19. Cemburu

1K 70 0
                                    

~Udah tahu saya cemburu kamu masih santai aja, enggak ada inisiatif sama sekali gitu?~
*HUDA*
💉
❤️

"Mas Huda tunggu!" Khanza merasa geli sendiri melihat tingkah Huda yang sedang cemburu.

"Mas!"

Bukannya berhenti, Huda justru semakin berlari.

"Ish! Dasar cemburuan!" omel Khanza kemudian berlari menyusul Huda.

Sesampainya di rumah, Khanza menatap Huda sinis yang sedang mengobrol dengan Azka.

Huda malah membalas dengan tatapan datar.

"Kenapa, Kak? Mukanya kayak ngajak berantem."

"Tahu, ah, males banget! Pokoknya enggak mau jogging lagi kalau enggak sama Mas Iky," rengek Khanza lalu masuk ke rumah dengan langkah kesal. Ia bahkan tak menengok sedikit pun kepada Huda.

Huda dibuat cengo. Menyadari itu, Azka tertawa.

"Yang sabar, ya. Khanza, mah, suka enggak jelas," ucap Azka sambil menepuk pundak Huda.

"Eh, iya, Om. Huda paham, kok."

"Lagian kamu masih mau sama anak Om? Dia itu pemales, pemarah, manja juga, pokonya semua yang jelek ada di dia. Om sendiri suka heran, padahal Om sama bundanya enggak gitu."

"Mau gimana lagi, Om, kalau udah cinta," balas Huda yang membuat keduanya tertawa.

Obrolan mereka pun berlanjut seputar kesehatan dan kantor. Banyak hal yang begitu saja menjadi topik pembicaraan mereka.

••●●••

Setelah kurang lebih satu jam berkeliling di mall, Khanza dan teman-temannya memilih untuk mengisi tenaga di lantai dua.

"Kak Arjun!" pekik Khanza nyaring saat melihat Arjun berjalan dengan kak Purna di depannya.

"Ih, bisa budek telinga gue!" omel Anggi.

"Ya elah. Suara Khanza masih dua oktaf, belum kalau lima oktaf," balas Khanza dengan cuek.

"Eh, penggemar. Kalian ngapain?" tanya Arjun, bahkan dengan tak tahu malunya ia menarik kursi meja yang kebetulan kosong untuk di dudukinya.

"Visit ke pasien," jawab Anggi.

"Hahaha, lucu, deh," sahut Purna.

"Makasih, saya anggap pujian, lho," jawab Anggi dengan percaya dirinya.

"Yang lain mana, ya, Kak?" tanya Khanza sambil celingak-celinguk mencari keberadaan makhluk lainnya.

"Entar nyusul. Kakak serius, lho, nanyain kalian ngapain di sini?" ulang Arjun.

"Jalan-jalan sekalian cuci mata lihat cogan, Dok," balas Nia yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Kebetulan saya cogan, nih," sahut Arjun bangga.

"Lha, titisan Fir'aun kayak gini aja bangga," ejek Khanza yang membuat Arjun cemberut.

"Hahaha, mati aja lo, Jun!" timpal Purna dengan tertawa terpingkal-pingkal.

"Iyain. Usia gak ada yang tahu." Arjun pasrah.

"Kakak do'ain aku cepet mati, ya?" ucap Khanza sinis, bahkan Anggi Nia dan Purna pun ikut memanas-manasi yang membuat Arjun semakin jengkel.

"Udah, ah, becanda."

"Mas Huda juga ikut?" tanya Khanza saat melihat Huda berjalan ke arah mereka.

"Cie yang manggil 'mas' segala," goda Nia.

FLAMBOYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang