040

3.2K 250 10
                                    

Hi!

Janlupa VOTE

&comment











.

Sora merasakan hal yang tidak beres saat aroma tidak sedap itu semakin menyeruak pada indra penciumannya. Untuk itu ia memberikan diri berbalik dalam dekapan Ivander. Sehingga pria tersebut rela mengendurkan pelukannya dan kini, dalam pencahayaan yang redup, mata mereka bertemu.

"Apa yang telah kau lakukan, Ivan."

***

Tidak ada sahutan apapun dari pria di hadapannya, ia mendadak bisu dan memejamkan mata seolah gadis ini tidak berucap apapun.

"Aku bertanya padamu," desis Sora menggeliat.

"Itu bau darah," lirih Sora.

"Hm, tidak apa."

Ivander hanya menanggapinya dengan kalimat rendah tersebut. Pria itu tidak mempedulikan jika pakaian mereka sama-sama basah. Dan mungkin seprei dan kasur juga ikut basah dan bau.

Namun, bukan keadaan basah tersebut yang menjadi pemikiran Sora kali ini. Bau darah dan gosong yang pekat membuat Sora tidak tahan mencium aroma nya, terlebih ia tidak mengetahui darah apakah dari pria ini. Apa yang dilakukan Ivander sehingga pulang larut malam, apa yang dilakukan pria ini sehingga tercium aroma darah dan gosong yang begitu menyengat bercampur dengan air hujan pada tubuhnya.

Ivander menyeringai, ia kembali membuka kelopak matanya merasakan tubuh Sora yang tidak bergeming.

"Itu bukan darah hewan?"

Ivander mengernyit, berpura-pura tidak mengerti pernyataan yang dibungkus dalam pertanyaan tersebut. Lalu kini, ia membiarkan pelukannya terurai, sehingga gadis tersebut langsung menjauh dan berdiri di samping ranjang. Menatapnya penuh tanya dan takut.

"Bagaimana kau tahu jika baunya bukan darah hewan?" Tanya Ivander yang membuat Sora seketika melotot.

Ivander berdehem, ia pun kini bangun namun masih duduk santai di tepian ranjang memperhatikan Sora.

"Katakam amour, bagaimana kau mengetahuinya." Ivander menatapnya tanpa memasang ekspresi apapun. Namun terlihat sedikit ekspersi meledek di wajahnya.

Sora mematung, ia bingung harus menanggapi apa. Ia hanya bertanya kemungkinan jika Ivander tidak melakukan hal buruk. Namun pria itu seolah memberikan kisi-kisi jika darah yang tercium bukanlah darah hewan.

Lalu apa?

Sora merasa otaknya masih tidur sehingga ia kesulitan berpikir.

Tak!

Sora mengerjapkan matanya berulang. Tidak menyadari jika Ivander telah beranjak dari ranjang dan menghidupkan lampu kamar. Terlihat pria itu membalikkan badannya membelakangi Sora. Tubuh tingginya masih terbalut dengan pakaian hitam yang selalu pria itu kenakan. Sora sempat tertegun apakah Ivander tidak menyukai warna lain karena hampir pakaian yang dikenakan olehnya selalu berwarna gelap.

Kini, Ivander membalikan tubuhnya sehingga mereka bertatap dengan posisi yang jauh. Ivander menyeringai, ia merentangkan tangannya seolah menyuruh Sora menubruk tubuhnya. Meskipun terlambat, Ivander mau seolah Sora menyambutnya bak anak baik.

[2.1] IVANDER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang