TAEHYUNG POV
"Ayah...ayah...!! Ibu ayah...!! Cepat tolong dia...!!"
Tangan kecilku berusaha menarik narik tangan ayahku yang tengah asik menari di bar kumuh milik kami. Seorang wanita dengan pakaian berbahan tipis,dan baju itu hanya sepanjang menutupi bokong besarnya. Dia bergelayut manja,asik menggesek bokong miliknya pada bagian sensitif ayahku. Jika bukan karena aku tidak ingin ibu mati,aku tidak akan pernah sudi masuk dalam bar kumuh milik ayahku ini.
Usiaku 10 tahun,dan aku sudah cukup mengerti dengan semua dunia gelap yang kulihat yang terus berputar di sekelilingku.
Namaku Taehyung. Kim Taehyung. Tidak ada satu anakpun yang bisa memilih dari rahim mana dia dilahirkan. Begitu juga denganku. Bar kecil yang kumuh menjadi atapku dan saksi bagaimana aku tumbuh. Satu persatu mencoba mencerna setiap hal yang terjadi di depan mataku.
Ayahku adalah seorang bajingan. Bar kecil kumuh miliknya dia gunakan untuk semua hal menjijikan yang pernah aku lihat. Dia menjual gadis gadis remaja untuk dilacurkan,menjuak minuman keras yang dipalsukan,perjudian,prostitusi,narkoba hingga menjadi hal yang sudah begitu 'ramah' untuku. Toh semua itu tidak membuat ayahku menjadi kaya,pun sebaliknya dia justru terlilit banyak hutang pada rentenir busuk penghisap darah.
Sementara ibuku,sejujurnya aku tidak lebih menyukainya lebih dari ayahku. Dia adalah wanita lemah yang hanya bisa menuruti kemausn gila ayahku. Bahkan dia tidak bisa melindungi aku dan adiku saat ayah kami sering kali menghajar kami tanpa sebab hingga membuat kami terkapar berkali kali. Dia hanya akan berdiri mematung sambil sesekali menyeka air matanya. Memuakan!
Ayahku menolak mengakui Eun Ha sebagai anaknya. Dia bersikukuh jika Kim Eun Ha adalah benih dari salah satu pria hidung belang yang tertanam di rahim ibuku. Tentu saja itu mungkin,toh memang ayahkulah yang sering kali menjual ibuku,istrinya sendiri pada pria pria tua di bar setiap kali dia kalah berjudi.
Malam ini ibuku mengalami perdarahan hebat. Ini sudah ke tiga kalinya dalam setahun dia mengalami perdarahan. Dan anehnya anak berusia 10 tahun sepertiku sudah paham jika ibuku kembali mengugurkan kandungannya,benih dari pria pria yang menidurinya dengan paksa.
"Ayah...ibu pingsan di kamar mandi,dia pendarahan lagi,dia bisa mati ayah...!"
Suaraku setengah menjerit berharap bisa mengalahkan kerasnya speaker rongsokan yang memutar lagu murahan.
"Ayah..ayah...!!"
"Aarrggghhhhh...!!! Dasar bajingan kecil !!!"
Kepalan tangannya yang besar berhasil mendarat dipipiku. Aku tersungkur mundur menabrak beberpa meja dan kursi.
Bajingan itu tak bergeming,dia kembali menari liar sambil meremas seluruh bagian tubuh pelacur itu.
Aku belum menyerah,satu satunya yang ada dalam otaku adalah tangisan pilu Eun Ha sambil memeluk tubuh lemah ibuku.
Terlepas dari segala busuknya takdir hidupku,Eun Ha adalah satu satunya orang yang kuperdulikan di dunia ini. Aku hanya ingin melindunginya,tawa polosnya seolah menjadi lentera kecil di gelapnya jalan kehidupan kami.
"Ayah...aku mohon tolong ibu !!! Bawa dia ke Rumah Sakit!! Cepat ayah!!"
Terikanku sambil memeluk ke dua kakinya. Sebenarnya aku tidak terlalu berharap banyak. Dan benar semua yang justru terjadi adalah apa yang selalu terjadi.
Dia menendang tubuh ringkihku hingga jatuh tersungkur dan terlentang,tak berhenti,bajingan itu menginjak dengan keras bagian dada dan perutku hingga aku bisa mendengar beberapa tulang rusuku yang patah. Darah segar keluar dari mulutku. Aku rasa malam ini dia benar benar akan membunuhku.
"Kakakk....kakakk...."
Samar aku mendengar teriakan suara kecil Eun Ha. Tangis pecahnya semakin nyata terdengar saat dia memeluk tubuh sekaratku.
"Bawa bajingan kecil ini pergi dari hadapanku kalau kau masih ingin dia hidup!!!"
Teriak ayahku membuat tubuh kecil Eun Ha bergetar.
Tangan kecil Eun Ha mencoba menopang tubuhku,tapi dia hanyalah seorang gadis kecil berusia 7 tahun. Kekuatanya tidak mampu menopang tubuhku.
Eun Ha hanya bisa menyeret tubuhku perlahan sambil terus menangis .
"Jangan mati kak...aku mohon jangan mati..."
Dia terus memohon padaku disela tangisanya,memintaku bertahan dan tidak mati meninggalkanya.
Entah bagaimana Eun Ha berhasil mendapatkan bantuan dari seseorang dan membawa aku dan ibu ke rumah sakit.
Aku mengalami patah di bagian dua tulang rusuku,memar di usus yang mengharuskan aku menjalani operasi.
Sementara ibuku,karena dalam setahun dia mengalami tiga kali keguguran,rahimnya sudah cukup rusak. Dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim ibuku.
Ibuku pulih lebih cepat,sementara aku harus menjalani perawatan lebih dari dua minggu di rumah sakit.
Hari ini tepat 18 hari aku menjalani perawatan,dan akhirnya aku diizinkan pulang. Ibu dan Eun Ha menjemputku dari rumah sakit.
Kami semua terdiam,saat taxi yang kami tumpangi melaju dengan cepat.
"Ibu..."
Aku mencoba membuka pembicaraan,mencoba mengatakan untuk kesekian kalinya,berharap kali ini ibu mau mendengarkan aku.
"Ayo kita pergi bu...ayo kita pergi sejauh mungkin dari tempat itu. Kita bisa mulai hidup baru di tempat yang jauh dari neraka itu bu!"
"Aku tidak mendengarmu Taehyung.."
"Ibu...!! Bajingan itu nyaris membunuhku,kenapa ibu masih ingin tinggal bersamanya??!!"
"Kamu hanya anak kecil,jadi diamlah!!"
"Ibu...dia tidak pernah memperlakukanmu sebagai istri,dia hanya menganggapmu pelacur. Jika dia bisa menjualmu,dia juga bisa menjual Eun Ha suatu hari nanti!!"
"Taehyung...!! Tutup mulutmu dan diamlah!! Ibu tidak ingin mendengar apa apa lagi !!"
Begitulah ibu,aku tidak bisa memahami bagaimana jalan pikirannya.
Aku hanyalah anak berusia 10 tahun yang tidak bisa melakukan apa apa selain menyerah dan menurut untuk kembali ke dalam neraka itu.
******
Di chap awal aku ceritain tentang masa kecil Taehyung sampai membentuk Taehyung dewasa yang kejam dan berdarah dingin ya..
Nanti aku juga ceritain kehiduoan Jennie kecil sebelum masuk kehidupan dewasa mereka dan menghadapi berbagai macam konflik nantinya.
Please supportnya,thanks🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/288237976-288-k143357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive You (pengampunan)
FanfictionTakdir mempertemukan mereka untuk saling menghancurkan satu sama lain hingga jatuh bersama kedasar kehancuran. Namun keadaan justru membuat mereka saling berpegangan,saling menguatkan dan akhirnya saling menyelamatkan satu sama lain. "Wanita wanita...