☆
*****
Pusat perbelanjaan yang cukup ramai terkadang membuat seseorang betah atauapun membencinya karena suara bising yang terjadi akibat banyaknya manusia.
"Lepaskan tanganku."
Sora berusaha melepaskan cekalan Ivander yang begitu erat. Pria itu sama sekali tidak terganggu dengan pukulan-pukulan kecil yang Sora berikan. Ivander tidak bisa memberikan cara lembut karena Sora selalu memancing emosinya.
"Aku lelah," ucap Sora menghentikan langkahnya. Ia menghentakkan lengannya yang dicekal oleh Ivander dan memegangi kedua lututnya yang terasa kram. Berjam-jam mereka mengelilingi pusat perbelanjaan megah ini dan Ivander hanya mendiamkannya. Sora merasa jika Ivander membawa Sora layaknya seekor peliharaan agar tidak jauh dari sang majikan.
"Sebenarnya apa yang akan kau beli?" Tanya Sora mengadah untuk melihat manik lawan bicaranya.
"Kondom." Jawab Ivander.
Ivander menatap manik Sora, ia lalu kembali mencekal lengan gadisnya untuk dibawa ke salah satu tempat yang menyajikan makanan. Ivander yakin Sora tengah lapar karena tadi mereka belum sempat sarapan. Ivander yakin setelah mereka makan, Sora akan lupa waktu untuk berbelanja, seperti halnya yang dilakukan oleh gadis-gadis lain. Bukan seperti remaja jompo seperti ini.
Mereka telah sampai di tempat yang menyajikan makanan, Sora tidak mau duduk di bangku tengah. Gadis itu merengek jika ia tidak nyaman berada di tengah.
"Aku tidak mau, aku tidak mau makan. Aku ingin pulang, kau sudah berjanji," Tutur gadis tersebut. Sora menarik blazer yang tengah Ivander kenakan.
"Berhenti merengek amour, aku lapar. Kita akan duduk di pojok sana, aku sudah memesan makanan kita, salah satunya soup. Kau menyukainya bukan," papar Ivander membawa Sora ke pojokan sana.
Sora kembali merasakan hal yang sama saat dirinya berada dalam sebuah resto bersama Ivander. Bedanya kini mereka duduk dipojok sedangkan beberapa waktu sebelumnya mereka duduk di tengah dan di resto yang berbeda. Sora mengedarkan pandangan sekitar, ia merasa deja vu melihat para manusia yang berada di dalam resto. Cara mereka melahap makanan, cara mereka berbicara dan bahkan sesekali Sora melihat orang yang tertawa. Semuanya tampak anggun dan berwibawa layaknya bangsawan.
Sora kembali merenungkan dirinya sendiri, musik klasik yang teralun dan suhu ruangan yang sejuk membuat gadis itu sedikit nyaman dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu ketika Ivander membawanya ke sebuah resto. Sora kembali teringat dengan tiga orang wanita yang meledek nya secara terang-terangan.
"Kau membiarkan kukumu panjang," Ucap Ivander dan meraih kedua tangan Sora.
Sora berdecih, ia menarik kedua tangannya serta kembali menatap Ivander sengit.
Tak berselamg lama, makanan yang mereka pesan- makanan yang Ivander pesan telah sampai. Para pramusaji menyimpan makanan-makanan tersebut di atas meja. Sora sedikit curiga karena cepat sekali makanan tersebut terhidang.
"Setelah makan kau harus membeli apapun yang kau inginkan," Ucap Ivander setelah para pramusaji itu selesai menghidangkan makanan mereka.
*****
Mereka sampai di mansion pada pukul 03:24pm. Tidak banyak yang Sora beli, ia hanya membeli beberapa snack juga minuman berkarbon dan camilan. Sementara Ivander membeli keperluan khusus pria. Sora tidak tahu dan tidak ingin tahu barang apa yang Ivander beli. Sora memasuki pintu utama mansion sehingga gadis itu tenggelam diantara lorong karena ia tidak langsung naik ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.1] IVANDER [END]
Romance[COMPLETED] Terperangkap dalam obsesi yang menjerat membuat Sora, seorang perempuan yang mengalami potongan kejadian demi kejadian buruk yang mengalir dihidupnya membuat ia 'tertekan'. Mengabaikannya, dan membuat ia menjadi orang yang membenci keram...