004

15.9K 1.3K 119
                                    

Happy reading


Koreksi jika ada typo.








.

.





******

Sora telah sampai di depan pagar rumah orangtuanya. Jarak antara sekolah dan rumahnya ini memang cukup jauh. Gadis tersebut mengusap keringat yang bercucuran di pelipisnya. Mengingat ini masih termasuk jam pagi, jadi ia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan bersantai sebentar di kamar.

Ketika membuka pintu, Sora terdiam saat orang-orang dirumah menatapnya.

"..."

"Apa?" Tanya Sora. Sementara itu kedua orang tuanya beserta adik-adiknya itu kembali melanjutkan aktifitas mereka.

"Bagaimana jika kau nikah saja dengan lelaki yang ibu pilihkan?" Ibunya kini berucap sambil menatap Sora yang hendak naik tangga menuju kamar.

Sora membalikan badannya, menatap ibunya sekilas lalu setelah itu kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Tidak sopan saat orangtua berbicara dan kau malah pergi." Ucap ayahnya kini.

Sora tidak menyukai tatapan ayahnya. Namun ia juga membenci dirinya sendiri, menyadari fakta bahwa ia hidup hingga sekarang ialah dengan uang kedua orangtuanya itu.

"I'm still a teenager." Ucap Sora, ia melihat adik pertamanya yang mendekat. Gadis yang berusia tujuh belas tahun itu berancang-ancang ketika adiknya berdiri dihadapannya dengan membawa mie instan dalam cup.

byurr

Tak dapat terelakkan lagi ketika kuah mie instan itu mengenai seragamnya. Air itu masih terasa hangat dibalik seragam Sora, ia menempelkan jarinya di telinga adik pertamanya itu dan sedikit memelintirkannya. Cukup hari-hari biasa ia diganggu oleh Zac. Dan kini ia disambut dengan tumpahan air mie kuah setelah pulang sekolah m

"Hei, apa apaan kau, Sora? Jangan ajari anakku kekerasan." Ucap ibunya lantang, ia melepaskan tangan Sora dari telinga anak laki-lakinya itu.

Sora mengernyitkan dahinya. Apa ia yang salah disini? Sepertinya ya, karena tak ada satupun yang memihak pada dirinya.

"Itu bukan kekerasan bu, harusnya ibu paham. Aku hanya memberinya pelajaran kecil." Ucap Sora sedikit tidak terima dengan perilaku adik pertamanya yang kian hari semakin kurang ajar.

"Sudahlah, ia masih anak kecil. Lebih baik kau bersihkan lantainya biar bersih." Ucap ayahnya seraya menyilangkan kakinya di atas meja dan kembali memainkan ponsel.

Sora hanya melihatnya sekilas. Ayahnya sama saja.

"Bagaimana jika ia melakukan hal nakalnya ke orang lain?"

"Dia masih berusia tujuh tahun." Ibunya mengusap telinga Zac yang sempat dipegang Sora. Seolah baru saja Sora menyakitinya.

Sora terbelak, jadi ibunya ini akan membiarkan adik pertamanya terus melakukan kesalahan dan mewajarkan hal tersebut karena ia masih anak-anak?

"Kau seharusnya mengajarinya, bu." Ucapnya pelan.

"Ya, ya, aku akan mengajarinya, mendidiknya dengan benar suapaya tidak tumbuh seperti kau."

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang