Kalo nemu typo koreksi
Selamat membaca..
🍁🍁🍁🍁🍁
Seorang pilot mengumumkan pemberitahuan jika penerbangan telah sampai di bandara internasional Brussel, Belgia. Pramugari memberikan arahan kepada para tamunya untuk melepas sabuk pengaman setelah pesawat benar-benar mendarat.
Seorang gadis terlelap damai dalam gendongan seorang pria. Gadis itu belum menyadari jika mereka telah tiba di tujuan. Jauh dari orangtua, jauh dari kampung halaman dan jauh dari apa yang diketahuinya.
Ivander membopong tubuh Sora untuk keluar dari dalam pesawat. Sebelum keluar dari pintu, dari dalam ruangan pilot keluarlah Johan bersama dengan co-pilotnya.
"Sepertinya nona tidur dengan lelap," ujar seorang co-pilot, melihat seorang gadis yang ada dalam gendongan Ivander.
"Ya, dia menikmati perjalanan sehingga tertidur pulas," jawab Ivander melihat mereka secara bergantian.
Co-pilot tersebut terkekeh, ia merasa beruntung berada dalam jet yang sama dengan Ivander, seorang bos dan pengusaha sukses yang cukup tertutup dari media, "mengapa anda tidak membangunkan nona saja, tuan?"
"Aku tidak ingin mengganggu istirahat gadisku."
Johan menatap lekat wajah Ivander, pria itu menyadarinya dan menatap balik wajah sang pilot. Ivander tersenyum tipis padanya, ia keluar dari jet terlebih dahulu. Johan melihat kejadian itu. Seorang gadis yang selalu Yohan ceritakan kini berada dalam gendongan seseorang yang berpengaruh di dunia industri, tambang dan properti. Johan mengepalkan tangan, seseorang bisa saja melihatnya jika ia sedang mengepal untuk menghilangkan rasa pegal. Namun yang Johan rasakan dadanya sesak.
"Ibu dan anak sama saja. Mereka membuat keluargaku mati," seru Johan dalam hati.
Pandangan Johan kini tertuju pada beberapa pria yang hendak keluar dari jet, salah satunya Rayden yang berada di barisan paling belakang. Ketika Rayden hendak keluar dari dalam jet, Johan menahan tangannya, meminta ruang sementara untuk mereka berbicara.
"Permisi sir, kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Johan yang seperti sebuah pernyataan.
Rayden menatapnya lekat, aura tertutup diri terasa oleh Johan. Seperti saat mereka berpapasan di rumah sakit kala itu.
"Tidak," jawab Rayden dan keluar dari dalam jet.
Kini, hanya ada Johan yang berada di dalam jet, co-pilot dan pramugari mengajak Johan untuk keluar bersama dan pria itu tentu saja menolaknya. Senyum Johan tersungging, Johan yakin jika pria tersebut masih mengingatnya, seorang pria yang hendak membuka pintu kamar rawat inap Yohan dan terkesan mencurigakan. Mereka sempat berpapasan bebarapa saat, tidak mungkin jika mereka saling melupakan.
🍁🍁🍁🍁🍁
Sinar mentari menyeruak masuk melalui kaca jendela, membangunkan seorang gadis yang berbaring di atas ranjang. Gadis itu merasa terganggu dengan sinar mentari namun ia juga merasakan pening akibat terlalu lama tertidur.
"Mari sarapan, nona Aillard," ajak Ivander, dialah pelaku yang membuka tirai jendela dan pintu balkon.
Sora tidak menghiraukan ajakan pria tersebut, ia merasakan pening dan mual. Dengan sisa rasa kantuknya, Sora berdiri, mencari-cari pintu yang akan menghubungkannya ke kamar mandi.
"You good?"
"Dimana kamar mandinya?" Tanya Sora menatap sekilas Ivander.
Pria itu telah berpakain rapih dan segar, tidak seperti dirinya yang berpakaian kain tidur. Setelah melihat pakainnya yang berbeda dengan saat ia berada di negara asal, Sora tersadar jika ada seseorang yang sengaja menggantikan pakainnya dengan baju tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...