Part 16

5.9K 391 0
                                    

HAPPY READING💕

^*^

Disisi lain, Kenzo dan Reva tengah duduk di bangku taman belakang sekolah. Kenzo yang mengajak Reva kesini dan itu membuat Reva tersenyum senang.

"Ada apa,Kenzo?" Tanya nya lembut pada Kenzo yang duduk disamping nya. Saat ini Reva sedang menatap Cowo itu dalam. Sedangkan Kenzo, memfokuskan pandangannya kedepan.

"Nih cowo beneran manusia kan? Kok ganteng banget." Batin Reva.

Kenzo berdehem. "Lo udah dapat informasinya?" Tanyanya To The Point.

Reva mengerucutkan bibirnya kesal. "Gue kira apaan, ternyata cuman itu doang." Ucapnya membatin.

Sedetik kemudian, ia kembali menetralkan raut wajahnya. "Aku denger kalo anak Gastro lagi ngerencanain sesuatu buat regaza."
Ucapnya memberitahu.

"Rencana?Apa?"

"Aku kurang tahu, itu pun aku denger dari temen sekelas Vano." Balas Reva.

Kenzo tersenyum miring."Oke." Ucapnya dan langsung beranjak meninggalkan Reva yang tengah menatap nya kesal karna meninggalkan dirinya.

^*^

Pukul 20.00

Adeva tengah kedatangan tamu bulanan nya malam ini, dan stok pembal*t nya pun hampir habis. Ia pun memutuskan untuk pergi ke supermarket depan komplek untuk membeli barang tersebut.

Adeva berjalan menuruni anak tangga, dan saat itupun ia melihat Diana,Rian dan Kenzo tengah bersantai di ruang tengah. Adeva berjalan mendekati Diana.

"Tan, Deva ijin keluar sebentar yah." Pamit nya kepada Diana.

"Kemana sayang? Ini udah malem loh." Tanya Diana lembut.

"Ke supermarket depan komplek doang kok Tan, Deva lagi datang bulan soalnya."Balas Adeva sembari terkekeh.

"Yauda kalo gitu Kenzo temenin kamu." Ucap Rian tiba-tiba membuat Adeva langsung melirik kearah Kenzo.

"Ngga usah om, Deva bentar doang soalnya." Tolak nya pelan.

"Serius kamu gapapa sendiri?"

"Iya tante."

Diana tersenyum. "Kamu hati-hati." Adeva pun hanya mengangguk dan mulai berjalan keluar rumah. Sedangkan Kenzo, dirinya diam-diam memperhatikan punggung Adeva yang semakin lama semakin menjauh dan hilang dibalik pintu besar ruang utama.

Adeva berjalan santai kedepan komplek perumahan, saat ia sudah sampai di gerbang komplek, ia langsung disapa oleh satpam yang menjaga malam ini.

"Eh,Neng Deva mau kemana?" Tanya satpam itu.

Adeva tersenyum. "Mau ke supermarket pak." Balas Adeva.

"Ouh, hati-hati yah Neng." Satpam tersebut langsung membukakan gerbang untuk Adeva, dan Adeva pun langsung berjalan menuju ke supermarket depan komplek.

Ditengah perjalanan, Adeva melihat ada kerumunan orang di seberang jalan. Karna penasaran, ia pun segera menghampiri kerumunan tersebut.

Setelah berada diantara kerumunan tersebut, akhirnya Adeva bisa menyimpulkan bahwa telah terjadi kecelakaan. Kata orang-orang sekitar,ini adalah tabrak lari.

Adeva melihat mobil yang Sudah tidak utuh lagi dan seorang perempuan yang baru saja di keluarkan dari dalam mobilnya. Ia mengamati perempuan yang masih bergerak menahan rasa sakit itu. Dan betapa terkejut nya ia saat menyadari bahwa perempuan itu adalah Lisa.

Adeva segera menerobos kerumunan dan menghampiri Lisa yang sudah belumuran darah.

Adeva memangku kepala Lisa. "Lisa lo kenapa?" Tanya Adeva panik sambil melihat darah di bagian kepala Lisa.

"Hey? Lo bisa denger gue,kan?"

Lisa berusaha menahan matanya agar tidak tertutup. "De-dev-va to-long, i-ini sa-kit." Ucapnya menahan sakit setelah akhirnya ia tidak sadarkan diri.

Adeva panik. Bahkan sangat panik. Ia melihat orang-orang yang masih mengerumuninya.

"Tolong panggilkan ambulans." Pinta Adeva sedikit teriak,ia sangat panik saat ini. Belum lagi darah yang terus keluar dari kepala Lisa.

^*^

Sesampainya di rumah sakit, Lisa segera mendapat Penanganan medis di UGD. Sedangkan Adeva tengah menunggu di depan ruangan tersebut sambil mengotak Atik handphone Lisa. Ia tadi sempat mengambilnya untuk menelefon keluarga Lisa.

Akhirnya ia mendapat nama kontak yang bertuliskan 'Mamah' di handphone Lisa. Tanpa berpikir panjang, ia segera menelefon nomor tersebut.

"Halo sayang." Ucap seseorang wanita paruh baya dari seberang telfon.

"Ha-halo tante. Saya teman nya Lisa." Jawab Adeva gugup.

"Oh. Jadi Lisa nya Dimana?"

"Lisa mengalami kecelakaan, tante datanglah kesini di rumah sakit Medina."

"Apa?! Kamu serius? Baiklah saya akan segera kesana."

Tut...tut...tut...

Sambungan telepon pun terputus. Adeva sangat ketakutan apalagi saat melihat kondisi Lisa yang sedang kritis.

Setelah beberapa saat menunggu, kedua orang tua Lisa datang dan segera menghampiri Adeva.

"Bagaimana keadaan Lisa?" Tanya seorang pria paruh baya yang Adeva yakini ayah dari Lisa.

"Saya belum tahu om, dokter masih menangani Lisa." Jawab Deva pelan.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa tiba-tiba Lisa kecelakaan?" Panik seorang wanita paruh baya yang berada di samping pria paruh baya tadi.

"Maaf tante. Saya juga baru datang waktu mobil yang dikendarai Lisa udah ga utuh."

Ibunda Lisa terlihat sangat khawatir, ia menangis di dalam pelukan suaminya.

"Kamu pulang lah, ini sudah malam. Dan saya sangat berterima kasih karna kamu telah menolong anak saya." Ucap sang ayah. Adeva mengangguk sambil tersenyum, ia kemudian beranjak dari tempat nya dan pergi meninggalkan rumah sakit. Ia ingin pulang, bahkan Adeva juga sudah melupakan tujuan awalnya untuk keluar rumah.

"Apa mamah sama papah bakal khawatirin gue kalo gue sakit juga?" Batin Adeva. Jujur ia sangat iri kepada orang-orang yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Meskipun beberapa tahun belakangan ini Diana dan juga Rian memberinya banyak perhatian.

^*^

Sesampainya di kediaman Davisson, Adeva berjalan pelan masuk kedalam rumah. Dan ia disambut dengan suara khawatir dari seorang Diana.

"YaAllah Deva...kamu dari mana sayang? Itu kenapa banyak darah di baju kamu?" Tanya Diana khawatir membuat Rian dan juga Kenzo berjalan kearah Adeva dan mereka juga terlihat terkejut dengan keadaan Adeva sekarang, bajunya dipenuhi dengan bercak darah.

Adeva mendongak. "Deva gapapa ko Tan. Cuman Deva tadi Abis nolongin temen Deva yang kecelakaan." Jawabnya. Terdengar suara helaan nafas lega dari Diana.

"Tapi siapa temen kamu yang kecelakaan?"

"Namanya Lisa." Balas Adeva lalu melirik Kenzo. Kenzo terlihat cuek dengan apa yang dikatakannya.

"Jadi sekarang dia udah ditanganin ama dokter kan?"

"Iya tante."

Diana menghela nafas. "Syukurlah kalo begitu. Yaudah kamu sana ganti baju." Pinta nya dan mendapat anggukan dari Adeva. Ia kemudian berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya.

^*^

Janlup vote dan komen nyaaa bunddd

See u.

A D E V A [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang