#6 Sebuah Awal

500 84 3
                                    

Sejak saat itu Ja dan First memiliki hubungan yang begitu baik dan dekat, Ja pun tak sungkan menyebut first sebagai saudaranya dihadapan teman-temannya.

Hidup mereka tampak bahagia dan nyaman satu sama lain hingga mereka lulus sekolah dan mulai kuliah di kampus yang sama.

---

"Ayah ingin bicara apa dengan kami ?" Tanya Ja yang duduk di sofa bersama first dan ibunya.

Ayah Ja menatap Ja lalu menatap first dan kemudian melihat kearah istrinya.

"Jadi ada yang ingin ayah sampaikan pada kalian" ucap ayah Ja.

"Perusahaan ayah yang ada di Jepang mengalami beberapa masalah, ayah sudah berusaha untuk memperbaiki masalah itu dari sini, tapi..."

"Sepertinya itu tidak berguna. Ayah harus langsung ke Jepang untuk memperbaiki masalah di perusahaan disana" jelas ayah.

"Kalau begitu ayah harus pergi,kalau ayah sudah mengatakan hal ini, pasti itu sudah dalam masalah besar" jawab Ja.

"Apa kami juga harus ikut ?" Tanya Ja.

"Ayah ingin kalian tetap kuliah disini, karena bagaimanapun ayah dijepang juga tidak akan tinggal lama."

"Berapa lama yah ?" Tanya first.

"Ya kalau masalah cepat selesai. Mungkin sekitar 2-3 tahun" jawab ayah.

"2-3 tahun itu lama ayah ? Bagaimana bisa kamu menyebutnya tidak lama" jawab ibu.

"Ini masalahnya. Ibu kalian tidak mau meninggalkan kalian disini"
"Hanya berdua" ucap ayah.

"Dia lebih memilih meninggalkan ayah dan membiarkan ayah sendiri kejepang" ucap ayah.

"Tidak seperti itu ayah. First dan Ja mereka tidak mungkin bisa tinggal berdua dalam waktu 2 atau 3 tahun."
"Mereka butuh aku atau kamu." Ucap ibu.

"Bu" panggil Ja.

Semua mata menatap Ja.
Ini kali pertama Ja memanggil ibu first dengan sebutan Ibu.

Semua tampak tercengang, melihat bagaimana perubahan Ja yang bisa menerima Ibu first dengan memanggilnya dengan sebutan ibu.

"Kamu memanggil ku apa ja ?" Tanya ibu memastikan bahwa apa yang ia dengar tidak salah.

"Ibu.." panggilnya.

Mata ibu first berkaca-kaca,ia tampak terharu melihat Ja akhirnya memanggilnya dengan sebutan ibu.

"Tidak apa-apa. Kami sudah dewasa. Tidak masalah jika hanya kami tinggal berdua dirumah" ucap Ja.

"First yang bisa masak dan aku bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Kami bisa saling membantu" ucap Ja.

"Benar Bu."
"Tidak apa-apa. First dan P'ja baik-baik saja" ucap first.

"Benar?" Tanya ibu.

First dan P'ja mengangguk bersamaan.

Akhirnya dengan berat hati Ibu dan ayah Ja memutuskan pergi kejepang meninggalkan Ja dan First di Thailand.

In the End (Ja First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang