~ semua meminum air yang sama, tapi akhirnya bisa menjadi susu atau racun~
❤️💉Pancaran fajar yang terpampang dengan indah di ufuk Timur menandakan semua insan harus beranjak dari zona nyaman, begitu pun dengan Khanza yang sudah siap dan rapi dengan baju putih-putih dan jas labnya. Hari ini adalah hari ketiga ia praktik. Jadwanya sekarang ialah poli lansia.
"Anak Ayah cantik banget," puji Azka dengan menatap anak semata wayangnya.
"Aduh! Ayah Khanza enggak kalah kece," balas Khanza.
"Bunda enggak ada yang muji, nih?" sahut Aulia.
"Bunda, mah, jangan ditanya," komentar Khanza.
"Kenapa, Za? Selalu cantik, ya?"
"Enggak. Biasa aja."
"Yah! Anakmu, tuh!" rengek Aulia.
"Udah, ah! Entar enggak ada ujungnya. Mending sarapan! Cacing di perut Ayah udah pada demo."
"Cacing-cacing di perut, curi semua nutrisi, tapi tak perlu takut." Khanza bernyanyi heboh.
"Ada ratunya ...," balas Aulia sebelum Khanza menuntaskan lagunya.
"Astaghfirullah kalian ini malah nyanyi." Kali ini Azka sudah frustasi dengan tingkah istri dan anaknya. "Gini, dah, kalau pas ngidam enggak kesampaian."
"Emang Bunda ngidam apa?"
"Bundamu itu pengen nyium kening Pak Jokowi, tapi sayang pas waktu itu belum tahu keberadaannya di mana," jawab Azka cuek.
Khanza yang mendengar jawaban Azka sontak menyemburkan air yang sudah masuk ke mulutnya. "Astaghfirullah punya orang tua gini banget!" batinnya.
Kemudian semuanya kembali hening, hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring.
Tak lama kemudian Khanza dan Azka sudah siap berangkat, sedangkan Aulia kembali menyelesaikan pekerjaan rumah.
Setibanya di rumah sakit, Khanza segera bergegas mengambil barisan untuk persiapan apel pagi. Ini kegiatan rutin yang dilakukan sampai hari Kamis.
Setelah apel, Khanza bersiap untuk ke poli. Sampai dengan jam makan siang, semuanya sudah beres, baik itu urusan pasien maupun urusannya dengan yang d iatas. Semua siswa-siswi dikumpulkan kembali di aula karena saat ini mereka akan membahas kembali materi baru.
Kenapa harus siang? Kenapa enggak pagi saja? Alasannya adalah, karena di ruang jaga menggunakan sistem shift pagi dan siang, makanya pilih waktu siang agar semuanya dapat berkumpul.
Khanza juga bersyukur askepnya sudah disetujui oleh dokter pembimbing. Berhubung materi kemarin sudah tuntas semua, maka materi kali ini ialah tentang sistem reproduksi.
Kimi Huda selaku pembimbing lahan sudah siap dengan lembar penilaian dan didampingi oleh Rizky selaku pembimbing akademik.
"Siang! Terima kasih saya ucapkan pada kalian yang sudah menyempatkan diri untuk hadir saat ini." Buka Huda yang dibalas salam oleh yang lainnya.
"Oke, materi kali ini tentang sistem reproduksi. Sebelumnya, apakah Pak Rizky ada yang ingin disampaikan dulu?" tanya Huda.
"Tidak, Dok. Saya serahkan semuanya pada Anda saja," jawab Rizky.
"Baik kalau begitu. Sepertinya saya tidak perlu menjelaskan lagi dan saya pikir kalian semua sudah membahas materi ini dengan matang sebelum turun praktik. Bukankah begitu?"
Dengan berat hati mereka semua menjawab "iya". Bagaimana tidak, materi ini sudah mereka bahas satu tahun yang lalu di mata pelajaran kesehatan reproduksi. Walaupun begitu, mereka hanya manusia!
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAMBOYAN
Teen FictionTakdir yang sudah di mulai mustahil untuk menghambatnya, bahkan dengan kekuatan manusia sekalipun itu tak akan bisa. Ia berhembus seperti angin tak bisa dihentikan dan tak pasti arahnya akan kemana. Begitu pula dengan kedua tokoh utama di cerita ini...