HAPPY READING💕
^*^
Sesampainya di rumah sakit, Adeva berjalan beriringan bersama Roy menuju ruangan Kenzo. Ia juga telah menceritakan semua yang terjadi dengannya dan Kenzo sebelum ke arena balap tadi.
Sesampainya di ruang rawat Kenzo, Adeva dan juga Roy segera masuk kedalam ruangan tersebut.
Adeva memberi senyum kepada anggota inti Regaza. Anggota Regaza yang lainnya telah pulang sebelum ia datang dan itupun karna perintah dari Roy. Roy hanya takut mengganggu Kenzo karna terlalu banyak yang menjenguk nya, anggota Regaza pun mengerti akan hal itu.
Pandangan Adeva terhenti kepada seorang gadis yang berusia seperti dirinya. Gadis tersebut memberikan senyuman kepadanya dan dengan cepat Adeva langsung membalas senyuman gadis itu.
Tetapi Adeva rasa ada yang ganjal, karena senyuman gadis itu terlihat berbeda.
Mungkin...senyum terpaksa(?)
"Hai." Sapa gadis itu lembut. Adeva sempat terperangah karena kecantikan gadis dihadapannya ini.
Adeva pun tersenyum." Hai." Balas nya.
Arvin berdehem. "Va, dia cewe yang bawa Kenzo kesini." Ujarnya.
"Oh, makasih yah udah bawa Kenzo kesini." Balas Adeva tulus kepada gadis itu.
"Iya santai aja. Hmm kenalin gue Reva." Gadis yang bernama Reva itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya kearah Adeva.
Adeva membalas uluran tangan Reva. "Gue Adeva."
Sementara Roy,Levan,Naval dan Arvin hanya diam memperhatikan gerak gerik dua gadis di hadapannya. Sebelumnya, mereka juga telah berkenalan lebih dulu.
^*^
Saat ini Adeva sedang berada di toilet rumah sakit, ia sedang membersihkan tangannya dan mencuci wajahnya.
"Gerah banget." Gumannya pelan. Tak lama, pintu toilet terbuka. Adeva tidak memperdulikan itu, ia hanya terus mencuci tangannya saja.
"Lo beruntung banget." Ucap seorang gadis yang berada di samping Adeva. Sontak Adeva langsung mendongakkan kepalanya dan seketika ia melihat Reva di pantulan cermin.
Adeva tersenyum simpul. "Beruntung kenapa?" Tanyanya bingung.
"Lo dikelilingi sama cowo ganteng, perhatian, cool dan banyak kelebihan lainnya." Balas Reva dengan nada yang terdengar iri.
Adeva terkekeh. "Mereka semua sahabat gue."
"Cuih. Lo sok cantik banget yah, padahal diliat dari segi apapun, gue lebih segalanya dari elo." Sinis Reva tiba-tiba dengan suara lantang.
Adeva hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya. Karna menurutnya, Reva memang lebih segalanya dari dirinya.
Adeva berjalan keluar toilet, tetapi suara teriakan Reva menghentikan langkahnya.
"Lo ga sopan banget sih, gue lagi bicara sama lo, emang gitu yah cewe kalo murahan, rasa hormat nya ga ada." Teriak Reva geram.
Adeva berbalik, menatap wajah Reva dalam. "Iya." Balasnya singkat dan langsung melenggang pergi dari toilet membuat Reva kembali kesal dengan sikapnya.
^*^
Adeva kembali dari toilet, dan sekarang ia telah bergabung kembali bersama Roy, Levan,Naval dan Arvin.
Saat mereka sedang berbincang-bincang di sofa yang berada di ruangan Kenzo, seorang dokter datang dan bersamaan dengan Reva yang baru saja kembali dari toilet.
"Maaf, Saudara Kenzo kekurangan banyak darah,maka dari itu kami membutuhkan pendonor darah secepatnya sebelum sesuatu buruk terjadi." Jelas dokter tersebut yang langsung membuat Adeva dan yang lainnya berdiri seketika.
Reva yang mendengarnya pun langsung angkat bicara. "Saya saja dok, golongan darah saya A." Ucapnya cepat. Reva takut ia di kalah cepat oleh Adeva.
Dokter tersebut menggeleng. "Tapi darah yang dibutuhkan adalah darah B." Jawab dokter tersebut, dan seketika wajah Reva menjadi murung.
"Golongan Darah B di rumah sakit ini sangat kurang. Jadi kita harus mencari pendonor darah secepatnya." Lanjut dokter tersebut.
"Ya udah kalo gitu biar saya saja yang mencarikan pendonor nya dok." Ucap Reva dengan semangat. Levan dan Roy saling lempar pandang dan setelahnya mereka menggeleng pelan.
"Apa diantara kalian ada yang bergolongan darah B ?" Tanya dokter tersebut. Seketika semuanya menggeleng. Kecuali Adeva.
Adeva berdehem."Mmm, saya golongan darah B,Dok. Reva lo ga perlu susah-susah buat cari pendonor."Ujar Deva kepada Reva. Reva melemparkan tatapan tidak sukanya kepada Adeva.
"Baiklah kalo begitu, apakah anda siap untuk melakukan transfusi darah?" Tanya dokter itu lagi.
Adeva mengangguk mantap.
"Lo gapapa,Va? Kita bisa cari pendonor lain kalo lo gabisa." Tanya Levan lembut.
Adeva menggeleng. "Gue gapapa, lagian kalo kalian cari pendonor lain, takutnya kondisi Kenzo semakin memburuk Karena lama mendapat pendonor." Balas Adeva dengan nada khawatir. Ia juga sempat melirik kearah Kenzo yang terbaring diatas brankar rumah sakit.
"Kalo begitu, tolong anda ikut dengan saya untuk menandatangani surat persetujuan." Ucap dokter tersebut.
"Gue pergi dulu." Pamit Adeva pada yang lainnya.
^*^
Setelah menjalani transfusi darah, Adeva kembali keruang rawat Kenzo. Ia melihat semuanya masih berada di ruangan tersebut, kecuali Reva. Ia sama sekali tidak melihat Reva di ruangan itu.
"Eh Va, lo gapapa kan?" Tanya Roy yang melihat Adeva berjalan lunglai memasuki ruang rawat.
"Ada yang sakit,Va?" Tanya Naval.
Adeva berjalan mendekati Roy dan yang lainnya, ia mendudukkan bokong nya di samping Arvin.
"Gue gapapa,santai." Balasnya lembut.
"Lo ga capek? Mau gue antar balik?" Tawar Levan.
Adeva menggeleng. "Gue masih mau disini." Ucapnya sambil memperhatikan Kenzo yang masih berada dialam bawah sadarnya.
"Eh Reva mana?" Lanjut nya lagi.
"Dia udah pulang. Gue antar sebagai ucapan terima kasih." Balas Arvin. Tadinya ia menolak untuk mengantar Reva, tetapi karena suruhan Levan akhirnya ia pun mengantar Reva pulang. Lagian Reva juga sudah berbaik hati membawa Kenzo ke rumah sakit.
Sedangkan Adeva hanya membalasnya dengan anggukan. Dan jangan lupa dengan masalah Adeva dan Kenzo. Roy telah memberitahukannya kepada Levan,Naval dan juga Arvin.
"Gue belum ngabarin keadaan Kenzo ke tante Diana sama om Rian. Soalnya gue takut nanti Kenzo malah tambah marah kalo gue tanya tante Diana tentang keadaannya." Ucap Deva pelan.
Arvin mengelus bahu Deva pelan."Lo pucat. Mending lo pulang aja." Ucapnya dan mendapat anggukan dari yang lainnya.
"Ntar gue yang jemput lo ke sekolah besok, trus abis dari sekolah kita langsung jenguk Kenzo lagi." Ucap Roy.
"Ayo gue Anter. Udah malem banget soalnya." Levan berdiri dari duduknya.
Adeva menghela nafas pelan. "Ya udah, gue balik duluan yah, tadi tante Diana juga nelfon gue." Ujar Adeva memberitahu.
"Iya, lo hati-hati." Adeva hanya mengangguk pelan dan mengikuti Levan yang tengah berjalan kearah pintu ruangan.
^*^
helluwww
mulai dari part ini konflik-konflik
udah muncul yaaSo, jgan lupa vomen nya xixi
See u.
![](https://img.wattpad.com/cover/219979237-288-k291159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A D E V A [COMPLETE]
Teen Fiction📌[TYPO BERTEBARAN MOHON DI MAKLUMI] 📌[PENULISAN MASIH BERANTAKAN] Adeva Keyna Almetta. Kisahnya dimulai ketika kedua orang tuanya menitipkan dirinya kepada sahabat dekat bundanya. Ia mengira bahwa ia akan dijemput kembali oleh kedua orang tuanya...