HAPPY READING💕^*^
Hari ini adalah hari kedua seluruh siswa/i Sma Garuda kelas 11 berada di puncak. Dan tepat pada malam ini mereka sedang dikumpulkan untuk pembagian kelompok jurit malam.
Waktu menunjukkan pukul 20.30 dan mereka masih senantiasa mendengarkan arahan dari pembina untuk jurit malam kali ini.
"Baik sekarang saya akan membacakan kelompok nya masing-masing. Dari siswa siswi yang sudah di kelompokkan itu dipilih secara acak, dan satu kelompok beranggotakan 7 orang, jadi jangan heran jika kalian sekelompok dengan kelas lain....
"Baik, kelompok pertama yaitu Febrian dari kelas Ipa 3, Indri dari kelas Ips 1,.....bla bla bla."
"Kelompok 2 yaitu Dira kelas Ips 4, Fitri kelas Ips 1,....."
Panitia tersebut terus membacakan nama-nama anggota kelompok. Hingga akhirnya sampai di kelompok 6.
"Selanjutnya kelompok 6 yaitu Aldo dari kelas Ipa 3,Dinda dari kelas Ips 3, Adeva dari kelas Ipa 2, Liora dari kelas Ipa 1, Bara dari kelas ips 2, Arga dari kelas Ips 2, dan yang terakhir Sabrina dari kelas ipa 2."
"Dan untuk kelompok 7 panitia memilih tujuh orang dari kelas yang sama yaitu Levan, Kenzo, Roy, Vania, Yana, Arvin dan Naval dari kelas Ipa 2."
Saat panitia masih sibuk mengumumkan kelompok, Sabrina angkat bicara. "Males banget kita semua ga satu kelompok." Ucapnya pelan agar yang mendengarnya hanya Adeva, Vania, Yana dan anggota inti Regaza yang berada di sampingnya.
"Ya secara kan juga kita semua ga bisa sekelompok toh maksimal satu kelompok cuman 7 orang." Timpal Adeva.
"Yauda deh gapapa, yang penting gue ama Deva sekelompok. Kalian enak, bisa-bisanya satu kelompok ama inti regaza." Tutur Sabrina kesal kepada Vania dan Yana.
"Gue juga pengen nya kita sekelompok kali, tapi panitianya udah nentuin." Balas Vania apa adanya.
"Emang kalian mau sekelompok? Biar gue bicara ama panitianya." Ucap Kenzo santai.
Adeva menggeleng cepat. "Ga usah Ken, lagian di kelompok gue ada kok cowo nya, gue juga sekelompok ama Liora."
"Iya gausa, soalnya nanti ganggu kelompok yang lain pasti." Timpal Sabrina.
Sedangkan Kenzo hanya mengangguk sebagai jawaban.
^*^
Setelah membacakan pembagian kelompok, mereka pun diminta untuk berkumpul dengan kelompok nya masing-masing.
Adeva dan Sabrina segera menghampiri teman-teman kelompoknya.
"Eh Untung kita sekelompok." Ujar Liora semangat.
"Iya nih haha." Timpal Sabrina.
"Ntar jangan ada yang pisah, harus jalan sama-sama." Titah Arga serius dan diangguki oleh Bara dan Aldo.
"Siap!" Balas mereka serempak.
Selang beberapa menit, panitia kembali berbicara melalui toa yang dipegangnya. "Mungkin kalian sudah berkumpul dengan kelompok masing-masing, oleh karena itu jurit malam kali ini akan segera dibuka. Ingat alat penerang yang boleh kalian bawa hanyalah senter dan handphone kalian
Berhubung disini lumayan luas, jadi setiap kelompok akan diberikan denah untuk bagian hutan yang akan di telusuri. Dan untuk jurit malam kali ini, setiap pos pemberhentian akan ada petunjuk untuk mencari sebuah benda yang ada di area pemberhentian.
Jangan lupa benda yang dicari harus dibawa kembali setelah menyelesaikan seluruh pos yang ada di denah, apabila barang kalian lengkap dan kalian cepat, maka itulah pemenang dari jurit malam kali ini. Paham?" Ucap panitia tersebut panjang lebar.
"PAHAM." Jawab siswa maupun siswi serempak.
"Baiklah Silahkan kalian menelusuri denah kalian masing-masing."
Setelah dipersilahkan, setiap kelompok pun mulai berjalan dengan mengikuti arah denah masing-masing.
^*^
Adeva dan kelompoknya menelusuri denah yang dipegangnya dengan hati-hati karena area yang akan mereka lewati lumayan gelap. Dengan teliti, akhirnya mereka menemukan pos pemberhentian pertama.
Bara maju dan menemukan potongan kertas. Tanpa berpikir panjang ia langsung membuka dan membaca potongan kertas tersebut. "Aku berada di dekat pohon mangga, dan aku berwarna hitam."
"Pohon mangga?" Guman adeva. Selanjutnya ia menoleh dan mendapati pohon mangga yang berada sekitar 3 meter dari tempat mereka berdiri. "Itu pohon mangga nya." Ucap Adeva sambil menunjuk pohon mangga yang dimaksud nya.
"Ayo kesana." Ajak Aldo dan mereka pun berjalan beriringan ke arah pohon mangga itu.
Liora mengambil bendera hitam yang tertancap di dekat pohon mangga itu. "Ini bukan si?" Tanya nya.
Bara mengangguk. "Kayaknya itu. Soalnya clue nya tadi warna hitam kan?"
"Iya kayaknya itu deh,soalnya itu doang benda warna hitam yang ada disekitaran sini." Timpal Dinda,teman sekelompok Adeva.
Setelah berdiskusi sebentar,akhirnya mereka memutuskan bahwa bendera hitam tersebut adalah jawaban dari clue pertama mereka. Mereka pun membawanya dan mulai mencari petunjuk kedua yang ada di denah mereka.
^*^
Disisi lain, kelompok Kenzo telah menemukan clue pertama mereka dengan mudah,yaitu bendera berwarna biru. Mereka pun lanjut untuk mencari clue yang kedua, tetapi dengan tidak sengaja kaki Yana tersandung batu yang mengakibatkan dirinya terjatuh dengan sedikit keras. Vania dan yang lainnya pun kaget karna menimbulkan suara yang sedikit keras.
"Aww!" Ringis Yana pelan. Sontak mereka semua langsung mendekat kearah Yana. "Lo gapapa?" Tanya Arvin cepat.
"Kaki gue sakit banget." Balas Yana.
"Lo kenapa bisa kesandung si?" Ujar Vania Panik.
"Sorry,gue galiat batu soalnya gelap."
"Yauda gapapa. Kita istirahat aja dulu." Balas Kenzo menenangkan keadaan. Roy mengangguk. "Iya tunggu kaki Lo baikan." Ucapnya.
"Sorry banget ya."
"Gapapa kali. Yauda kita duduk disana aja dulu." Usul Levan dan diangguki oleh yang lainnya. Mereka pun membantu Yana untuk berjalan kearah tempat yang ditujunya.
"Kalo masih sakit bilang. Jangan dipaksain ntar tambah parah." Ucap Naval setelah mereka duduk di batu besar dibawah pohon. "Iya." Jawab Yana seraya mengangguk patuh.
^*^
HALOO SEMUAANYAA
udah lama bgt bru up lagi maap yaa :)sekitar 3 bulanan author hiat sekarang bakal rajin up lagi deh xixi
jangan bosen yaa ama cerita adeva nya ^^
Thank u soo much all
Bintang nya jangan lupa di tampol ya🌚See u.
KAMU SEDANG MEMBACA
A D E V A [COMPLETE]
Teen Fiction📌[TYPO BERTEBARAN MOHON DI MAKLUMI] 📌[PENULISAN MASIH BERANTAKAN] Adeva Keyna Almetta. Kisahnya dimulai ketika kedua orang tuanya menitipkan dirinya kepada sahabat dekat bundanya. Ia mengira bahwa ia akan dijemput kembali oleh kedua orang tuanya...