[COMPLETED]
Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...
Sora mengambil bedak tabur di dalam tas, ia juga mengambil sebuah cermin lalu memoleskan sedikit bedak tersebut ke wajahnya itu. Ia lalu memoleskan lip balm yang sedikit berwarna ke bibir.
"Aku tidak melihat lipstik itu tadi." Kegiatan ketika Sora tadi tak lepas dari pandangan Yohan, saat ia memoles wajahnya dengan bedak dan juga bibirnya dengan lip balm dan terakhir Sora menyemprotkan parfum ke arah leher dan juga pergelangan tangannya.
"Mmhm it'ssmell good" Yohan menyukai bau parfum ini. Tidak menyengat dan tercium aroma tenang dan juga segar diwaktu bersamaan.
Sora mendesah pelan, ia memasukan kembali barang-barangnya ke dalam tas. Ia sedikit menyesal kenapa tadi ia tidak bolos saja, namun itu akan sedikit berpengaruh kepada kelulusannya yang akan dipersulit. Selain itu, ini juga momen-momen terakhirnya bersekolah.
"Hey mau kemana?" Yohan bangkit dari duduknya, ia mengitari meja sehingga kini berdiri tepat dihadapan gadis tersebut.
"Ke luar."
"Aku menunggumu agar bisa pulang bersama. Bagaimana? Kau mau kan?" Tanya Yohan. Ada sedikit binar penuh harap ditatapan lelaki itu. Seakan tak peduli, Sora menggeser sebuah meja dan ia kembali berjalan melewati Yohan.
Disana Yohan tertawa pelan, ia mengambil pesawat kertas buatannya sendiri yang terbuat dari surat pemberian guru tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yohan melempar pesawat kertas itu, pesawat kertas itu tampak terbang indah dan menubruk kepala bagian belakang Sora.
"Aku tau kau mencintaiku, cantik!" Teriak lelaki tersebut disertai dengan cengiran andalannya. Sora tak mengucapkan apapun ia hanya memutar kedua bola matanya malas dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Jangan terlalu sering memutar bola mata indahmu itu, manis." Yohan melihat Sora diambang pintu.
"Oh ya, kau juga harus bertanggungjawab atas tindakan brutalmu ini." Yohan menunjukkan lengan atasnya yang saat ini sudah membiru.
"Fuck you!" Kali ini Sora berteriak dengan jari tengah yang mengacung untuk beberapa detik.
"When?" Yohan menaikkan sebelah alisnya, ia tersenyum simpul.
Sora mendelik pelan. Apa maksud chairmate sintingnya ini. Buru-buru ia keluar ruangan meninggalkan Yohan dan pergi.
*****
Ivander memeriksa statiska perusahan. Ia mengambil sebuah tablet dan berdiri untuk mengurangi rasa pegalnya karena terlalu lama duduk.
Suara ketukan pintu terdengar olehnya, Ivander melihat layar yang mnunjukkan seseorang tengah berdiri di luar ruangannya, ia lalu memencet sebuah tombol.