POV First
Setelah kelulusan, aku diminta langsung
oleh Ja untuk bekerja dibagian keuangan.Ini adalah hari pertama dimana aku bekerja.
"Sudah siap?" Tanya Ja
"Emm" jawab aku tak yakin
Ja lalu membuka pintu mobilnya.
"Terima kasih" ucap ku lalu masuk kedalam mobil.
Sepanjang jalan tampak ku tak tenang, ia tampak khawatir karena hari pertama ia bekerja.
Mengetahui hal itu Ja lalu menggapai tangan ku, tampak tangan ku terasa dingin.
Aku menoleh kearah Ja.
"Sekhawatir itu ?" Tanya Ja
"Iya phi, bagaimana kalau aku tidak bekerja dengan baik ?"tanya ku
"Kamu sudah melihat beberapa hal diperusahaan ? Kamu pasti bisa bekerja dengan baik. Melakukan kesalahan 1 atau 2 kali itu hal biasa" ucap Ja meyakinkan diriku.
"Aku membawamu keperusahaan karena aku tahu kamu bisa memberikan hal yang terbaik" ucap Ja.
"Bagaimana jika tidak ?" Tanya ku lagi.
"Tidak masalah. Aku tidak akan marah padamu" ucap Ja.
Aku tersenyum, aku merasa beruntung karena Ja begitu menjagaku dan merawatku dengan baik, hal ini yang membuat ku lupa bahwa ada hal yang menakutkan diluar sana.
°°°°
Ja membawaku kedivisi keuangan dan memperkenalkan ku pada karyawan lain.
"Mohon bantuannya, karena saya karyawan juga jadi mohon bimbingannya" ucapku pada rekan baru.
"Dan juga jangan bersikap segan karena aku adalah saudara tiri dari tuan Ja" ucapku
Mereka menerimaku dengan baik dan memperlakukan ku layak seperti karyawan baru lainnya.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, ini hari keduabelas aku bekerja, tepat hari ini juga aku meminta ijin untuk membawa ayah check up bersama ibu.
Sesampainya dirumah sakit, kami berjumpa Chai.
"Hallo paman, bibi apa kabar" sama Chai.
"Oh Chai.. baik. Bagaimana denganmu ?" Tanya ayah.
"Chai juga."
"Hari ini jadwal check up ?" Tanya Chai."Iya.. kamu sampai hapal jadwal paman " ucap ayah.
"Iya paman" ucap Chai.
"Kita bicara lagi nanti ya, paman sudah ditunggu" ucap ayah yang pamit pergi bersama ibu.
Chai melirik keberbagai arah, seakan mencari seseorang.
Matanya berhenti menatap, ia menemukan orang yang ia cari.
"P'chai" sapa ku
Chai tersenyum.
"Sepertinya kamu sibuk ?" Tanya Chai.
Kami duduk dikursi tunggu dengan segelas kopi yang Chai berikan padaku.
"Iya phi, aku mulai bekerja di perusahaan ayah" jawabku.
Chai mengangguk mengerti, sesaat kami tak berbicara, sampai akhirnya Chai menatapku.
"Soal beberapa waktu lalu, kenapa dirimu tiba-tiba menyemangati ku ?" Tanya Chai
Aku menatap Chai lalu tersenyum.
"Apa tidak boleh ?" Tanyaku."Tidak.. maksud ku boleh.. maksudku..."
Ucap Chai terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the End (Ja First)
Fiksi PenggemarBagaimana jika Jatuh Cinta akan membuat terluka ? Ja dan First adalah Saudara tiri yang mulai mengembangkan perasaan mereka. Dengan perasaan yang dirahasiakan itu, suatu hari hubungan mereka terbongkar. Ibu dari First yang menyadari itu mulai menjau...