~Aku tanpa mu bagaikan radius tanpa ulna, enggak akan pernah sempurna.~
🩺❤Hari ini jadwal kuliah Khanza ada dua, pertama, kebutuhan dasar manusia dan kedua, anatomi fisiologi. Niat utama untuk sarapan bersama di kantin ternyata harus gagal karena jam pertama di kelas keperawatan dimajukan tiga puluh menit. Jadi, mereka sepakat untuk makan setelah jam istirahat.
Suasana kantin yang ricuh langsung hening ketika Ucup memukul meja dengan keras.
"Seriusan? Fiks, kawal sampai halal!" ucap Ucup dengan heboh. Semua penghuni kantin menatap tajam sebagai bentuk protes.
"Bisa gak responnya biasa aja!" sungut Khanza. Ini yang membuat ia sebenarnya malas untuk bercerita dengan mereka.
"Dokter Huda idaman banget," komentar Nia.
"Nia kalau udah komen kayak gitu, hati-hati aja ditikung, Za! Tikungan sahabat itu lebih tajam daripada tikungan musuh," sahut Anggi yang sedang memainkan sedotan dalam gelas es jeruk yang kini tinggal tersisa es batunya saja.
"Eh, kampret! Kayak lo enggak aja. Kalau Dokter Huda mau sama gue, ya, gue ayok aja. Mubazir ditolak."
"Ini contoh teman gak ada akhlak!"
"Ya, nggak papa kalau Mas Huda mau. Orang dia udah bucin banget sama aku," celetuk Khanza membuat semuanya kicep.
"Sombong amat. Udah, yuk, ke kelas!"
"Sorry, Put, kita beda kelas. Kita santuy, matkul kedua cuman dikasih tugas," ucap Jupri.
"Kev, Za, ke kelas, yuk! Pelajaran Dokter Huda. Nih, kemarin pas kontrak kuliah aja udah serem, kalau telat bisa habis kita."
"Ya udah, kita pamit dulu, Miskah. Pai! Pai!"
Belum sampai semenit Khanza duduk di kursinya, Huda sudah masuk sambil meneteng tas laptopnya.
"Assalamu'alaikum. Selamat siang!"
"Waalaikumsalam, Dok."
"Oke, silakan edarkan absenya, nanti saya periksa ulang. Saya tekanan sekali lagi, jangan ada yang sampai titip absen! Jika ingin izin atau sebagainya, langsung ke saya saja! Paham?"
"Paham, Dok."
"Ok, pembelajaran kali ini saya hanya membahas sekilas tentang apa itu anatomi fisiologi. Sebelumnya ada yang pernah dengar?"
"Pernah, Dok," jawab Kevin paling keras.
"Anda," tunjuk Huda ke Kevin, "apa yang Anda ketahui tentang anatomi fisiologi?"
"Baik, Dok, terima kasih. Kebetulan saya alumni SMK Kesehatan. Jadi, anatomi fisiologi itu merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia beserta dengan fungsi-fungsinya."
"Betul sekali. Sebenarnya matkul anatomi akan kalian pelajari di semester 3, tapi berdasar pengalaman saya beberapa tahun lalu, ini akan susah dijelaskan jika tidak langsung dari semester satu," alibi Huda, padahal selama ini tidak ada kesulitan sama sekali.
"Yang namanya Khanza Azkadina boleh berdiri?"
"Saya, Dok."
"Alumni SMK Kesehatan, 'kan?"
"Iya, Dok."
"Oke. Kamu penanggung jawab kelas saya."
"Tapi, Dok. Kan, kesepakatan kita kemarin—"
"Yang dosen di sini siapa?" tanya Huda sambil menaikkan alisnya.
Khanza mendengus kesal. "Baik, Dok."
"Oh, iya. Untuk urutan tempat duduk cewek ada di depan. Jangan sampai ada cewek yang duduk dengan cowok! Ada yang ingin protes?"
"Enggak, Dok," jawab mereka tak semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAMBOYAN
Teen FictionTakdir yang sudah di mulai mustahil untuk menghambatnya, bahkan dengan kekuatan manusia sekalipun itu tak akan bisa. Ia berhembus seperti angin tak bisa dihentikan dan tak pasti arahnya akan kemana. Begitu pula dengan kedua tokoh utama di cerita ini...