau belum tidur." Sora mengenali suara ini. Suara dari kakak ibunya (Paman).
"Belum. Dia begadang tiap malam, lihatlah wajahnya yang berjerawat dan buruk. Hahaha." Ujar ibunya tertawa.
Kakak ibunya yang bernama Bastian menatap sang adik yang bernama Selena dengan wajah mengkerut. Ia baru saja tiba dari luar kota untuk menjumpai sang adik.
"Menurutku dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Wajahnya bersih dan tidak berjerawat." Ujar Bastian memperhatikan Sora yang tengah mengucek matanya ngantuk.
Sora menghampiri Bastian, gadis itu mencium punggung tangannya dan istri dari pria tersebut. Setelah itu Sora pamit untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.
"Cantik? Heh."
Bastian tersenyum mengiyakan ucapan sang adik. Ia memang sengaja berkunjung kesini dan sekalian untuk liburan. Bastian memiliki seorang putra yang kini tengah duduk di bangku kuliah juga juga calon bayi yang tengah di kandung oleh istrinya.
Sora membuka jendela kamar, udara malam terasa menusuk pori-pori kulit. Sora membiarkan dinginnya angin malam menyentuh kulitnya secara bebas. Ia memang suka dengan cuaca malam. Gadis itu segera membaringkan tubuhnya dan kembali berbaring di tempat tidur, meringkuk dalam selimut untuk mencari kehangatan.
"Amourku yang bodoh." Ucap Ivander menutup jendela kamar.
Ivander menghampiri ranjang Sora. Dirinya ingin sekali mendekap tubuh kecil itu dalam kungkungannya yang hangat. Ia juga tidak tega melihat ranjang kecil yang tak memungkinkan untuk dirinya dan Sora berbagi kasur.
Ivander mengusap surai Sora, gadis itu sedikit terusik dengan usapannya dan semakin menelusupkan kepalanya kedalam selimut.
Ivander mendekatkan wajahnya ke wajah gadis tersebut, ia harus segera pergi untuk menyelesaikan salah satu urusannya. Kemudian Ivander menurunkan sedikit selimut berwarna merah muda itu serta menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah damai amournya. Ia lalu mengecup beberapa bagian wajah Sora.
"Slept tigh, babe.."
*****
Demi Tuhan, Sora akan memberi pelajaran orang yang telah membangunkannya dihari libur ini. Sora menuruni anak tangga, rambutnya ia biarkan gerai begitu saja, ia akan melanjutkan mimpinya setelah menemui orang gila ini.
Melihat keluarganya dan paman beserta istrinya yang sedang berkumpul. Sora akui jika dirinya terlambat bangun dan tidak membereskan pekerjaan rumah.
"Hai."
"Ada apa?" Tanya Sora.
Yohan terlihat segar dan rapi pada pagi hari ini. "Mau olahraga sebentar?" Tanya Yohan, ia menyodorkan bungkusan kecil.
"Tidak." Jawab Sora, gadis itu yakin jika Yohan menyogoknya untuk mengganggu hari libur ini dengan sesuatu di dalam bungkusan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...