Epilog

11.6K 424 25
                                    


Author sengaja buat epilog xixi
Biar ga ngegantung banget yee kann

HAPPY READING💕

^*^

Adeva mengamati gundukan tanah yang masih basah itu dengan mata sembab. Kemudian ia beralih menatap batu nisan yang bertuliskan 'Varel Ezekiel bin Zander' itu.

"Gue belum bisa maafin diri gue sendiri."

"Maaf udah kasar." Lirih Adeva.

Selanjutnya, Kenzo mengajaknya untuk pulang karena yang lain tengah menunggunya diluar area pemakaman.

"Balik yu,Va." Ajak Kenzo lembut.

Adeva mengangguk pelan. "Gue pulang dulu, nanti kapan-kapan kesini lagi." Pamit Adeva kepada nisan Varel. Ia pun segera berjalan keluar area pemakaman bersama Kenzo.

^*^

Saat ini, semuanya tengah berkumpul di kediaman Davisson. Diana, Rian, Kenzo, Liora, Adeva, Jelin dan Zander, mereka sedang berada diruang tamu saat ini.

"Semuanya udah lewat, Varel juga udah tenang disana. Mamah mohon, maafin mamah,sayang." Ucap Jelin kepada Adeva.

"Kamu udah taukan? Kenapa selama ini mamah lebih milih temenin Varel daripada ketemu kamu. Mamah minta maaf." Lanjut Jelin lagi.

Adeva mengangguk seraya menghampiri Jelin. "Deva juga minta maaf, mah. Deva udah salah paham." Detik berikutnya, Adeva langsung memeluk Jelin erat. Jelin terkejut, setelah beberapa tahun, akhirnya ia bisa memeluk putri nya itu. Sedangkan Diana, Rian, Kenzo, Liora dan juga Zander yang melihat itu seketika tersenyum.

"Jadi, kamu udah maafin mamah kan?"

Adeva mengangguk. "Deva bener-bener rindu sama mamah."

"Mamah juga,sayang." Jelin mengecup kening Adeva dan dibalas senyuman oleh gadis itu.

"Ehem." Diana berdehem membuat semua menatap dirinya.

"Kita ga diajak pelukan, nih?" Sindir nya seraya terkekeh. Jelin menggelengkan kepalanya lalu beralih memeluk sahabat nya itu. "Makasih. Makasih udah ngejaga Adeva sampai saat ini." Ujar Jelin tulus.

Diana tersenyum. "Adeva udah kayak anak aku sendiri, Lin."

"Pen ikut peluk-pelukan jugaaa." Rengek Liora tiba-tiba. Semuanya pun terkekeh akan tingkah gadis itu.

"Sini, sayang." Ketika Liora mendekat, Diana kembali berucap. "Kalian juga sini." Seketika semuanya mendekat dan saling memeluk satu sama lain.

"Aku sayang kalian."

^*^

Malam ini, anggota regaza dan juga voster kini tengah berada di basecamp regaza. Sebelumnya, Kenzo telah menghubungi Adren untuk bertemu dengan anggota voster.

"Sorry mendadak." Ucap Kenzo membuka pembicaraan.

"Santai." Balas Adren.

"Oke langsung aja." Kali ini Arvin yang berbicara.

"Beberapa hari yang lalu, kita udah damai." Lanjut Arvin lagi.

"Kenzo juga dapet amanah."

Kenzo mengangguk. "Gue udah ngomong sama anggota regaza dan mereka setuju kalo kita gabung." Mendengar penuturan Kenzo yang tiba-tiba mengajak bergabung, seluruh anggota voster saling bertatap satu sama lain.

Adren pun berucap. "Sebelum Varel pergi untuk selamanya, dia minta kita buat gabung sama regaza setelah dia pergi nanti. Dia tau lo adalah pemimpin yang baik, maka dari itu dia nitip kita ke elo." Jelas Adren dan diangguki oleh anggota voster yang lainnya.

Roy terkekeh. "Jadi, musuh bebuyutan ini bersatu, nih?" Mendengar nada mengejek dari Roy, membuat semuanya tertawa. Ntahlah, Roy memang ahlinya dalam membuat suasana riuh.

"Woi! Gue dah jadi bagian dari regaza,nih." Seru Reza, salah satu anggota voster sembari tertawa. Mereka pun heboh seketika sebelum akhirnya suara Kenzo menginstrupsi mereka.

"Ngga." Ucap Kenzo tiba-tiba membuat semuanya diam seketika.

Kenzo berdiri. "Sekarang kalian udah jadi bagian dari regaza. Yang artinya sebagian dari anggota regaza adalah anggota voster." Kenzo menjeda ucapannya.

"Dengan begitu, gue gaboleh egois dengan memasukkan nama regaza seutuhnya."

"Varel udah jadi pemimpin yang bertanggung jawab buat voster. Ga mungkin gue ngilangin voster gitu aja." Lanjut Kenzo lagi.

"Lalu?" Beo Naval.

Kenzo tersenyum miring seraya menatap semuanya seraya bergantian. "Sekarang kita bukan regaza lagi, melainkan 'REVOS' " Ujar Kenzo tegas.

"Re-regaza Voster?" Tanya Adren dan diangguki oleh Kenzo. Detik berikutnya, mereka kembali riuh.

"Gue salut sama lo."

"Ga salah Varel nitipin kita ke elo, Ken."

"Ketua gue emang otaknya diatas rata-rata."

Kenzo tersenyum. "Udah tugas gue."

"Dengan begitu, Regaza maupun voster tidak hilang ataupun bubar, melainkan bersatu." Titah Levan lantang dan mendapat anggukan antusias dari semuanya.

Kenzo mendekat kearah Adren sembari mengulurkan tangannya. Adren dengan senang hati menjabat uluran tangan Kenzo. "Revos." Ujar mereka berdua. Setelahnya, mereka pun saling berpelukan dan ber-tos ala seorang pria.

"REVOSS?!"

"TIDAK AKAN ADA STABILITAS TANPA SOLIDARITAS!"

"AKAN ADA CERITA DISETIAP KILOMETERNYA!" Teriak mereka bersemangat.

Kini, masalah telah usai.

Seseorang yang sepatutnya bahagia, telah bahagia disana.

Dan yang sepatutnya mendapatkan balasan, telah berada di dalam jeruji besi.

Hidup memang seperti itu, ada kalanya kita sedih dan bahagia.

"Jadilah pribadi yang menantang masa depan. Bukan pengecut yang tinggal di zona aman." -Kenzo Davisson.

"Hargai semua yang anda miliki, sebelum semuanya berubah menjadi rasa penyesalan." -Adeva Keyna Almetta.

"Bukan dia yang mengecewakan mu, tapi kamu yang terlalu berharap." -Naval Atalarik.

"Senyum itu ibadah. Tapi kalo lebih itu kode." -Roy Alexander.

"Semua akan kembali pada waktunya." -Arvin Aillino.

"Percaya diri itu baik. Tapi, sadar diri lebih baik." -Levan Alvaro.

"Pergi itu bukan pilihan, melainkan sebuah keharusan." -Kevin Rivero.

"Nanti kalo gue udah gaada, kalian boleh ikut ngubur. Tapi janji jangan nangis, ya." -Varel Ezekiel.

SELESAI

aaaaa epilog udah kelarrr!!
makasih buat yang udah ngikutin cerita ini <3

See u.

A D E V A [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang