HAPPY READING💕^*^
Kenzo, Adeva dan Varel berjalan memasuki kediaman Davisson. Ketiganya langsung disambut dengan tatapan kaget sekaligus senang oleh seisi rumah. Sabrina, Vania dan Yana telah pulang sejak sejam yang lalu karena hari sudah semakin larut.
Jelin tersenyum melihat putrinya kembali. Ia langsung merentangkan kedua tangannya seraya berjalan kearah Adeva dengan maksud ingin memeluk gadis itu. "Deva sa— " Ucapan Jelin terpotong kala melihat Adeva melewatinya begitu saja dan langsung menghampiri Diana seraya memeluknya.
Yang lain pun tak kalah kagetnya melihat tingkah Adeva.
Jelin dengan berat hati mengurungkan niatnya. Varel yang melihat itu segera menghampiri Jelin. "Sabar, bunda. Adeva butuh waktu." Ujarnya sambil mengelus pelan punggung Jelin.
Disisi lain, Adeva memeluk Diana dengan erat."Tante, Deva takut banget." Diana menggeleng seraya melepaskan pelukan Adeva. "Sekarang kamu aman, sayang. Gausah takut lagi, ya." Adeva mengangguk sebagai jawaban.
"Deva, mamah kamu kangen, sayang." Lanjut Diana berniat agar Adeva menghampiri Jelin dan memeluk wanita paruh baya itu. Seakan tuli, Adeva tidak mengindahkan ucapan Diana, ia lalu beralih memeluk Liora yang berada di samping nya.
Liora yang mendapat pelukan dari Adeva langsung mengelus pelan punggung gadis itu. "Lain kali, kalo mau gue temenin gausah nolak."
"Iyaa." Balas Adeva pelan. Sedangkan Diana beralih menatap sahabatnya yang tengah tertunduk. Ia pun menghampiri nya kemudian mengelus bahu Jelin pelan.
"Deva butuh istirahat." Titah Kenzo. Mendengar itu, Liora segera melepas pelukan Adeva dan menyuruh gadis itu untuk membersihkan tubuhnya dan beristirahat.
^*^
Paginya, Diana masuk ke kamar Adeva sembari membawa nampan yang berisi sarapan untuk gadis itu.
Saat ini waktu menunjukkan pukul 08.00. Kenzo dan Liora telah berangkat sekolah sejak tadi.
Diana membuka gorden kamar Adeva membuat sinar matahari seketika masuk ke dalam kamar gadis itu.
Adeva menggeliat pelan. Ia kemudian membuka matanya secara perlahan. Melihat itu Diana tersenyum. "Sarapan dulu,sayang." Ucapnya seraya mengelus puncak kepala Adeva.
Adeva mengangguk patuh dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk dibantu oleh Diana.
"Ada yang sakit? Mau periksa ke dokter, gak?"
"Ngga kok, tan. Udah lumayan mendingan." Balas Adeva seraya menggeleng pelan.
"Syukurlah kalo gitu."
Hening beberapa saat sebelum Diana kembali bersuara.
"Deva, kamu mau yah ketemu sama mamah kamu? Kasian, sayang. Jelin rindu banget sama Deva."
"Mau, yah?" Lanjut Diana lagi.
Adeva diam. Ia tidak menanggapi ucapan Diana membuat wanita itu menghela nafas pasrah. "Yasudah, kamu sarapan aja dulu ya. Tante ke dapur bentar." Saat hendak berdiri, Adeva langsung mencekal pergelangan tangan Diana. "Mau." Ujarnya cepat.
Mendengar jawaban Adeva, senyum Diana seketika mengembang. Dan saat itu juga ia menelefon Jelin untuk memberikan kabar baik ini.
Saat sambungan telfon terhubung, Diana mengaktifkan loudspeaker nya agar Adeva dapat mendengarkan reaksi Jelin nantinya.
"Halo,Lin?" Ucap Diana memulai.
"Iya, ada apa?"
"Deva mau ketemu sama kamu." Balas Diana bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A D E V A [COMPLETE]
Teen Fiction📌[TYPO BERTEBARAN MOHON DI MAKLUMI] 📌[PENULISAN MASIH BERANTAKAN] Adeva Keyna Almetta. Kisahnya dimulai ketika kedua orang tuanya menitipkan dirinya kepada sahabat dekat bundanya. Ia mengira bahwa ia akan dijemput kembali oleh kedua orang tuanya...