Memasuki trimester dua ini, Khanza mulai mengeluh kram di kaki, morning sicness juga tak separah dulu. Trimester dua ini menandai janin sudah cukup kuat dan siap tumbuh. Perut Khanza di minggu ke-16 ini sudah mulai menonjol meskipun belum begitu terlihat. Beberapa hari ini Huda aktif mengajak calon buah hatinya komunikasi, meskipun posisi telinga bayi di minggu ini belum sempurna sepenuhnya.
Aktivitas Khanza akhir-akhir ini juga Huda batasi, setelah yudisium kemarin satu rumah dibuat heboh dengan Khanza yang tiba-tiba tumbang. Bagaimana tidak, beberapa hari yang lalu ia sibuk mengurus berkas-berkas untuk yudisium belum lagi ia harus bolak-balik antara kampus dan rumah. Yudisium kemarin dilaksanakan secara offline di ruang auditorium fakultas kedokteran. Ada 32 sarjana kedokteran yang diluluskan, yang menjadi pemuncak ialah Khanza Azkadina Malika S.Ked dengan IPK 3,98. Pemuncak kedua diraih oleh Reza Juanda Adekamula S.Ked dengan IPK 3,72, pemuncak ketiga diraih oleh Nurin Sifatmalas S.Ked dengan IPK 3,70, disusul oleh Putra dan Kevin.
Tak sampai situ, bagi mereka yang lulus sarjana kedokteran akan melanjutkan pendidikan pada tahap profesi atau yang dikenal koas selama 4 semester di rumah sakit maupun puskesmas yang jejaring dengan kampus, baru wisuda dengan gelar dr-nya, kurang lebih seperti itu.
"Aku langsung lanjut koas enggak apa-apa kan, Mas?" tanya Khanza pelan entah kenapa akhir-akhir ini ia sedikit takut dengan Huda. Huda menghentikan bacaan Qur'an-nya, ia merespon dengan alis yang dinaikan sebelah membuat Khanza merengut kesal. "Nanti cutinya pas menjelang melahirkan boleh?" ucap Khanza memperjelas.
"Nanti kita bahas," jawab Huda santai, kemudian melanjutkan kegiatannya. "Iya," cicit Khanza pelan sebelum kembali fokus dengan Al-Qur'an-nya. Setelah itu mereka tutup dengan Sholawat, tanpa sadar Khanza menitiskan air mata mendengar lantunan merdu sang suami.
Sauqbilu ya kholiqi min jadid, kama anta minni ilaihi turid Wa arju idza anta taqbaluni, jinanal khuludi wa minka mazid 'Ashoituka robbi waamhalatani, watastaruni roghma anni 'anid Liannad robbi ghofuru wadud, rohimun bikullil waro wal 'abid Ataitaka ya kholiqi bakiya, wadam'ul asa kulli hiinin yazid Faqod qulta fiil ayi lataqnathu, wainta'fu 'anni fadza yaumu 'id
Sholawat Sauqbilu Ya Khaliqi memiliki makna yang sangat mendalam yaitu bercerita tentang di mana kita sebagai manusia adalah tempatnya salah dan dosa, maka jangan menyerah dan memohonlah ampun kepada Allah SWT.
"Loh, kenapa?" tanya Huda khawatir melihat Khanza yang menangis sesegukan. "Sholawatnya nyentuh banget." Mendengar itu Huda bernapas lega, ia menarik Khanza kepelukannya kemudian mengusap perut buncit Khanza kemudian melanjutkan lantunan sholawatnya.
"Kita tutup dengan Allahummarhamna Bil Qur'an yah?, tapi kamu sambungin nanti mau?" Khanza mengangguk dengan antusias. "Ya sudah istri duluan."
Allahummarhamna Bil Quran
Waj'alhulanna Imaaman Wa Nuuran Wa Huda Wa Rohmah
Allahumma Dzakkirna Minhu maa Nusiina
Wa'allimna Minhu maa Jahiilna
Warzuqna Tilaawatahu
Aana Al Laili Wa Athro Fannahaar
Waj'alhulanna Hujjatan
Yaa Rabbal 'Alamin
Setelah merapikan kembali alat salat dan Al-Qur'an, Khanza menyusul Huda di ranjang. "Gimana Mas? Khanza boleh ikut koas minggu depan, kan?"
"Mas enggak pernah ngelarang kamu, yang penting tahu batasan. Kalau capek itu istirahat, jangan sampai kejadian minggu kemarin terulang."
"Iya Mas, lagian di rumah sakit ada Mas juga, jadi enggak perlu cemas."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAMBOYAN
Teen FictionTakdir yang sudah di mulai mustahil untuk menghambatnya, bahkan dengan kekuatan manusia sekalipun itu tak akan bisa. Ia berhembus seperti angin tak bisa dihentikan dan tak pasti arahnya akan kemana. Begitu pula dengan kedua tokoh utama di cerita ini...