.Ivander menidurkan Sora dengan penuh rasa cintanya. Ia meletakkan tubuh Sora begitu hati-hati lalu ia membuka sepasang sepatu yang masih melekat di kaki amournya.
"Kau pasti sangat kelelahan, sweetheart." Ivander mengecup kening gadis tersebut.
Ivander mengusap kedua pergelangan kaki Sora, sesekali ia memijitnya untuk memberikan rasa nyaman. Nampaknya Sora menikmati pijatan tersebut, dirinya membalikkan badan dan mencari guling yang selama ini selalu menemaninya tidur.
"Enghh."
"Sshh i'm here sweetheart." Ucap Ivander.
Ivander membaringkan tubuhnya ketika mendengar lenguhan gadis tersebut. Ia menatap wajah damai Sora. Gadis yang ia dambakan sejak ia masih anak-anak. Perlu waktu yang bergulir lama agar ia bisa menatap wajah amournya kembali. Cukup lama Ivander memandangi wajah gadisnya itu, seolah takut jika takkan ada hari esok untuk menatapnya kembali.
"Apa yang kau perbuat pada diriku, amour."
Ivander menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Sora. Ia memeluk tubuh tersebut dan mencium pucuk kepala Sora. Benaknya membayangkan hal lebih yang ia lakukan pada Sora.
Ivander melangkahkan kakinya menuju pintu, ia menekan fingerprint menggunakan ibu jari sebelah kiri. Pintu terbuka, Ivander keluar tanpa menutupnya kembali. Netranya menelisik mencari seorang maid.
"Kalian!"
Dua orang maid yang sedang mengangkut belanjaan buru buru menghampiri Ivander, mereka berbungkuk dan meletakkan belanjaan dapur di samping kaki mereka masing masing.
"Y-ya tuan?" Salah satu dari mereka bertanya tanpa menatap wajah Ivander, mereka hanya menunduk.
"Gantikan pakaian untuknya." Ivander menunjuk dengan dagunya ke arah seorang gadis yang tengah tertidur.
Mereka mengangguk dan segera memasuki ruangan dimana nona mereka sedang terbaring. Mereka mengambil set pakaian dan menyiapkannya untuk sang nona tersebut.Ivander mngatur napasnya yang sedikit memburu. Kilatan marah terpancar jelas di matanya ketika dua orang pelayan itu hendak menyentuh tubuhnya.
"Apa yang kalian lakukan!" Teriaknya marah ketika dua orang itu hendak menyentuh baju yang dikenakan Sora.
Dua orang maid itu menatap satu sama lain, mereka menjauhkan tangannya dari tubuh Sora, "kami akan menggantikan nona pakaian yang nyaman, tuan."
"Kalian lupa huh? Perlu kuingatkan berapa kali jika akan berurusan dengannya GUNAKAN SARUNG TANGANmu."
Ivander tidak menyukai jika ada orang lain yang menyentuh amournya. Sekalipun mereka perempuan. Egois emang. Untuk itulah ia memproduksi sarung tangan khusus.
"Mengapa diam saja!"
Kedua maid itu terlonjak kala mendengar teriakan Ivander. Mereka membungkuk hormat untuk mengambil sarung tangan. Sementara Sora menggeliat kala indra pendengarannya mendengar teriakan dari Ivander.
"Selesaikan sebelum aku selesai." Ujar Ivander menghampiri Sora dan kembali membuat gadis itu terlelap.
Para maid itu paham akan maksud Ivander, mereka melihat tubuh tuannya yang menghilang dibalik pintu kamar mandi. Mereka membuka pakaian yang dikenakan oleh Sora. Mereka juga menggunting beberapa helai kain yang sulit untuk dilepas, setelah selesai mereka menggantikannya dengan set piyama perempuan yang disediakan oleh Ivander.

KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Roman d'amour[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...