Kicau burung bernyanyi merdu pada pagi hari ini. Pancaran sinar hangat menerpa siapapun yang terkena olehnya. Sang embun perlahan mulai tertelan manis seiring waktu berjalan. Semua tidak dapat melewatkan kesegeran udara pagi hari ini.
Ivander menatap keluar jendela, memperhatikan beberapa orang yang sedang menghias halaman. Di tangannya terdapat secarik kopi hangat yang menemani. Ia menunduk untuk melihat figura berisikan foto kebersamaannya dengan Sora. Tidak terlihat gurat apapaun di wajahnya, pria itu hanya menatapnya sebentar.
"Kapan dia bangun?" Ivander berguman, setelah itu berjalan menuju kasur.
Di ranjang, terdapat seorang gadis yang tengah berbaring damai. Ia seolah enggan untuk membuka mata atau sekedar untuk membenarkan posisi tidur ataupun lainnya. Sora hanya berbaring nyaman saat terakhir kali Ivander membawanya ke kamar, pakaian yang gadis itu begitu indah dan cantik.
Ivander merongkong untuk sekedar memberikan kecupan singkat pada gadis itu. Kemudian menengakkan badannya kembali.
"I can't." Lirih Ivander menatap seorang gadis yang terlelap.
Kembali membungkuk dan mengecup pelipis serta keseluruhan wajah Sora. Terakhir Ivander mengecup kening Sora cukup lama. Jantungnya terasa tercabik hingga ia merasakan sakit yang teramat sangat lalu matanya memanas dan tanpa dapat dicegah lagi, airmata itu meluruh dari pelupuk matanya.
"Selamat tidur.. kuharap kau segera bangun."
🍁🍁🍁🍁🍁
Seorang laki-laki baru saja pulang dari tempat dimana ia bekerja. Tidak langsung menuju kamar melainkan kakinya melangkah menuju pintu balkon. Kemudian tangannya dengan segera menyingkap tirai yang menghalangi.
Pemandangan kota langsung tersuguh kala Johan menyingkirkan tirai tersebut. Ia mendongak sembari memutar kilasan hidupnya yang telah dilewati. Ibunya yang seorang badut jalanan, adiknya Yohan dan kini ayah bajingannya yang bernama Sherman.
Johan terkikih sekejap memikirkan itu semua. Semua anggota keluarganya telah pergi dengan cara yang sama-sama mengerikan.
Sejenak Johan tertegun. Pilot tersebut maju selangkah kemudian melihat hamparan daratan dibawah sana. Membayangkan bagaimana jika ia terjun bebas dari atas sini. Rasanya mungkin akan sakit, namun Johan berpikir jika rasa sakit itu hanya akan berangsur sebentar.
Johan melangkah hingga akhirnya ia berdiri di balkon. Pikirannya seolah buntu dan tolol. Johan siap untuk terjun dari atas lantai gedung apartemen tersebut. Sebelum itu ia kembali teringat dengan berita kebakaran yang terjadi di salah satu tempat peoduksi tepung, tempat dimana Sherman mati terbakar dan Johan yakin jika itu semua ada hububgannya dengan Sora.
"CAPT!"
Johan tersentak mendengar teriakan nyaring tersebut, tangannya kini berkeringat dingin. Hampir saja Johan melakukan aksi bunuh diri atas bisikan dan tipu muslihat setan.
Johan merasa degupan jantungnya yang menggila saat ia menoleh belakamg. Seorang perempuan berseragam pramugari menatapnya lega dan ketakutan.
Kedua insan tersebut melangkah untuk saling mendekati satu sama lain. Johan menjauhi balkon serta perempuan tersebut mendekat kearahnya. Mereka saling berhadapan kemudian Johan langsung merengkuh perempuan tersebut. Hangat dan menenangkan. Johan seolah menemukan 'rumah'. Johan tidak tahu mengapa pramugari ini melakukannya, perempuan ini selalu ada untuknya.
Johan akui itu, bagaimana jika perempuan yang berada dalam pelukan ini tidak datang atau tidak berteriak seperti barusan. Johan pasti telah meluncur bebas dan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Storie d'amore[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...